Clouds

2.3K 356 8
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸





















Akhirnya Sohye sampai di tempat kemah bersama yang lain. Sohye sendiri tengah sibuk mengeluarkan tas nya.

Lalu menunggu Yoojung yang ternyata tas nya jauh lebih besar ukurannya ketimbang tas Sohye.

Tapi sambil menunggu Yoojung nyatanya mata Sohye malah menatap Jeno dari jauh.

Jeno tengah membantu teman-teman kelasnya— yang mayoritas perempuan— untuk membawakan tas nya.

Sohye menghela nafas panjang, Ia sedikit cemburu. Jeno bahkan tidak menoleh kepadanya.

"Sohye, ayo!" kata Yoojung sembari menepuk pundak Sohye.

Sohye mengangguk, kemudian mereka berjalan menuju barisan murid-murid yang juga menunggu instruksi selanjutnya dari Pak Jaehwan juga Pak Daniel selaku guru pembimbing.

"Ini semua udah kumpul?" Pak Jaehwan teriak ga kira-kira, ludahnya sampe mucrat kemana-mana.

Yoojung mendengus disamping Sohye, lantas menyenggol lengan Sohye. "Pake toa kek! Kaya pak Daniel itu."

Sohye hanya tertawa pelan. Merasa beruntung bukan dibarisan depan yang langsung terkena air suci Bapak Jaewhan yth.

"Yowis, iki wis kumpul semua, niyel."ucap Pak Jaehwan pada pak Daniel.

"Satu, dua, satu, dua. Oke, tes tes. Kedengeran kan?"tanya pak Daniel.

"IYA PAK!!!" Sahut murid-murid sedikit 'nyolot'

Pasalnya sekarang sudah Sore, sebentar lagi malam.

"Yeuuu slow dong, nge gas semua. Yaudahlah ga ada peraturan apa-apa. Berangkat sekarang, Pak Jaehwan sama saya dibarisan depan. Kalian tinggal ngikutin aja"jelas pak Daniel.

Sontak sorakan murid-murid menggelegar. Merasa tak terima hanya dengan pengumuman tidak jelas dari salah satu guru incaran gadis-gadis disekolah itu.

Lalu mereka berjalan kaki selama hampir 30 menit untuk sampai di tempat perkemahan. Untungnya sih sudah disediakan tenda-tenda yang dipasang lengkap dengan kasur.

Luxury camping.

Untungnya lagi, mereka bebas memilih teman untuk ditenda. Ada 4 orang masing-masing tenda, Sohye tentu saja dengan Yoojung. Ditambah dengan Kyulkyung dan Chaeyeon.

Memang mereka tidak begitu dekat tapi setidaknya lumayan lah.

Begitu Pak Jaehwan memerintah kan para murid untuk beristirahat dulu sebelum makan malam, Kyulkyung langsung melancarkan asik protes nya.

Mengeluh sebal tentang kemah ini. Atau sekedar mengomel soal 'kebun' sebelas duabelas dengan Sanha yang tempo hari mengeluh soal tidur di kebun.

Sohye sih hanya mencoba menenangkan. Lagipula tempat sebagus ini dibilang kebun, Sohye mana mengerti dimana hubungannya.

"Ahhh intinya sebel gue mah, nanti malem-malem digigit nyamuk, terus makanan nya ga enak, dingin lagi. Bete ah"keluh Kyulkyung lagi.

"Sabar, kyung"sahut Chaeyeon.

Tak digubris Kyulkyung sama sekali.

Yoojung sih cengengesan saja.

"Misi" tiba-tiba ada yang datang.

Jooe dan Xiyeon.

"Mau apa?" tanya Yoojung sarkas.

Masih marah akan kejadian dimana Xiyeon melukai Sohye dikamar mandi.

"Mau manggil lo sama Sohye. Bantuin diluar kek, leha-leha aja disini"sinis Jooe.

Yoojung memeletkan lidahnya pada Jooe. "Serah gue dong"

"Udah ayo, jung. Jangan berantem"ajak Sohye.

Mereka kemudian berpamitan pada Kyulkyung dan Chaeyeon.

"Kita mau kemana?"tanya Sohye.

"Ketemu pak Daniel"jawab Xiyeon singkat.

Sampai akhirnya mereka bertemu pak Daniel dan ternyata mereka diminta untuk berbelanja dan membantu untuk mengambil kayu di dekat tempat parkir bus.

"Biar gampang kalian bagi 2 aja ya, soalnya disana juga kayanya udah ada yang lain nya"kata pak Daniel.

"Saya sama Sohye pak"kata Yoojung.

"Gabisa gitu dong! Licik lo, bilang aja mau jalan-jalan sama si Sohye"sela Jooe.

Yoojung mendelik. "Maksud lo apa ngomong gitu?!"

"Udah udah gausah berantem, kamu sama Jooe aja udah"ucap Pak Daniel sembari menunjuk Yoojung.

Yoojung mendengus lalu siap protes sebelum pak Daniel menyela.

"Eit! Pergi sekarang. Udah jam 4, nanti kalian balik kemaleman lagi." lantas Pak Daniel pergi dari sana.

"Buruan, bantet! Gue gamau ngambil kayu!"sentak Jooe.

"Sadar diri lo! Seenak jidat ngatain gue!"lawan Yoojung.

Sohye menghela nafas. "Ayo, yeon. Kita ambil kayu aja"

Sebenarnya alasan Jooe tak ingin mengambil kayu adalah jarak nya tak jauh, jadi harus berjalan kaki. Jooe tak mau itu. Lagipula tak bisa menumpang dimobil untuk berbelanja karena beda arah.

Akhirnya Sohye berjalan berdua dengan Xiyeon. Dengan perasaan aneh, kali ini Sohye tak bisa melihat warna hati Xiyeon, sedikitpun.

Entah kenapa. Tapi Sohye merasa ada sesuatu atau mungkin seseorang yang menutupi warna hati Xiyeon dari Sohye, seperti awan yang turun menuju gunung dan menjadi kabut yang menutupi gunung tersebut.













Tbc




Adakah yang lagi mudik? Kena macet dijalan tapi masih nyempetin baca cerita ini???

Diriku sih enggak mudik gengs, jangankan mudik, mandi aja beloom ヽ(´▽`)/

Black Swan | Lee Jeno X Kim SohyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang