Hayo wannable hari ini tnggl brp? :v
Lebih serem ga bisa nonton w 1 atau cerita ini sad ending? :v🌸🌸🌸
Sohye dan Xiyeon kembali diseret ke ujung ruangan dan ikat lagi.
Xiyeon sudah menangis histeris sejak tadi. Ia merasa bersalah, seharusnya sejak awal dirinya tidak perlu berkencan dengan Yanchen.
Laki-laki itu hanya berniat jahat lewat dirinya.
Xiyeon tahu Ia salah saat menyerang Sohye dikamar mandi waktu itu. Ia merasa bersalah ditambah Sohye yang masih saja terus meringis kesakitan karena luka tembak dikakinya.
Keadaan Sohye juga sudah kacau. Kostum nya yang awalnya indah kini kotor oleh debu-debu dilantai akibat di seret tadi, gelungan rambutnya saja sudah aut-autan tidak karuan, kaki dan sepatunya basah terkena darah.
Yanchen bahkan dengan tidak berperikemanusiaan melempar Sohye begitu saja hingga punggung Sohye menabrak tembok.
Begitu juga saat mengikat tangan Sohye, Yanchen tidak segan-segan mengikatnya kuat hingga pergelangan tangan Sohye memerah.
"BISA DIEM GA SIH?!"Bentak Yanchen pada Xiyeon yang masih menangis.
Xiyeon hanya bisa menggigit bibirnya kuat-kuat, sulit untuk berhenti menangis saat sudah sesenggukan seperti ini.
Tubuhnya terasa sakit, dia ingin menyelamatkan Sohye tapi tidak tahu harus apa.
Yanchen yang melihat itu hanya mendesis pelan lalu mengalihkan pandangannya pada Sohye.
Ia lagi-lagi mencengkram kuat kedua pipi Sohye sampai kuku jari nya terasa menekan pipi Sohye.
Sohye menatap Yanchen balik.
"Penasaran kenapa kamu yang ada disini?"tanya Yanchen.
Sohye berusaha melepas cengkraman Yanchen pada pipi nya tapi yang terjadi hanya Yanchen menekan pipi nya semakin kuat membuat rasa perih disana.
"Mau saya ceritain? Seenggaknya kamu harus tau sebelum mati kan? Biar ga jadi arwah penasaran"ucap Yanchen sembari berbisik dibagian akhirnya. Lantas tertawa.
Ia kemudian bangkit dan mengeluarkan sesuatu dari kantung belakang celananya.
Selembar foto yang langsung Ia tunjukkan di depan mata Sohye.
"Kenal kan?"tanya Yanchen.
Tubuh Sohye seketika bergetar pelan. Matanya memanas.
"Kenapa kamu punya foto woojin?!"pekik Sohye.
Yanchen tersenyum sinis. "Kamu pikir kenapa? Kamu kira kemampuan kamu itu buat apa? Kamu pikir kenapa seorang Park Woojin meninggal?"
"Jangan bawa-bawa Woojin disini!"kata Sohye.
"Sssttt, kamu cukup dengerin saya, Kim Sohye."ucap Yanchen. "Kamu tau kamu ga seharusnya hidup selama ini. Tujuan kamu buat hidup udah ga ada, Kim Sohye"
Yanchen kemudian kembali berjongkok di depan Sohye. "Kamu hasil dari perjanjian Ibu kamu sama iblis, kata apa yang pantes buat kamu? Anak haram bahkan ga pantes buat kamu"
Airmata Sohye mengalir perlahan. Tapi sebisa mungkin Sohye tetap memandang Yanchen dengan kebencian.
"Ada satu peraturan di sekte yang Ibu kamu datengin. 1 dari 100 anak perempuan yang lahir dari anggota nya, akan dikutuk dan jadi pasangan dari anak ketua sekte itu. Mau tau satu anak itu siapa?"tanya Yanchen.
"Itu kamu, Kim Sohye. Dan tebak siapa anak ketua Sekte itu? Itu Park Woojin. Alasan kamu lahir itu buat jadi bayang-bayang seorang Park Woojin"
"BOHONG!!"Pekik Sohye keras. Airmatanya semakin mengalir deras.
"Buat apa saya bohong, ga ada guna nya buat saya. Kamu hidup buat lindungin seorang Park Woojin pake kemampuan kamu yang hasil dari kutukan itu. Kesalahan Woojin itu kesalahan kamu, sakitnya Woojin itu sakitnya kamu, airmata Woojin itu airmata kamu, bahkan kematian Woojin itu kematian seorang Kim Sohye juga"
Yanchen kembali mencengkeram pipi Sohye. "Tapi emang dasarnya Park Woojin itu bodoh dan mudah terlena. Dia malah nyelametin kamu, disaat seharusnya kamu yang nyelametin dia. Dan sekarang kamu punya orang lain buat gantiin Park Woojin, kamu pikir itu sejalan sama tujuan hidup kamu?"
Tangis Sohye semakin menjadi, hidung dan dadanya terasa sakit karena menahan tangis. Tapi Yanchen bahkan tidak iba sedikitpun.
Ia dengan santai malah melanjutkan ceritanya. "Enggak, Sohye. Kamu melenceng, kamu kira Ayah Woojin si ketua sekte ga marah tau hal itu? Dia marah besar, anaknya malah harus kehilangan nyawa sedangkan kamu hidup senang disini. Dan dari awal takdir kamu itu jadi bayang-bayang Park Woojin, ketika Woojin gaada itu artinya kamu juga gaada"
Yanchen berdiri kemudian melangkah mundur sebanyak 3 langkah. Ia kembali mengambil sebuah pistol dari kantung belakang celana nya, mengarahkannya tepat kearah kepala Sohye.
Kepala Yanchen menoleh kearah Xiyeon yang hanya bisa menangis menatap Sohye.
"Park Xiyeon.. "Panggil Yanchen.
Xiyeon menoleh.
"Ada kata-kata terakhir buat korban kamu?"tanya Yanchen.
"JANGAN BUNUH SOHYE!! Tolong, jangan. Kamu bisa bunuh aku, tolong, Yanchen"pinta Xiyeon.
Dengan merangkak, Xiyeon mendekati Yanchen, bersimpuh di kaki pria itu sembari menangis.
Yanchen tersenyum sinis kemudian menendang Xiyeon sampai punggung gadis itu menabrak dinding dan sikutnya lecet terkenan lantai.
"Gimana Kim Sohye? Saya bunuh Xiyeon dulu baru kamu?"kali ini Yanchen malah bertanya pada Sohye.
Sohye menggeleng panik. "Jangan.."
"1...... "
"2........ Say goodbye to her "
"Jangan bergerak"
Tbc
Yanchen ga jahat kok:') enggak gengs, ini hanya untuk kebutuhan cerita saja:')
Aku emang sibuk tapi entah kenapa ide cerita ngalirrrr terus. Jadinya tiap malem ngalong buat nulis 2-3 chapter.(ಥ_ಥ)
Sabar aja ya buat klimaks nya:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan | Lee Jeno X Kim Sohye
RandomBlack Swan. Satu kata yang terlintas adalah sempurna. Tapi bagaimana kalau dibalik sikap sempurna nya ada begitu banyak rahasia yang rumit? Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visualis...