Edgar menghentikan mobilnya di sebuah rumah mewah. Sheni berjalan keluar mobil meninggalkan Edgar yang masih diam. Sheni membuka pintu mobil dan menyeret Edgar keluar. Setelah sampai di depan pintu rumah itu, dia mendengar suara orang keskitan dengan suara tawaan perempuan.
Edgar membuka pintu. Terpampanglah kekacauan di dalam rumah tersebut.
"KENAPA LO MALAH BELA PEREMPUAN ITU? LO SAHABAT GUE BUKAN SIH!?"
Edgar berlari ke arah suara itu diikuti Sheni.
"RIVA LO SALAH!!!" Teriak Edgar langsung menarik gadis yang tengah memegang pecahan kaca itu. Sheni langsung menolong gadis lainnya yang wajahnya terdapat goresan, tak hanya itu, keadaanya sangat kacau dengan baju yang sudah sobek di beberapa bagian.
"Kak aku Liana" kata gadis yang sedang dalam keadaan tidak baik itu.
Sheni melepaskan cardigan yang dipakainya. Dia mengusap darah yang ada di wajah dan tubuh gadis itu.
"Mana lagi yang luka?" Tanya Sheni.
Liana menggeleng.Edgar membuang pecahan kaca yang ada di tangan Riva. Kemudian dia memeluknya sambil mengusap kepalanya.
"Kakak gak bakal tinggalin aku kan?" Tanya gadis itu.
Edgar hanya diam sambil terus memeluk Riva yang sedang menangis nangis sambil sesekali tertawa.
"Ya ampun dek, ini kena goresan kaca tadi?" Tanya Sheni sambil melihat pipi Liana yang berdarah.
"Udah gapapa kak. Aku udah biasa.." kata Liana sambil mengusap darah di pipinya.
Sheni menuntun Liana untuk duduk di atas soffa. Dia membersihkan luka luka Liana dengan tisu yang ada di tasnya.
"Kak maafin Riva ya..."
"Iya gue udah maafin dia. Sekarang yang penting lo tenang dulu. Dan dia bisa pulih.." kata Sheni lalu menelfon seseorang.
"Om, ke rumah no 3 di perumahan Tulip ya pa. Cepetan om! Sheni tunggu ya. Sheni butuh om" kata Sheni panik.
"Oke tenang ya. Nanti om secepatnya ke sana.."
Telefon segera ditutup oleh Sheni.
Dia menoleh ke arah Edgar. Pria itu masih tetap memeluk gadis itu dengan tampilan acak acakan yang masih menangis sambil berkata "kakak gak bakal tinggalin aku kan?."Sheni memalingkan wajahnya ketika rasa sesak di dadanya ketika melihat pria yang dicintainya memeluk gadis lain.
"Gue tau, ini resiko gue punya pacar yang kelewat baik. Tapi gue akui kalo gue emang egois. Gue gak mau bagi milik gue ke orang lain.." batin Sheni sambil meremas rok yang dipakainya.
Tak lama kemudian mobil berhenti di depan gerbang rumah itu. Sheni segera menghampirinya. Terlihat Kana, Anya dan Arsha serta papa Kana berlari tergesa gesa ke arah Sheni.
"A-ada apa Shen?" Tanya Kana panik.
"Itu ada orang sakit di dalem" kata Sheni pelan kemudian mengajak mereka berempat masuk.
Anya langsung memelototkan matanya ketika melihat Edgar memeluk wanita yang diduga Anya adalah selingkuhan Edgar.
Saat Anya akan menghampiri mereka, Arsha menahannya kemudian menarik Anya ke arah Liana. Sedangkan Sheni, Kana dan Om Bima menangani Riva yang masih menangis di pelukkan Edgar.
Anya duduk di sebelah Liana.
"Itu temen lo?" Tanya Anya sinis.Liana mengangguk takut.
"Heh bilangin ya ke temen lo! Jangan jadi pelakor!" Kata Anya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US
Teen FictionDisaat kita saling membenci, kita merasakan getaran yang berbeda. Disaat kita saling mencintai, kita merasakan hal yang berbeda. Dari kesimpulan tersebut, bisa dikatakan bahwa benci dan cinta itu hanya beda tipis. Mungkin sama dengan apa yang dialam...