/8/ Celaka

1.6K 71 0
                                    

Anya mengerjapkan matanya berkali kali mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk dalam matanya. Bibirnya yang pucat tambah pucat karena kondisinya saat ini.

Rambutnya berantakan, wajahnya memar, kakinya terluka, punggungnya sakit ,kedua tangan dan kakinya diikat.

Anya tak mampu bergerak lebih karena kondisinya sangat tak layak. Sekali dia bergerak, dia merasakan sakit pada badannya.

Tiba tiba datang tiga orang sambil bertepuk tangan. Orang orang itu memakai hoddie yang menutupi kepalanya dan masker juga ditambah kaca mata hitam.

Anya tak bisa mengenali mereka, tapi dia melihat dari cara jalan orang paling depan adalah wanita

"Dasar jalang" lirih Anya yang sudah geram dengan permainan itu.

"Ohh.. btw aku dengan loh.." kata gadis itu.

"Tunggu apa lagi? Bunuh dia!!" Kata gadis di belakangnya.

"Kalau sampai kau membunuhnya, aku akan membunuhmu" kata orang yang satunya itu lelaki.

Dua orang wanita itu tertawa.

"Lepasin, gue!!" Pinta Anya dengan gemetar.

"Kau mau lepas ya?" Kata wanita paling depan.

"Jauhin Dio!!!" Kata wanita di belakangnya.

"Jauhin Arsha!!!" Kata wanita di depan.

"Jadi pacar gue!!!" kata pria di belakang.

"Janji penuhi semua syarat itu" kata ketiga orang itu.

Anya menggeleng lemah.
"Gue gak bisa lakuin itu semua" tolak Anya sambil menggelengkan kepalanya.

Bhukk

Satu pukulan mendarat di bahu Anya dari wanita di belakang.

"Udah gue bilang jangan sakitin dia!!" Gertak sang pria.

"Diem lo! Disini lo cuman pembantu. ngerti lo!?" Gertak wanita di depan.

Anya merintih kesakitan pada seluruh tubuhnya.

Sringggg

Wanita di depannya berhasil mengeluarkan sebuah pisau kecil.

Anya semakin takut dengan keadaannya saat ini.

Anya mencoba meronta dari ikatan tali yang mengikat tangan dan kakinya. Tapi usahannya sia sia. Di belakangnya ada yang memegangi pundaknya dan di depannya ada seorang wanita layaknya iblis yang siap menyayat nyayat kulit pucatnya.

Srett
Srett

"AWW!!"
"SAKIT!!" Teriak Anya saat pisau yang ada di genggaman wanita itu berhasi menyayat kulit pipi dan lengannya.

Darah mulai mengalir.

Anya hanya bisa diam dan memandang wanita di depannya seolah ingin membalasnya.

"Sakit kan?" Tanya wanita di belakangnya.

Wanita itu mengambil kayu dan memukulkannya pada punggung belakang Anya. Tidak sangat keras tapi bagi Anya itu adalah ukuran yang mampu membuatnya kehilangan kesadaran.

Setelah Anya pingsan, mereka bertiga dengan teganya meninggalkan Anya di tempat yang sempit oksigen tersebut.

---

Arsha berjalan menuju kelasnya setelah mendapat pengarahan tentang pertandingan basket yang akan dilaksanakan pada lusa besok.

Dia memasuki kelasnya yang sudah sangat sepi.

Tapi dia tak melihat orang yang dicarinya di dalam sana.

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang