/44/

1.3K 56 5
                                    

6 years laterrr...

"ARSHA!!"

"Iya?"

"Jangan dimakan buah pir nya! Kamu kan darah rendah!" Anya merebut buah pir yang ada di tangan Arsha.

"Yah yahhh.."
Arsha cemberut.

"Nanti aku beliin buah yang lain. Sekarang kamu pakek kemeja kamu. Aku mau siap siap dulu" kata Anya.

Dengan berat hati, Arsha mengambil kemejanya lalu memakainya.

Arsha melirik Anya yang berada di depan cermin meja rias.

"Baju yang kamu pakek wisuda itu?" Tanya Arsha melihat gaun yang panjangnya di bawah lutut. Dengan bagian atas di bahu hanya terdapat tali selebar telunjuk.

"Tenang aja Sha. Ini ada jasnya" kata Anya seolah tau apa pikiran Arsha.

"Hmm. Pakekin dasi" kata Arsha.

Anya menarik Arsha untuk membungkuk. Lalu dia memasangkan dasi Arsha.

"Kamu, nanti maju sama siapa?" Tanya Arsha.

"Sama kamu lah" jawab Anya.

"Gak sama mama papa kamu?" Tanya Arsha.

"Kan yang waliin aku kamu. Mama sama papa waliin abang dong. Nanti kalo mama sama papa mau ikut maju juga boleh kok" jelas Anya.

Setelah selesai Anya mengambil sisir. Saat akan menyisir rambut Arsha. Arsha menghentikan tangan Anya.

"Bentar, pegel tau mbungkuk" Arsha akhirnya berjongkok di depan Anya.

"Berasa punya baby" kata Anya.

Arsha menampakan giginya.

"Hehe. Yang ini big baby nanti pasti ada baby yang lain" kata Arsha.

Anya hanya tersenyum.

"Udah jadi apa belum yak?" Tanya Arsha sambil mengelus perut Anya yang rata.

"Ish!" Anya menyingkirkan tangan Arsha.

Anya mulai menyisir rambut Arsha.

"Emang nanti kamu mau punya anak berapa?" Tanya Anya.

"Mungkin sebelas. Cowok semua gapapa" jawab Arsha dengan tampang polos.

"Kamu ya yang hamil. Emang kamu kira enak apa?" Kesal Anya.

"Gapapa sih punya anak sebelas cowok semua. Nanti bentuk tim sepak bola. Nahh terus nanti ada tambahan tim chears. Anggota 4 cewek gitu. Gimana? Setuju gak? Kan bagus tuhhh" Kata Arsha mulai berkhayal.

"Astaga! Ngeselin banget sih!" Anya mencubit lengan Arsha. Tapi kayaknya gak bisa. Lengannya Arsha kan keras.

Arsha hanya tersenyum lalu mencium dahi Anya.

"Istri aku udah dewasa. Udah gede sekarang mah. Udah hampir jadi dokter ya. Dokter bedah nihhh?" Tanya Arsha bingung.

"Iya iya iya" jawab Anya .

"Nah itu. Gak takut emang bedah bedah orang?" Tanya Arsha.

Anya tersenyum lalu menggeleng.
"Mama aja gak takut. Masa aku mau takut. Kalah dong sama mama." Anya menggelengkan kepalanya.

"Semoga sukses ya!! Semangat oke!?"

Anya tersenyum lebar.
"Iya dong!!"

"Yaudah. Aku siapin mobil dulu. Kamu kalo udah selesai turun aja. Aku tunggu di ruang makan" kata Arsha sambil berdiri. Anya hanya membalasnya dengan senyuman.

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang