37 • Berusaha Melepaskan

11.8K 812 50
                                    

[Tiga Puluh Tujuh]

Ps : Lagu di mulmed diputar ya untuk menambah feel :)

~~~

"Asal buat kebaikan lo, gue rela buat melepaskan lo."
-Steva.

🙈🙉

"Halo? Dengan siapa ya?"

Rena tersenyum senang saat mengetahui panggilannya tersambung. "Halo, tante. Maaf sudah menganggu waktu tante."

"Oh, enggak apa-apa kok. Ada apa ya?"

"Tante ini ibunya Jafar kan? Nama saya Rena, temannya Jafar."

"Iya benar, memang kenapa nak Rena?"

"Tante udah tau kabarnya belum? Kalau anak tante ini masuk rumah sakit. Dia ditemukan pingsan di tengah jalan. Tepatnya jalan kenangan indah. Dia penuh darah-darah, Tan. Banyak luka."

"Apa?! Jafar masuk rumah sakit? Luka-luka? Siapa yang udah perbuat itu sama Jafar, nak Rena?"

Rena yang mendengar nada khawatir dari ibunya Jafar, merasa senang. Sepertinya rencananya akan berjalan mulus.

"Sepertinya karena dia dekat dengan Chica, Tan! Chica itu kena terror gitu. Mungkin penerrornya mau buat orang yang di sekeliling Chica menderita dulu, Tan. Saran Rena ya, bawa Jafar pergi ke Singapura aja. Kenapa? Soalnya perawatan di situ lebih bagus dan canggih daripada di Indonesia. Jafar pasti memerlukan perawatan khusus karena luka-lukanya cukup dalam."

"Benar begitu? Tapi, Jafar pasti tidak mau pindah ke Singapura. Tetapi, tante juga setuju dengan pendapat kamu. Bisa-bisa kalau anak tante sembuh, masuk rumah sakit lagi gara-gara deket sama siapa tuh nama? Chi chi apa?"

"Chica, Tan. Bener, Tan! Bisa-bisa kalau udah sembuh, masuk rumah sakit lagi. Ayahnya Chica aja kena tusukan di perutnya pas perjalanan. Terus pas di rumas sakit, ada yang suntik racun ke tubuh ayahnya. Katanya, racun mematikan, Tan. Kalau misalnya Jafar yang jadi korban selanjutnya gimana?"

"Astaga! Suntik racun?! Benar-benar gila orang yang melakukannya! Tante enggak bisa diam gitu aja! Tante bakal bawa Jafar ke Singapura! Tante enggak mau kehilangan Jafar. Makasih ya Rena atas informasinya! Kamu memang anak baik!"

Rena mengangkat bibirnya membentuk senyuman yang manis. "Iya, Tan. Sama-sama. Nanti kalau ada info apa-apa lagi, Rena kasih tau ke tante secepatnya."

Tut.. Tut.. Tut..

"Hahaha! Udah gue bilang, kan? Kebahagiaan kalian cuman sementara! Mungkin kalian bisa bahagia dengan hal-hal yang kecil. Tapi, gue bakal buat kalian menderita dengan hal-hal besar!"

Rena mengambil foto Jafar yang berada di lacinya. Dia menempelkan foto Jafar di kaca lemarinya. Dia menyilet tangannya. Darah dirinya sendiri, dia ambil. Dia membuat tanda silang di foto Jafar.

"Hahaha! Dua manusia akan pergi. Selanjutnya, giliran siapa dulu? Dia atau dia? Ah, apa harus dua-duanya saja? Melakukan dua pekerjaan sekaligua lagi? Siapa takut! Hahaha!"

🙈🙉

"Tante yakin akan membawa Jafar ke Singapura? Kalau misalnya Jafar sadar, dia pasti sedih, Tan. Dia pasti kehilangan sumber kebahagiaannya." Gara berusaha membuat ibunya Jafar untuk tidak membawa Jafar ke Singapura.

Awalnya mereka mengira kedatangan ibunya Jafar hanya untuk menjenguknya saja. Tapi ternyata, bukan hanya untuk menjenguknya. Tapi juga untuk membawa Jafar ke Singapura.

"Ibu manakah yang rela anaknya berada di lingkaran bahaya? Saya tahu dia pasti tidak mau ke Singapura. Tapi, ini demi kebaikannya sendiri. Kalau kalian benar-benar temannya Jafar, kalian harusnya mendukung tante untuk membawa Jafar! Jafar akan dirawat dengan perawatan medis yang lebih maju! Selain itu, tante bisa menjaga Jafar dari terror yang ada!"

Juan mengkerutkan dahinya. "Terror? Ibu tau darimana soal terror itu?"

Ibunya Jafar tertawa kecil. "Tidak peduli saya tahu darimana. Yang jelas, kalian berusaha menutupi ini dari tante! Tante tahu kalian sayang sama Jafar. Tapi bukan seperti ini caranya. Ini sama saja kalian mempertahankan ego kalian sendiri!"

Chica berusaha menenangkan Steva yang terus menangis. Dia tahu rasanya jadi Steva--kehilangan orang yang kita sayang.

Chica juga sedih. Dia akan kehilangan teman yang selalu membuatnya pusing jika adu mulut dengan Steva.

"Kalian sebagai sahabat saja, tidak tega melihat Jafar kesakitan seperti itu. Apalagi tante, yang sebagai mamanya Jafar? Tante hanya ingin yang terbaik untuk anak tante sendiri. Apa itu salah?"

"Maaf, Tan. Maaf kita udah egois. Kita cuma enggak mau kehilangan Jafar aja. Jafar ... Jafar udah kayak jadi keluarga buat kita. Rasanya berat untuk mengikhlaskan. Terlalu cepat. Padahal kemarin, rasanya baru aja bercanda bareng." Steva mengambil nafanya dahulu untuk melanjutkan ucapannya.

"Steva ngerti perasaan tante. Steva ngewakilin semuanya, mau minta maaf. Maaf tadi kita enggak bisa ngerti perasaan tante. Maaf kita udah ngehalangin Jafar buat pergi ke Singapura. Kalau emang itu demi kebaikan Jafar, Steva bakal coba buat ik ... ikhlasin." Steva berusaha menahan air matanya untuk tidak keluar lagi.

"Boleh saya minta nomor tante?" Rafa meminta nomor ibunya Jafar bukan tanpa alasan. Dia tidak mungkin membiarkan Jafar pergi tanpa satu nomor yang akan di hubunginya.

"Kamu Rafa, kan? Ini nomor tante."

Rafa mengangguk menerima sebuah kartu nama yang tertera nomor telepon ibunya Jafar. "Terima kasih."

Ibunya Jafar mengangguk. Dia paham dengan perasaan mereka yang tidak mau kehilangan. Namun, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Dia tahu jika yang berbicara panjang itu tadi adalah Steva, perempuan yang pernah Jafar ceritakan. Sekarang, ibunya Jafar tahu mengapa Jafar bisa menyukai perempuan itu.

Tidak salah jika Jafar menyukai dia. Tenang saja, disaat Jafar kembali ke Indonesia, dia pasti akan menemuimu kembali. Tante yakin, batinnya.

"Pesawat tante dan Jafar akan tiba beberapa jam lagi. Ini hanya untuk sementara. Jafar pasti akan menemui kalian lagi, terutama kamu, Steva."

Steva mengangguk. Dia percaya kepada Jafar. Asal buat kebaikan lo, gue rela buat melepaskan lo, batin Steva.

🙈🙉

-Hey, Chica!-

Holla semuanya!

Emak sedih tau nulis part ini :(

Jangan bosen-bosen nunggu Hey, Chica! update yak! Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya! Kenapa? Karena komen kalian yang buat emak semangat buat updatenya!

Maapkeun kalau feelnya belum dapet :*

Sekian,

Salam sayang dari emak Jafar 💋

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang