/7/ Sinyal Bahaya

1.8K 66 0
                                    

Anya berjalan ke arah kelasnya dengan langkah gontai. Tatapannya tak pernah berubah, tetap datar dan dingin. Membuat semua orang yang melihatnya sedikit heran.

Anya tak mengarahkan kakinya menuju kelas, tapi mengarahkannya menuju ke taman belakang sekolah. Anya duduk di bangku besi.

Anya merogoh sesuatu di saku roknya. Di memandang coklat di tangannya.

"Mama bener gue gak bakal bisa senyum tanpa coklat" katanya lalu terkekeh.

Anya memakan coklat itu dengan perasaan tenang.

Dia merasa ada seseorang di belakangnya lalu duduk di sampingnya. Anya memilih memakan coklatnya dengan tenang dan mengacuhkannya.

"Suka banget ya sama coklat?" Tanya seseorang itu.

"Hmm" jawab Anya tanpa menoleh.

"Kalo ada yang bicara itu diliat! Jangan malah natap ke arah lain.." tegur orang itu.

Anya pun terpaksa menoleh.

"Apa sih kak?" Tanya Anya.

"Gak ucapin ulang tahun ke gue? Gue hari ini ulang tahun loh.." kata orang itu.

Anya tersenyum paksa sambil melihatkan giginya.

"Selamat ulang tahun kakak Andhika Nanda Prawira.... semoga tambah ganteng.. tambah pinter.. tambah baik... semoga kelulusan dapat lanjut ke tempat yang diinginkan.. semoga sehat selalu... semoga cepet dapet pasangan.. semoga gak lupa sama aku.." kata Anya panjang lebar dengan senyuman merekah di bibirnya. Kemudian dia melepas senyumannya dan kembali datar.

Orang tadi yaitu Dhika syok dengan Anya. Dia terus menatap Anya dengan tatapan tak percaya. Sedangkan Anya hanya biasa saja. Maklumlah.. Dhika pertama kalinya mendengar Anya berkata panjang kali lebar.

"Eumm.. makasih Nya.." balas Dhika sambil tersenyum tiada henti.

"Hmm"

Anya kembali menatap lurus ke depan. Sedangkan Dhika masih menatap Anya dengan senyuman.

"Ngapain lo liatin gue?" Tanya Anya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Gue boleh ngomong s-sesuatu gak?" Tanya Dhika gelagapan.

Anya menjadi heran. Dia menoleh ke arah Dhika.

"Ngomong aja kali" balas Anya.

Tangan Dhika terulur menggenggam jemari di tangan kiri Anya. Anya kaget. Dia menatap Dhika tak percaya.

"Ken-napa kak?" Tanya Anya ikut gelagapan.

"Hari ini ulang tahun gue.."

"I-iya ken-napa?" Tanya Anya yang sudah takut setengah mati.

"Gue mau nyampe'in sesuatu.." jawab Dhika.

Anya menjadi sebal sendiri dari tadi Dhika terus bertele tele.

"Ck. Intinya apa sih? Gue bingung" kata Anya akhirnya.

"Gue.... gue--"

KRINGGG....

Bel masuk telah berbunyi, Dhika tak melanjutkan perkataannya.

Anya menggunakan kesempatan ini untuk lepas. Anya segera melepaskan tangan Dhika yang menggenggam jarinya.

Dia segera berdiri diikuti Dhika.

"Eum... kak udah bel. Gue mau masuk ke kelas dulu" kata Anya lalu melangkah pergi.

Namun Dhika memanggilnya kembali membuatnya terpaksa berhenti.
"Anya"
"Istirahat kesini ya. Gue mohon. Gue mau ngomong" pinta Dhika.

"Iya" jawab Anya kemudian pergi.

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang