/50/ end

814 35 2
                                    

Anya memasukkan sekotak kue yang dibuatnya ke dalam kulkas. Kemudian menoleh ke arah si sulung yang menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

"Makasih ya udah bantuin mommy," katanya mengusap kepala Vano.
"Udah sana tidur. Nanti mommy bangunin kalo udah waktunya."

Vano mengangkat kepalanya.
"Iya mom. Mommy juga tidur ya," Vano berdiri mencium dahi mommynya kemudian kembali ke kamarnya.

Sedangkan Anya sendiri melepaskan celemeknya kemudian pergi ke kamarnya untuk tidur.

00.00 PM

"Happy birth day too you! Happy birth day to you! Happy birth day happy birth day! Happy birth day daddy!" nyanyian serempak dari keenam orang itu membuat Arsha membuka matanya dan langsung menampakan muka terkejutnya.

"Tiup lilinnya sayang!"

"Make a wish dad!"

Arsha tersenyum lebar.

Dia merapalkan doa dalam hatinya. Kemudian meniup lilin yang berada di atas kue.

"Makasih sayang!" Arsha mengecup pipi Anya secepat kilat.

Anya memelototinya garang sedangkan kelima bocah lainnya hanya memutar bola mata malas.

"Daddy lupa kalo daddy mau ultah," menunjukkan deretan giginya, Arsha menggaruk tengkuknya. Matanya yang masih berusaha terbuka, terlihat menyipit.

Anya mencium kening Arsha.
"Semoga kamu panjang umur. Sehat selalu ya. Jadi suami dan Daddy yang baik buat kita semua. Semangat cari nafkah buat kita. Semoga tahun ini dan tahun berikutnya kamu selalu bahagia tentunya dengan kita semua."

Arsha mengucapkan terimakasihnya pada Anya.
"Makasih ya. Repot banget bangun tengah malem nih."

"GAPAPA DAD! SERU!" Celetuk Dhanil. Dia menyerahkan pisau kue pada Arsha.

Arsha memotong kue itu. Menjadi beberapa bagian. Kemudian dia menyerahkan senampan kue dipangkuannya pada Vano untuk dipegang. Dia menyuapkan kue pada Anya.

"Makasih banget ya sayang."

"Eumhh!! Iya iya!"

Vano membagi kue kue itu. Dan jadilah tengah malam itu mereka makan kue di kamar.















Anya melepaskan celemek yang dia pakai kemudian mengagantungnya di tempat semula.

"Vano!!"

Si cowok berlesung turun dari tangga mengintip ke arah dapur.

"Iya mom?"

"Panggilin daddy sama adek adek kamu. Sarapannya udah jadi," katanya kemudian menyiapkan piring piring mereka.

"Oke siap Mom," Vano memanggil mereka semua untuk sarapan.

Mereka duduk di tempat biasa dan mulai memakan makanan mereka masing masing. Setelah selesai sarapan, Dhani dan Dhanu mengumpulkan piring untuk dicuci. Setelah mencuci piring mereka semua duduk kembali.

"Dad jalan jalan yuk!" kata Varel memecah keheningan.

"Mau kemana kak?" tanya Dhanil.

"Gada juga si."

Dhanil melirik malas ke arah Varel.

"Tapi bener juga kata Varel. Kayaknya kita butuh waktu deh Dad. Kita jarang kumpul bareng," kata Vano menyilangkan tangannya di atas meja.

"Hmm. Iya juga si," tanggapan Anya membuat Vano memekik gembira.

"Daddy gosah kerja gitu ya?" tanya Arsha membuat kelimanya cemberut.

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang