38 • Mencoba Terbiasa

12K 803 37
                                    

[Tiga Puluh Delapan]

Ps : Lagu di mulmed diputar aja buat nambah feelnya :)

~~~
"Semusim berlalu kau masih bersamaku
Bahagia saat-saat itu denganmu."

Dari Steva untuk Jafar.

🙈🙉

Dear Diary,

Kenapa semua ini terlalu cepat berlalu?

Munafik kalau misalnya gue bilang gue ga kangen adu bacot sama dia. Gue malah kangen banget sama dia.

Gue kangen lihat senyuman. Gue kangen ngerjain dia. Gue kangen ngerusuh bareng dia. Dia yang buat hari-hari gue berwarna.

Gue udah berusaha buat relain lo pergi. Karena ini juga demi kebaikan lo. Tapi kenapa hati gue tetep ga bisa?

Semuanya begitu berat. Kalau biasanya gue lewatin hari-hari gue dengan rasa yang begitu cepat, hari ini gue lewatin dengan rasa yang begitu lambat.

Ga ada lagi canda tawa bareng lo. Ga ada lagi yang bisa gue kata-katain sampai lari-lari keliling lapangan. Ga ada lagi yang debat jawaban sama gue.

Kalau misalnya gue tahu semuanya bakal kejadian kayak gini, gue bakal larang lo buat pergi. Gue nyesel. Gue cuma bisa ngerasain firasat buruk.

Semuanya seolah kaset rusak yang berputar, Far. Kaset itu nampilin ke gue, gimana dulu pertama kali kita ketemu. Bareng-bareng, sampai sekarang gini. Tapi semuanya ga lama, sampai akhirnya kaset itu nunjukin perpisahan yang kita alami sekarang ini.

Gue kangen lo, kunyuk. Kangen banget.

Steva menutup buku diary-nya. Dia sudah lama tidak memakai buku diary tersebut. Dia menangis dalam diam. Dia tidak mau sahabat-sahabatnya melihat dia menangis.

Steva tahu, yang merasakan kehilangan bukan hanya dirinya. Tapi, dia bisa apa? Dia harus menyemangati yang lain. Sementara dengan dirinya, dia cukup memakai topeng seolah baik-baik saja.

Steva sudah dijelaskan oleh Gara tentang terror yang dimaksud. Steva menyesal tidak melarang Jafar yang ingin pergi.

"Stev, lo harus kuat! Jafar ga suka lihat lo nangis gini! Sekarang bukan saatnya buat nangis. Tapi, buat cari tahu bener ga Rena yang ngelakuin ini. Gue ga mau Chica sama yang lain jadi korban selanjutnya. Apalagi kalimat yang ngancem itu!" ujar Steva menyemangati dirinya sendiri.

Steva teringat dengan kondisi ayahnya Gara dan Chica. Felish saat ini sedang mengalami koma. Dia harus melewati masa-masa sulitnya. Steva bertekad akan menghibur sahabatnya itu.

Disetiap duka yang dateng, pasti ada suka dan pelajaran yang terselip! batin Steva.

🙈🙉

"Yah, ayah bangun dong! Chica sama bang Gara kangen ayah. Selama ini ayah udah sibuk kerja, masa ayah mau habisin waktu ayah buat tiduran gini? Ayah emang enggak kangen sama Chica sama bang Gara? Pasti kangen kan? Bangun, yah."

Rafa mengelus pundak Chica untuk menenangkannya. Dia tahu, jika Chica seperti itu, Chica pasti ingin menangis kembali. Gara hanya bisa diam. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Sedih boleh. Tapi, jangan berlarut-larut gitu. Mau sampai kapan berlarut-larut di dalam kesedihan? Sampai bebek di rumah gue kawin sama ikan lele gue?"

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang