6 bulan kemudian...
Sudah berjalan satu tahun lebih pernikahan Anya dan Arsha. Dalam satu tahun itu tidak banyak kisah yang menonjol antara mereka. Dalam satu tahun itu mereka sepandai pandainya menutup hubungan mereka yang sebenarnya di hadapan publik.
Anya juga semakin mengerti Arsha yang sebenarnya. Arsha yang terlihat kuat dari luar. Tapi banyak kenangan yang bisa membuatnya rapuh kapan saja. Tersimpan banyak kisah di dalam raut datar dan dingin Arsha. Arsha yang sebenarnya cerewet tapi dia diam. Arsha yang diam diam peduli tetapi memilih cuek.
Arsha juga semakin mengerti dengan Anya. Anya yang terlihat kasar dan dingin. Sebenarnya adalah Anya yang lembut dan peduli. Anya yang sering menguatkan orang lain, tapi dia jarang memikirkan dirinya sendiri. Anya terlihat sangar saat dengan orang baru, tapi dia sangat baik ketika mengenal orang itu.
Dipagi ini mereka juga sudah sibuk dengan kebiasaan masing masing.
"Sayang, mana dasi aku?" Tanya Arsha sambil mencari cari dasinya di sekitar buku bukuan.
"Di lemari paling atas" jawab Anya dari kamar mandi.
Setelah menemukannya, Arsha memakainya.
"Sayang, mana catatan fisika punya aku?" Tanya Arsha ketika menyiapkan buku.
"Nanti aku siapin, kamu diem bentar bisa gak?"
"Yaudah, eh mana ikat pinggang aku?"
"Kamu cari dulu. Belum aja dicari kamu udah tanya"
"Gak ada sayang..."
Anya keluar dari kamar mandi dengan seragam lengkap.
Lalu mencarikan ikat pinggang Arsha.
Dia menemukannya di bawah kolom ranjang.
Dia memberikannya pada Arsha.
"Kebiasaan kalo taruh gak pernah bener sih.." cibirnya lalu berjalan ke arah meja rias."Iya sayang.. maaf lupa.."
"Oh iya nanti sarapan di kantin aja ya.. kita bulan ini kan belum belanja"
"Oke"
"Kamu gak solat?"Anya meringis yang Arsha sendiri udah tau artinya apa.
Anya memberikan sarung dan peci pada Arsha. Lalu Arsha pun melaksanakan solat subuh.
Anya bersiap siap. Kemudian menyiapkan buku.
Setelah Arsha selesai solat, dia memakai sepatunya.
"Nanti kalo soalnya gak bisa, ditinggal dulu. Kerjain yang mudah dulu..." kata Arsha.
"Iya..."
Hari ini mereka akan melaksanakan UN. Sama saja dengan ujian kelulusan.
"Oh ya satu lagi. Nilai fisika kamu harus semakin bagus oke?" Kata Arsha
"Iya... kamu juga... nilai kamu juga harus lebih tinggi lagi. Tapi jangan sampai ngalahin aku!" Kata Anya.
"Hmmm iya.."
Setelah selesai, mereka berdua turun dari apartmen menuju ke halte bus terdekat.
"Gak nyangka yang Misya sama Bintang bisa kayak sekarang.." gumam Arsha.
"Iya.. akhirnya Misya sadar semuanya.."
Mereka menaiki bus yang berhenti di depan mereka.
Sesampainya di halte dekat sekolah, mereka berdua turun. Kemudian berjalan sedikit ke arah sekolah yang sudah terlihat gerbangnya.
Arsha merangkul pundak Anya yang lebih pendek darinya.
"Ih tangan kamu itu berat Sha!!" Anya berusaha menyingkirkan tangan Arsha. Namun naas, dengan teganya Arsha malah memiting Anya yang jelas lebih kecil darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US
Novela JuvenilDisaat kita saling membenci, kita merasakan getaran yang berbeda. Disaat kita saling mencintai, kita merasakan hal yang berbeda. Dari kesimpulan tersebut, bisa dikatakan bahwa benci dan cinta itu hanya beda tipis. Mungkin sama dengan apa yang dialam...