/39/ Akhirnya

1.2K 71 12
                                        

Anya menahan nafasnya seketika.
Semuanya menoleh ke arah Elisa yang sudah terjatuh ke lantai.

"Nyawa dibalas nyawa. Lo kan yang udah ngancem Davi sampek dia syok kayak gitu?" Kata Sang pelaku yang tak lain adalah Arsha.

Anya berjongkok lalu menahan pundak Elisa yang tertembus peluru.

"Denger ya E.LI.SA. gue udah tau lo balik ke Indonesia 1 tahun yang lalu. Gue juga tau, lo pasangin alat sadap di apartmen gue. Lo kan yang nyamar jadi petugas apartmen? Hh gue udah tau dari dua minggu yang lalu. TAPI GUE GAK NYANGKA LO SENEKAT INI!!"

"Lo.. seharusnya.. lo.. tau.. kalo.. gue.. disini.. sebagai.. korban.. yang.. balas.. dendam.." kata Elisa terputus putus.

"Helll!!! Lo? Sebagai korban? KALO LO GAK TAU APA APA TENTANG MASA LALU ORANGTUA KITA, LO SEBAIKNYA GAK USAH SOK SOK AN BANTU MEREKA NYELESAIN MASALAHNYA. Gue rasa otak lo udah mulai hilang" Arsha menarik Anya agar berdiri.

***

Arya, Edgar dan Billa melihat seseorang yang tak asing dimata mereka. Wanita.

Billa menarik wanita itu lalu menodongkan pistol di pelipis wanita itu.
"Kasih tau dimana Anya dan Misya!" Kata Billa.

"Aku gak tau Bil. Aku aja baru kesini setelah tau rencana mereka. Aku gak ikutan mereka lagi!!!"

"Viona, lo gak usah bohong ya!" Kata Billa.

Arya perlahan lahan melepaskan tangan Billa dari Viona.
"Dengerin dulu bunda. Nanti baru kita bertindak" kata Arya.

"Ayok ikut aku! Aku tau dimana mereka nyembunyiin Anya sama Misya" kata wanita itu yang ternyata adalah Viona.

"VIONA!" Panggil seseorang.

Mereka semua menoleh ke arah Shenya yang sudah berjalan ke arah mereka.
Shenya melayangkan tangannya hendak memukul Viona, tapi Arka menahannya lalu menarik Shenya agar menjauhi Viona.

"DIA YANG UDAH CELAKAIN ANAK AKU!" Teriak Shenya sambil memukuli Arka yang memeluknya.

"Shenya dengerin aku dulu!"

Shenya mendongak menatap Arka.

"Tolong dengerin dia dulu!"

Viona lalu berjalan cepat ke arah pojok ruangan dimana tiga ruangan bercat hitam.

Saat sudah hampir mendekati ruangan itu, terdengar suara kacau.
Mereka langsung berlari ke arah tiga ruangan itu. Dan masuk ke dalam ruangan yang menjadi sumber suara ribut itu.

Arya, Edgar, Shenya, Arka masuk ke dalam ruangan itu. Sedangkan yang lain tetap di luar.

"Om, om bantuin papa aja. Lawan yang di belakang. Biar kita yang urus disini" kata Arya.

"Yaudah. Om percaya sama kalian. Hati hati. 30 menit lagi polisi sampek" kata Arka.

"Om juga hati hati"

Arsha menatap Elio,Alfan dan Dhika bergantian.
"Kalian, terpengaruh sama wanita ini. Wanita yang sok tau. Dan sok bela orang. Tapi dia sendiri gak tau yang dia bela itu bener atau salah" kata Arsha.

Dhika menodongkan Pistolnya pada Anya. Anya yang melihat itu langsung mengangkat pistolnya dan mengarahkannya pada Dhika.

"GUE BENCI KALIAN SEMUA!!" Teriak Elisa sambil menangis menahan sakit.

"Gue juga benci sama lo" kata Anya.

Elio menatap Arsha dengan tatapan tak percaya.
"Kak, gue nyerah. Gue gak suka acara ginian. Udah gue bilang dari awal. Tapi kalian gak mau nurut. Gue pergi" kata cowok itu lalu berbalik badan.

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang