Ending?

2.4K 247 65
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸



































Sore itu sepulang dari sekolah, Jeno langsung ke kamar Sohye. Menggenggam erat tangan Sohye seperti biasa.

Belakangan ini rasa rindu Jeno benar-benar tidak tertahankan.

"Tanda ditangan kamu ilang"kata Jeno.

Ia baru sadar, dari awal kejadian itu, perlahan, tanda ditangan Sohye memudar.

Dan sekarang hilang.

"Kamu ga akan pergi kan?"tanya Jeno pelan.

Ini gila. Jeno takut, Jeno takut Sohye nya pergi. Seperti tanda ditangan nya, Sohye mungkin saja menghilang.

"Hye, please" suara Jeno mulai bergetar.

Dan tiba-tiba saja alat pendeteksi jantung Sohye berbunyi nyaring. Hal itu membuat Jeno panik dan menelfon Dokter kepercayaan keluarga Sohye.

Tak butuh lama, Dokter itu sampai berbarengan dengan teman-teman Jeno dan Hyunjin.

"Maaf, tapi tolong kalian keluar"ucap si Dokter.

Beliau mendorong Jeno keluar dan kemudian menutup pintu dengan seorang suster yang menemani.

Jeno hanya berdiri dalam diam di depan pintu kamar Sohye.

Tangannya basah oleh keringat dingin, firasat nya benar-benar terasa tidak enak.

Jeno tidak siap kalau Sohye pergi, tidak akan pernah siap.

Sohye gadis pertama yang Jeno sukai, Sohye gadis pertama yang menjadi kekasih nya. Sohye gadis pertama yang datang dihidupnya setelah Ibu Jeno meninggal.

Sohye begitu berarti untuk Jeno.

"Jen, jangan gini. Ayo duduk, kita berdoa aja yang terbaik buat Sohye"ucap Jinyoung.

Bagaimana pun Jinyoung khawatir dengan saudara tiri nya ini, Jinyoung juga khawatir pada Sohye, semua khawatir pada gadis itu.

Jeno menghela nafas sebelum akhirnya ikut duduk. Suasana nya terasa canggung.

"Jung udah ah jangan nangis. Sohye gaakan kenapa-napa"

Jeno menoleh kearah Sanha saat pria itu membujuk Yoojung. Lagi-lagi Yoojung menangis.

Lalu diujung lain ada Ryujin yang menunduk dalam-dalam dengan Hyunjin yang tampak nya membunjuk gadis itu.

Jeno kembali menunduk. Kemudian berbisik pelan. "Tuhan, tolong selametin Sohye, tolong"

Selama hampir setengah jam, Dokter yang memeriksa Sohye masih belum keluar juga.

Jeno dan yang lain semakin gusar, Jeno bahkan merasa akan gila sekarang.

Jinyoung yang kebetulan disebelahnya terus membisikkan Jeno bahwa Sohye akan baik-baik saja.

Yang Jinyoung harap setidaknya membuat Jeno sedikit rileks.

Sampai saat Dokter keluar, secara refleks Jeno bangkit, Haechan yang duduk di pegangan sofa saja hampir terjengkang kalau Jinyoung tidak langsung menariknya.

"Nona kim sadar." kata nya sembari tersenyum.

Helaan nafas lega terdengar diruangan itu.

"Tapi— " senyum si Dokter memudar. Ia menelan ludah terlebih dahulu sebelum melanjutkan. "Bisa satu dari kalian ikut saya ke dalam? Saya harus mastiin dugaan saya lagi"

Suasana nya kembali tegang. Hyunjin kemudian maju dan menepuk bahu Jeno.

"Lo yang masuk, Jen. Sohye pasti lebih pengen ketemu sama lo, sana"kata nya.

"Kalau gitu saya aja dok"ucap Jeno.

Dokter itu mengangguk lalu masuk diikuti Jeno dibelakang nya.

Setiap langkah yang Jeno ambil maka semakin gugup Jeno saat ini.

Senyum diwajah nya tidak dapat hilang, bahkan semakin lebar saat netra menangkap Sohye yang tengah dibantu duduk oleh seorang suster.

Gadisnya bangun.

Perasaan bahagia benar-benar membuncah di dada Jeno.

"Nona kim"panggil si Dokter.

Sohye masih sibuk dengan suster disebelah nya sampai suster itu harus memberitahu Sohye kalau Dokter nya memanggil gadis itu.

Dan hal itu tak luput dari perhatian Jeno. Kenapa Sohye tidak sadar kalau Dokternya memanggil dirinya?

"Pria disebelah saya ini. Anda mengenal nya?"tanya si Dokter ramah.

Jeno tidak mengerti, kenapa pertanyaan nya seperti itu?

Sohye mengalihkan pandangannya dari si Dokter menuju Jeno. Mata nya menatap Jeno lekat-lekat.

Lalu bibirnya tersenyum tipis.

Hal itu membuat Jeno lega, Sohye nya tahu Ia ada disini. Jeno ikut tersenyum, pandangan matanya tak lepas dari wajah pucat Sohye.

"Kamu— "


































"— siapa, ya?"





















Hanya tiga kata yang keluar dari mulut Sohye. Dengan suara serak yang bahkan terdengar lirih dan hilang-hilangan, tapi mampu membuat senyum Jeno luntur.

Sohye melupakan nya.






















End



































































But—




















—is this the real ending?

Black Swan | Lee Jeno X Kim SohyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang