Disaat kita saling membenci, kita merasakan getaran yang berbeda.
Disaat kita saling mencintai, kita merasakan hal yang berbeda.
Dari kesimpulan tersebut, bisa dikatakan bahwa benci dan cinta itu hanya beda tipis.
Mungkin sama dengan apa yang dialam...
Anya duduk di depan Arsha yang sedang mengerjakan prnya. Anya juga. Tapi dia malas, dan ini sudah malam. Akhirnya Anya hanya malas malasan saja sambil sesekali liatin Arsha yang serius mengerjakan prnya.
"Udah ya Sha... Besok lagi. Aku ngantuk..."
"Nanggung.. tinggal 7 soal lagi nih... makanya bantu ngerjain! Dari tadi malah males malesan aja sih..."
"Lagipula kan besok Minggu... besok gak sekolah Sha. Prnya itu dikumpulin hari Senin.."
"Kan enak dikerjain sekarang biar besok kita bisa santai..." kata Arsha sambil meletakkan pulpennya.
"Udah selesai?" Tanya Anya.
"Dibilang masih kurang 7 soal kok.. bantuin nih..!"
"Ogah ngantuk..."
"Yaudah tidur aja. Kalo besok aku gak mau ngajarin tanggung sendiri!!"
"Biarin.. aku bisa tanya ke Alvin ato Hans...."
"Ngeyel banget sih dibilangin..."
"Udah ih males akunya..." kalau Anya sudah malas dia tidak akan bisa dibilangin lagi. Padahal ini baru jam setengah delapan pagi.
Anya menyandarkan kepalanya di dinding perpustakaan pribadi mereka. Arsha yang melihat kemalasan Anya hanya geleng geleng kepala kemudian memerhatikan Anya sesaat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidur mulu sih dari tadi..?" Tanya Arsha.
Anya yang sudah menutup matanya menghiraukan pertanyaan Arsha. Arsha mulai melanjutkan kegiatannya.
"Anya?" Panggil Arsha. Tidak ada sahutan. "Sayang? Kamu tidur?" Tanya Arsha.
"Hhngg" Anya hanya melenguh dan tidak mendengarkan perkataan Arsha.
"Yah... tidur..." kata Arsha.
Anya yang belum sepenuhnya tertidur teringat akan sesuatu.
Dia mengangkat kepalanya membuat Arsha kaget.
"Aduh... ngagetin ae..."
Anya meringis kemudian mengucek ucek matanya.
"Sekarang jawab pertanyaan aku tentang luka kamu!!?"
Deg
"Ayo jawab!!"
Arsha hanya diam menunduk. Tubuhnya bergetar. Detak jantungnya berpacu dengan cepat. Keringat dingin mulai keluar. Anya memicingkan matanya bingung.
"Sha?" "Kamu kenapa diem!?"
Anya bingung melihat perubahan raut wajah Arsha.
"A-aku aku takut.." rintih Arsha sambil memeluk dirinya sendiri.
Anya yang kaget akan respon Arsha langsung menghampiri Arsha.
"Kamu kenapa Sha?" Anya memegang pundak Arsha yang bergetar. Tubuh Arsha mengeluarkan keringat dingin.