/19/Pernikahan

2.3K 80 4
                                    

Seminggu lalu Arsha dan Anya sudah menjalani ujian kenaikan kelas. Sekarang adalah malam senin dan besok adalah pernikahan mereka. Arsha dan Anya masih belum boleh bertemu, sebelum bersanding di depan penghulu.

Seperti sekarang, Anya hanya guling guling di kasur sambil menatap poster poster biasnya yang ditempel di dinding kamar. Handponenya disita oleh Arya karena ketahuan melakukan videocall dengan Arsha. Laptopnya juga disita.

Yang tersisa hanya buku.

Anya tak berani keluar kamar karena ramai orang diluar sedang menyiapkan pernikahannya.

Tiba tiba pintu kamar terbuka dengan kasar.

"ANYA!!! AMEGOT OMEGOT!!!!" Teriak Sheni yang entah sejak kapan berada di rumahnya.

"Sheni.. jangan kebiasaan kagetin orang deh..." tegur Kana yang ikut masuk.

Lalu Edgar juga masuk.

"Eit.. ngapain lo ikut masuk? Sono lo bantuin bang Arya!!" Kata Anya pada Edgar.

Edgar mencium kepala Sheni lalu keluar kamar Anya.

"Ini gue bawa buah alpukat buat lo" kata Kana sambil menyerahkan sekantung alpukat.

Anya tersenyum, "makasih..." kata Anya.

Sheni langsung mendaratkan bokongnya di sebelah Anya. Kemudian memeluk kepala Anya.

"Ya amsyong... sahabat gue udah mau nikah aja sih..." Sheni mengacak acak rambut Anya.

"Aishh.. rambut gue berantakan bego.." kesal Anya.

"Suka gak rambutnya?" Tanya Kana.

"Suka. Kata mama juga bagusan jangan panjang panjang.. gini aja udah bagus.." jawab Anya.

"Kenapa gak diwarnai juga?" Tanya Sheni.

"Bagusan hitam.." jawab Anya.

"Hans gak ikut Kan?" Tanya Anya.

"Katanya lagi sibuk gitu.." jawab Kana.

"E.. cie cie.. tau nih ye.." goda Sheni.

"Ya kan lo yang nyuruh gue tadi nanya ke dia. Aneh dih.." kesal Kana.

Dhukk
Bhukk

Suara berisik berasal dari balkon kamar.

"Suara apaan tu?"

---

Hans berdiam diri sambil bersedekap dada. Dia memerhatikan Arsha yang sedang mondar mandir
tak jelas di depannya.

"Yang jelas dong Sha. Masak lo mau nyusup?" Tanya Hans.

"Ya ini gue lagi pikirin.. sumpah demi apapun gue kangen banget sama Anya. Lo tau, Kana sama Sheni kejam banget pisahin bangku gue sama Anya.." geram Arsha.

Hans tertawa, "itu lo udah kebiasaan deket sama Anya.." jawabnya sambil menepuk nepuk pundak Arsha.

"Jadi lo udah ngerti kan? Sekarang lo mau kan bantu gue?"

~~

Arsha memanjat tangga yang menghubungkan tanah dengan balkon kamar Anya. Di luar rumah Anya tampak sedikit sepi. Dan di dalam tampak ramai.

Sesampainya di balkon...

Dhukkk
Bhukkk

---

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang