27 • This or That

13.9K 901 34
                                    

[Dua Puluh Tujuh]

"Kamu tau kenapa aku lebih suka menyiksa dengan pisau tumpul? Karena dengan pisau tumpul, aku dapat menyiksa korban lebih lama dan rasa sakitnya akan lebih terasa."
-Rena.

"Kadang, lebih baik menyakitkan tapi itu kenyataannya. Daripada menyenangkan, tapi hanya kebohongan belaka."
-Qio.

🙈🙉

Chica menemukan dua surat berwarna putih dari bawah pintu kamarnya. Chica sangat penasaran dengan isinya. Tapi, dia menunda untuk membuka isinya.

Chica memilih untuk keluar dari kamarnya dahulu. Dia sedang lapar. Dia lebih mementingkan perutnya dahulu. Katanya, pura-pura bahagia juga butuh tenaga. Makanya, dia perlu makanan untuk diolah menjadi tenaga di tubuhnya.

Chica menarik salah satu kursi di meja makan tersebut. Di meja makan, semua makanan dan minuman sudah tersedia dengan rapi.

"Eh, Chica, barusan gue mau ke kamar lo buat manggilin lo. Bagus deh kalau lo udah di sini, gue panggilin yang lain bentar ya."

Rena tersenyum manis ke arah Chica. Chica hanya membalasnya dengan anggukan kepala. Chica masa bodo dengan Rena karena dia sedang lapar saat ini. Makan dulu baru peduli.

Mana ya yang lain? Oke perut, sabar ya sayang, nanti gue kasih makan tenang. Kontrolin cacingnya, ya! Suruh jangan ngadain konser. Mentang-mentang ada Justin Bieber, Harry Styles sama Ariana Grande kw di sana, malah ngadain konser bareng. Kasian pemiliknya! batin Chica.

"Gila lo, Lazada! Urusan makan cepet amat! Ckck, ga heran deh gue kalau lo selama liburan malah gendutan!"

Siapa lagi kalau bukan Steva? Steva rasanya kangen untung beradu mulut dengan Chica. Ya, juga dengan Jafar. Tapi, hubungan mereka belum membaik sama sekali.

"Enak aja ngatain orang gendutan! Lo kali yang gendutan! Gue mah body goals kali! Mata lo otw min kali! Makanya pakai kacamata, biar bisa lihat kalau gue tuh langsing!

Gara menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perdebatan adiknya sendiri dan sahabatnya.

"Udah-udah. Pagi-pagi udah ngerusuh, gimana malemnya? Mending kalian duduk yang manis, diem, kayak anak TK mau belajar." perintah Gara dilakukan dengan tepat oleh Chica dan Steva.

Steva memasang mimik wajah yang sengaja diimut-imutkan seperti anak TK. Dia hanya ingin melakukan apa yang dipinta oleh Gara. Lumayan, awet muda tanpa obat apapun. Lebih muda 10 tahun! batin Steva.

Jafar yang melihat tingkah Steva, rasanya ingin mencubit pipinya Steva. Dia gemas. Dia tadi hampir saja mengajak Steva untuk beradu bacot.

Gue kangen lu, Setan! Kenapa lu nganenin sih? batin Jafar.

"Silahkan dimakan. Maaf ya cuma ada gini aja, gue cuma bisa masak makanan simple aja." ucap Rena dengan kalimat litotes.

Gara mengangguk. Suasana di meja makan sangat hening. Tidak ada satupun yang berniat membuka topik.

Jafar meletakkan sendok dan garpunya terbalik dan menyilang di atas piringnya, tanda sudah selesai makan.

"Habis makan gimana kalau kita main This or That? Biar hilangin gabut para jomblo dan jones," usul Jafar.

"Boleh banget, nanti kita mainnya duduk melingkar di ruang tamu aja," tambah Rena dengan antusias.

"Ya udah, selesaiin makan kalian dulu," ucap Gara lalu bangkit dari duduknya. Dia membawa piring kotornya ke dapur untuk di cuci, diikuti dengan Jafar.

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang