44 • Pilihan Tersulit

11.5K 753 27
                                    

[Empat Puluh Empat]

"Kalau emang dia ga bisa jaga hati lo, kenapa enggak gue aja yang jagain hati lo?"
-Qio.

"Kalau emang ga bisa buat seriusin anak orang, ngapain sok-sok buat baper anak orang?"
-Chica.

🙈🙉

Chica menggelamkan wajahnya ke bantalnya. Dia memang sudah mengantuk. Tetapi, dia tidak bisa tidur. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 02:12.

Chica membenarkan posisi bantalnya menjadi berdiri. Tujuannya, agar dia bisa bersender saja. Daripada posisi tidur, tetapi dia tidak tidur. Percuma.

"Gue harus gimana, astaga! Gue ga bisa diem terus gini aja. Sementara, gue udah gantungin dia hari demi hari. Gue digantungin sama Rafa. Tapi, secara ga sadar, gue ngegantuin Qio. Gimana dong?"

Chica mengacak-acak rambutnya karena binggung. Dia menggembungkan pipinya lalu memeluk boneka pandanya.

"Yang ditunggu, malah ga peka. Yang enggak ditunggu, malah peka. Pilih yang mana dong?" Chica menjadi tambah binggung. Dia lebih suka masa kecilnya tanpa percintaan. Dimana, dia hanya bermain-main bersama dengan yang lain.

Chica tenggelam dalam lamunannya. Dia berharap Geo bisa datang ke Indonesia dan menemui dirinya. Bukan sampai di situ saja, tapi Geo juga melamar dirinya. Jadi, dia tidak akan pusing untuk memilih.

Tapi, Chica tersadar kembali ke dunianya. Dia cemberut. Banyak yang bilang jika impiannya tidak akan tercapai.

Chica mempererat pelukan boneka pandanya. "Panda, gue harus gimana? Menurut lo, Rafa atau Qio? Gantungin atai digantungin? Mencintai apa dicintai? Berjuang atau berhenti? Mengejar mimpi atau meraih mimpi? Udah! Pusing gue!"

FLASHBACK ON.

Chica benar-benar terkejut dengan semua ini. Dia kira, setelah insiden di kantin, semuanya telah kembali seperti semula.

"Ca, salah kalau misalnya lo kira, gue enggak perhatiin lo dari jauh. Gue emang ga kelihatan nagih jawaban lagi ke lo, setelah lo ditarik sama Rafa. Kalau emang dengan lo sama Rafa, lo bakal bahagia, silahkan. Tapi sayangnya, lo ga bisa bohongin perasaan lo pas tadi."

Chica terdiam mendengar ucapan Qio. Dia tidak menyangka, Qio peka jika dia kesal dengan kedekatan Rafa dan Rena.

"Lo mau bukti kalau gue yang nulis surat di amplop biru itu? Gue bisa kasih." Qio mengeluarkan sebuah kertas.

Qio terlihat menuliskan sesuatu di kertas itu. Chica hanya memperhatikan Qio, bukan apa yang ditulis oleh Qio.

Walaupun Qio udah bilang, kalau dia yang nulis surat dari amplop biru itu. Entah kenapa, hati gue malah bilang bukan. Ini semua janggal rasanya, batin Chica.

Qio menyodorkan sebuah kertas kepada Chica. Isinya, sandi huruf pramuka yang telah disusun dari A sampai Z.

"Lo bisa artiin surat yang di amplop biru itu pakai sandi huruf ini," ujar Qio.

Chica menerima kertas yang diberikan kepadanya. Chica mencoba untuk mengartikannya. Sedikit demi sedikit. Walaupun sejujurnya, matanya pusing melihat tulisan-tulisan ini.

Apa ini perasaan gue doang? Emang awalnya gue curigain Qio. Tapi, kenapa giliran dia ngaku, gue malah ga percaya gini? Ah, pusing! batin Chica.

Chica sibuk mengartikan surat di amplop biru tersebut. Sementara dengan Qio, Qio tetap memperhatikan Chica dengan seksama. Qio menghela nafas lelah.

