/10/ Dijodohkan?

2K 70 3
                                        

Anya mengetuk ngetukkan jari telunjuknya di meja. Dirinya sedang bingung. Dari tadi dia hanya diam sambil memakan coklatnya. Bel berbunyi sejak 30 menit lalu. Namun guru juga tidak datang. Saat ditanya, Devi menjawab bahwa guru sedang mengadakan rapat mengenai perpisahan.

Anya sungguh bosan. Memang dia tak suka berisik. Tapi dia juga tak suka diacuhkan. Ya, dia sekarang merasa diacuhkan.

Sheni dan beberapa teman lainnya sedang duduk di bawah sedang bermain TOD. Tadi dia mengajak Anya, tapi Anya menolak dengan alasan Anya akan dicurangi oleh mereka.

Arsha masih tidur. Anya sampai heran dengan kebiasaan Arsha yang satu ini. Anya menghela nafas kasar lalu ikutan menaruh kepala di atas meja. Berharap bisa mengikuti jejak Arsha. Dia bukanlah tipe siswa yang suka tertidur sekolah.

Anya memejamkan matanya berusaha tertidur. Namun matanya tak bisa diajak untuk tertidur.

Anya menggoyangkan bahu Arsha.
"Sha, Arsha bangun.." katanya.

Arsha pun sedikit membuka matanya.
"Apa?"

"Jangan tidur mulu" kata Anya.

"..."

"Arsha"

Mata Arsha benar sudah melek tapi tetap terbuka dan menatap wajah Anya tanpa berkedip.

"Sha" panggil Anya sekali lagi.

Karena geram, Anya menepuk dahi Arsha cukup keras sehingga Arsha sedikit tersentak.

"Kenapa sih?" Tanya Arsha kesal.

"Gue gak suka basa basi. Ayok temenin gue ke ruang musik dari pada tidur! Ayokk!!" Anya menarik paksa tangan Arsha yang hanya menurut.

Sesampainya di ruang musik.

Anya langsung duduk di kursi piano dan Arsha langsung duduk di soffa dan mengambil gitarnya yang dia taruh di sekolah.

Anya menoleh pada Arsha ketika pria itu memetik senar senar gitarnya.

"Lo pinter main gitar?" Tanya Anya.

Arsha hanya mengangguk.

Anya kembali berbalik menghadap piano. Anya mulai mengangkat jemarinya menekan tuts piano.

Lirik lirik lagu baru ciptaannya mulai keluar dari mulutnya.

Arsha menghentikan permainannya dan memerhatikan Anya bermain piano.

Nada nada dan lirik yang masuk ke telinganya membawanya berjalan menuju Anya.

Arsha berdiri di samping Anya sambil memerhatikan Anya.

Anya yang sedang fokus, hanya membiarkan Arsha.

Arsha sungguh menikmati. Menikmati wajah Anya dan juga menikmati suara Anya.

Selesai Anya mencoba lagunya, Anya menoleh ke arah Arsha. Arsha yang tetap berwajah datar, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang entah apa itu Anya tak mengetahuinya.

Anya menautkan alisnya bingung.

"Kenapa?" Tanya Anya.

Arsha pun tersadar dan segera mengalihkan pendangannya.

"Mm.. gak papa" jawab Arsha kemudian duduk di soffa itu lagi.

Anya mengikuti Arsha, sebenarnya dia sedikit kesusahan memakai tongkat ini. Tapi bagaimana lagi. Dia terlalu risih memakai kursi roda itu. Dan juga dia merasa tak bisa bergerak bebas ketika memakai kursi roda.

Anya duduk di sebelah Arsha sambil menyandarkan badannya kebelakang.

"Bantu gue mau gak sih?" Tanya Anya.

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang