46 • Sufrimiento

11.3K 801 82
                                    

[Empat Puluh Enam]

Sufrimiento adalah Bahasa Spanyol yang memiliki arti penderitaan.

🙈🙉

Chica benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Dia tidak menyangka Rena yang menjadi pelaku terror ini.

"Re ... Ren, lo mau ngapain?" Chica melihat Rena terus mendekati ke arahnya sambil membawa pisau.

"Apa, ya? Buat lo tersiksa mungkin," ujar Rena dengan enteng, tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Rena yang langkahnya semakin maju, membuat Chica semakin mundur. Chica benar-benar takut dengan Rena saat ini.

"Kenapa lo lakuin ini? Gue ga pernah gangguin kehidupan lo, Ren," ujar Chica.

Chica merasa di hadapannya seperti bukan Rena. Melainkan iblis yang menjelma menjadi Rena.

"Kenapa? Lo masih nanya kenapa? Ckck, emang ga pantes hidup!" Rena menarik rambut Chica dengan kencang.

"Rena! Le ... lepasin rambut gue! Aw! Sakit, Ren! Gue mohon jangan gini. Aw!"

Rena tersenyum sinis melihat Chica yang memohon kepadanya untuk melepaskan rambutnya. "Sakit? Ini semua ga sebanding sama rasa sakit di hati gue!"

"Ren, kau lo ada masalah, lo bisa cerita ke gue atau yang lain. Buk--AW! SAKIT!" Chica merasa kepalanya mulai pusing. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Rena memperkencang tarikan rambut Chica. Dia rasanya ingin merobek mulut perempuan di hadapannya sampai lebar.

"Ga usah sok ceramahin gue! Gue sama sekali ga butuh ceramah lo, perusak hubungan orang! Lo sama ibu lo itu sama! Sama-sama ga punya otak! Bisanya cuma ngerebut kebahagiaan orang!" Rena menyilet lengan Chica dengan pisaunya.

"AW! SAKIT, REN! Please jangan ka ... kayak gi ... ni. Ka .. kalau gu ... gue salah, gue mi ... minta maaf," ucap Chica sambil menangis. Dia benar-benar takut.

"MAAF? MAAF LO BILANG? SEGAMPANG ITU RASA SAKIT HATI GUE DIBAYAR SAMA KATA MAAF, HAH?!" Rena menarik lengan Chica dengan kencang, lalu mendorong Chica agar jatuh di lantai.

Chica menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap Rena yang terlalu ganas. Rena mengangkat dagu Chica dengan paksa. Rena dapat melihat Chica yang menangis. Namun, hatinya sudah beku.

Rena menarik Chica agar bangkit berdiri, lalu duduk di salah satu kursi. Rena yang sudah merencanakan ini semua, sudah menyiapkan tali untuk mengikat Chica.

Tidak ada orang lain selain mereka. Selain itu, Rena sudah meminta guru-guru mereka agar perpustakaan ditutup hari ini saja. Kunci perpustakaan juga sudah berada di tangan Rena.

"ASAL LO TAU! LO TUH SAMA SAMPAH GA ADA BEDANYA! BUSUK!" ucap Rena dengan pedas, lalu menampar pipi Chica.

Plak!

Rena mengangkat dagu Chica kembali dengan paksa. "SAKIT? BELUM SEBANDING SAMA YANG GUE LALUIN, KOK! INI AKIBAT BUAT LO KARENA UDAH JADI PHO!"

Plak!

Chica merasakan pipinya terasa begitu sakit. Pipinya mungkin sudah berubah menjadi warna merah.

Chica membuang pandangan ke arah lain. Dia tidak manatap ke arah Rena. Rena yang mengetahui itu, melalukan hal yang sama seperti tadi kembali.

"INI AKIBATNYA LO NGELANGGAR APA YANG GUE SURUH WAKTU ITU!"

Chica terdiam. Dia sekarang mengerti maksud kata mereka di peringatan terror pertama dia. Qio dan Rafa.

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang