🌸🌸🌸
Sohye menatap bangunan di depannya dalam diam. Seperti tidak terpakai tapi masih lumayan layak.
Seperti gudang tapi setengah rumah. Dengan ragu Sohye berjalan mendekat.
Setelah sebelumnya Sohye mengeratkan jaket miliknya karena tiba-tiba saja angin berhembus kencang.
Langkah kakinya menimbulkan bunyi dari lantai kayu yang Sohye injak. Perlahan Sohye mendorong pintu besi yang terdapat di bagian depan gedung itu kesamping.
Sohye berjalan memasuki rumah dengan pelan, berusaha agar tidak membuat suara yang berisik.
Meskipun percuma karena tadi saat Sohye membuka pintu, deritan dari besi nya cukup berisik.
Kemungkinan besar si unknown itu sudah tahu, jadi Sohye berusaha agar tetap siaga.
Ia tidak membawa senjata apapun untuk perlindungan diri. Jadi Sohye tidak benar-benar berpikir kalau Ia bisa keluar dari sini tanpa luka.
Sohye melihat sebuah tangga disisi kiri, karena melihat keadaan sekitar sepi jadi Sohye melangkah menuju tanggan itu.
Langkah Sohye terhenti dibagian anak tangga keempat saat mendengar suara rintihan dari atas.
Akhirnya Sohye berlari keatas dan mendapati Xiyeon disana.
Terduduk dikursi usang dengan tubuh terikat.
"Xiyeon!" dengan cepat Sohye berlari lagi dan melepaskan ikatan di tubuh Xiyeon.
Sesekali Sohye ikut meringis saat tak sengaja menyentuh luka-luka di tubuh Xiyeon.
"Lo ngapain disini?"tanya Xiyeon pelan.
"Nolongin kamu"jawab Sohye gemetaran. Ia hampir menangis.
"Ga seharusnya lo disini! Dia ngincar lo, Sohye!"ucap Xiyeon panik.
"Pergi sekarang"titah Xiyeon.
Sohye menggeleng cepat. "Kita keluar bareng-bareng"
Lantas Sohye berlari kebelakang tubuh Xiyeon dan melepas ikatan di tangannya.
"Ayo"ajak Sohye sembari memapah Xiyeon.
Tapi tak lama Xiyeon terjatuh. Kaki nya terasa sakit dan lemas.
"Yeon"panggil Sohye parau.
Ia kemudian mencoba untuk memapah Xiyeon lagi.
"Enggak! Lo yang pergi, hye. Sekarang! Tinggalin gue. Gausah peduliin gue"
Sohye menggeleng lagi. "Aku dateng buat kamu. Kita keluar bareng"
Xiyeon mencegat tangan Sohye. "Gue minta maaf buat kelakuan gue selama ini. Gue udah salah waktu dikamar mandi itu tapi yang kedua, gue ga sadar, hye. Itu bukan bener-bener gue"
Sohye mengernyit heran. "Bukan kamu?"
"Iya— "
Ucapan Xiyeon terhenti begitu mereka mendengar suara berisik.
"Jelasin nya nanti aja. Yang penting kita pergi dulu. Harus berdua."kata Sohye.
Sohye kemudian kembali memapah Xiyeon untuk pergi. Hanya tinggal beberapa langkah untuk menuju tangga.
Sedikit lagi, dan mereka bisa keluar. Sohye tinggal menghubungi polisi saja.
Dorr!!
"SOHYE!!"
Tanpa sadar Xiyeon memekik kencang saat Sohye tertembak dari belakang.
Dan seketika darah merembes keluar dari pergelangan kaki kanan Sohye. Sohye sendiri sudah jatuh terduduk disebelah Xiyeon.
Kakinya terasa sakit dan panas dalam hitungan detik. Sohye membalikkan badannya ke belakang, menatap sosok yang baru saja menembak nya.
Mata Sohye membulat sempurna.
"Kalian mau kemana? Kabur?" Pria itu tersenyum sinis lantas mendekati Sohye dan Xiyeon.
"Hey, permainannya belum dimulai, nona. Yang setuju dateng kesini artinya gabisa keluar sebelum permainannya selesai. Dan permainan ini selesai begitu kalian mati. Itu peraturannya"katanya.
Lantas duduk dengan tumpuan satu lututnya di depan Sohye. Tangannya terjulur untuk mencengkram dagu Sohye.
"Iya kan, nona muda? Anda tidak mungkin melanggar peraturan bukan?"
Sohye menatap pria dihadapan dengan datar. Ia mencoba menahan rasa sakit dari kaki nya, meskipun rasanya kaki kanan Sohye mulai terasa kebas.
Sedangkan Xiyeon disisi lain sudah menangis. Dengan gemetaran merobek kausnya sendiri untuk menutup luka Sohye.
"Mau kamu apa—
— Zhou Yanchen?"
Tbc
Aseeeek:')
Kurang greget ga sih?:')Acaranya ternyata beres lebih cepat:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan | Lee Jeno X Kim Sohye
AléatoireBlack Swan. Satu kata yang terlintas adalah sempurna. Tapi bagaimana kalau dibalik sikap sempurna nya ada begitu banyak rahasia yang rumit? Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visualis...