Setelah berkata demikian Agra langsung menunduk.
"Pa, papa bohong kan?" Tanya Anya tak percaya.
"Papa ini gak bener kan?" Tanya Arsha.
Kedua papa yang dipanggil pun menatap mereka.
"Papa serius. Ini semua demi kebaikan kalian... kalian memang sudah kami jodohkan sejak kecil. Om Agra adalah temen papa dari dulu. Kalung kalian adalah buktinya" jawab Arka.
Mereka berdua menatap kalung mereka. Anya baru menyadari kalau kalungnya sama dengan milik Arsha.
"Dan.. kamu ingatkan anak laki laki dimasa kecil kamu? Arsha adalah dia" kata Kenya.
Anya menatap tak percaya pada semua orang begitu pun Arsha.
Memang Arsha memilik perasaan pada Anya. Tapi dia tidak egois. Dia masih ingin sekolah dengan fokus dan tidak terbebani. Tapi apa ini?
Anya berdiri dari duduknya.
"Kalian semua tidak memikirkan perasaan saya. Saya masih ingin belajar. Saya masih ingin sekolah. Saya tidak akan menikah diusia saya saat ini" kata Anya dengan sorot mata yang sangat memancarkan kekecewaan.
"Aku juga masih pengen sekolah. Aku pengen sekolah dengan fokus. Aku masih belum bisa membimbing rumah tangga" jelas Arsha.
"Arsha, ini semua demi kalian berdua. Demi kebaikan kalian berdua. Kita liat kalian juga udah akrab. Kamu jangan terlalu egois untuk soal pendidikan Arsha" kini Shenya yang angkat bicara.
"Maaf, tapi saya kira adik saya butuh waktu" kata Arya.
"Kakak duduklah bersamaku. Aku akan menceritakan sesuatu" kata Misya.
Arya memaksa Anya untuk duduk kembali. Anya akhirnya duduk.
"Anya, dengerin abang!ini semua demi kebaikan kamu. Abang mohon.. sekali.. ini aja penuhin perintah abang. Ini semua demi kebaikan kamu Anya..." kata Arya lebih lirih.
"Abang gak inget? Umur Anya itu masih 16. Anya gak bisa bang.. Anya masih pengen sekolah. Pengen nikmatin masa sekolah Anya. Bukannya mengurus rumah tangga. Lagian Anya gak cinta sama Arsha.." kata Anya mulai bergetar.
"Kamu bisa nikmatin masa sekolah kamu. Karena apa? Pasangan kamu juga seumuran sama kamu. Soal cinta, itu bisa datang dengan waktu" jelas Arya sambil mengusap usap kepala Anya.
Air mata Anya langsung jatuh begitu saja.
"Abang.. aku gak mau.. aku gak mau. Hiks kalian egois.. Hiks aku gak mau... aku masih pengen jadi hiks keluarga kalian hiks Anya gak bisa jadi pengurus hiks rumah tangga.." Anya terus menangis.
Arya memeluk adik satu satunya itu.
"Dengerin abang sekali ini aja ya Anya. Ini semua demi kebaikan kamu.. abang ceritain semuanya besok ya.. abang mohon.. terima ini semua ya.." Arya memohon pada Anya.
Anya menatap kosong pada mata Arya.
"Gimana dengan bahagia?"
"Arsha baik. Abang udah temenan sama dia sejak pertama masuk SHS. Abang tau sifat sifat Arsha. Arsha itu baik..." jelas Arya.
"Baiklah" jawab Anya.
Di waktu yang sama. Misya menjelaskan beberapa hal yang sudah disiapkannya dengan Arya tadi.
"Abang suka kan sama kak Anya?" Tanya Misya.
"Hhh..... abang ngaku Iya. Tapi abang gak egois. Abang pengen belajar dulu. Abang mau raih cita cita. Anya pasti juga begitu" kata Arsha.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US
Teen FictionDisaat kita saling membenci, kita merasakan getaran yang berbeda. Disaat kita saling mencintai, kita merasakan hal yang berbeda. Dari kesimpulan tersebut, bisa dikatakan bahwa benci dan cinta itu hanya beda tipis. Mungkin sama dengan apa yang dialam...