"Di saat orang lain menyukaimu karena kecantikanmu, aku malah menyukaimu karena dirimu sendiri?" tanya Chica setelah mengartikannya.

Qio menganggukkan kepalanya tanda bahwa tulisan yang diartikan Chica itu benar. Qio tersenyum misterius.

"Kalau emang dia ga bisa jaga hati lo, kenapa enggak gue aja yang jaga hati lo?"

Chica lagi-lagi dibuat terdiam oleh Qio. Dia merasa saat ini dia mengalami dilema. Dia bukannya tidak mempercayai Qio. Namun, hatinya malah berseru tidak.

"Sampai kapan, Ca? Sampai kapan lo mau buat diri lo tersiksa sendiri? Apa yang lo pikirin, Ca? Rafa? Dia udah bahagia sama Rena! Ngapain lagi lo mikirin Rafa? Emang Rafa mikirin perasaan lo? Iya?"

Pertanyaan Qio seolah menusuk Chica. Sakit. Rasanya seperti ada ribuan pisau yang menusuk hatinya saat ini.

Apa bener yang dibilang sama Qio, kalau Rafa udah bahagia sama Rena? Kalau iya, ngapain lagi gue mikirin Rafa? Gue terlalu bodoh buat harepin Rafa, batin Chica.

"Ca, buka hati lo. Lo boleh ngejar dan ngelindungin orang lain yang ada di depan lo. Tapi, lo jangan sampai lupa, ada orang yang selalu lindungin lo dari belakang."

Qio menghela nafas kasar. Sementara Chica, dia dipenuhi oleh rasa bersalah kepada Qio. Chica tersadar dari ucapan Qio. Diaa terlalu fokus memperhatikan yang ada di depannya. Sampai-sampai, dia melupakan orang yang di belakangnya.

"Ca, asal lo tahu. Cowok itu juga punya perasaan. Ada masanya cowok yang terus-terusan berjuang, bakal capek buat berjuang. Apalagi, kalau usaha dia tuh ga dihargai sama sekali. Bukan cuma cewek aja. Cowok gitu-gitu juga manusia."

Qio pergi meninggalkan Chica yang terdiam. Chica benar-benar tidak tahu dia harus merespon apa di dalam ucapan Qio.

FLASHBACK OFF.

Chica menyalakan handphone-nya. Dia sudah membuka blokiran akun Rafa di akun line-nya. Rasanya, dia ingin menghubungi Rafa seperti biasanya.

Gue kangen. Gue pengen chat lo duluan, Raf. Tapi, gue takut kalau gue ganggu waktu lo dan hubungan lo sama Rena. Gue terlalu bodo ya, Raf? Mengharapkan cinta dari orang yang udah jelas-jelas deket sama yang lain, batin Chica.

Chica menghela nafasnya. Dia membenarkan posisi bantalnya agar dia bisa tiduran. Chica memilih untuk baring saja. Siapa tahu, dia dapat tertidur.

"Apa ... apa gue harus coba buka hati gue buat Qio? Tapi, kalau akhirnya gue ga bisa gimana? Itu sama aja nyakitin gue dan dia masing-masing. Gue harus gimana?"

🙈🙉

-Hey, Chica!-

Holla semuanya! Emak kembali update!


Ayo, coba jelasin perasaan kalian ketika selesai baca part ini! Siapa yang galau karena ngalamin di posisi Chica? Siapa yang kesel sama Rena dan Rafa? Hayo, siapa yang nyesek digantungin?

Siapa di sini yang mulai mendukung Rena sama Rafa? Atau, Chica sama Qio? Atau tetep Chica sama Rafa?

Btw, ini emak ngetiknya jam 2 pagi. Emak ga bisa tidur. Emak tidurnya jam 4 pagi. Jadi, maapkeun kalau typo :)


Maaf kalau di cerita Hey, Chica! ini masih banyak kekurangan. Maaf kalau feelnya belum dapet juga :*

Intinya, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya! Jangan bosen menunggu Hey, Chica! update, ya!

Sekian,

Salam hangat dari emak Chica 💋

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang