🌸🌸🌸
Sohye berangkat pagi-pagi sekali menuju venue dengan yang lain nya.
Pelatih dan beberapa penari seperti nya juga tampak kelelahan.
Mereka langsung jatuh tertidur saat sejak make up.
Berbeda dengan Sohye, sembari menunggu giliran nya Ia terus berlatih di lorong sendirian dengan earphone dan ponsel ditangan kanan nya Sohye masih berusaha keras.
Berkali-kali tanpa sengaja tangan atau kaki nya terantuk dinding, terasa sakit tapi Sohye lagi-lagi mengabaikan nya.
Sampai tiba-tiba tepukan di bahu nya membuat Sohye berhenti menari. Ada Baek Joo An disana.
"Giliran lo make up"katanya datar.
Sohye tersenyum tipis. "Makasih Joo An"
Joo An hanya mengangguk dan kemudian pergi menjauh.
Sohye kemudian berjalan masuk.
"Eh Sohye, cepetan ganti baju, langsung kita make up"kata pelatihnya.
Sohye mengangguk. Lantas Ia mulai bersiap-siap. Dimulai dari memakai kostum nya, make up, hingga menata rambutnya dan aksesoris yang akan Sohye pakai nanti.
Sohye tampil begitu cantik dalam balutan kostum nya. Rambutnya digelung keatas menyisakan beberapa anak rambutnya yang menjuntai dengan choker berwarna hitam yang bagian tengah terdapat Mawar yang senada dengan kostum nya.
Diujung ruangan, Sohye membuka box sepatu miliknya. Senyum Sohye tidak bisa untuk tidak terlihat.
Pasalnya sepatu ini masih baru, di beli Jeno beberapa hari lalu.
Warna hitam dengan beberapa aksen berwarna ungu. Sederhana tapi cantik.
Dengan telaten dan perlahan Sohye memakai sepatu itu, dengan hati-hati mengikatnya.
Sohye lantas kembali berlatih lagi.
"Sohye! Jangan keseringan latihan, make up nya luntur nanti"pekik pelatihnya.
Sohye mengiyakan. Dan kali ini Sohye berlatih dengan tidak banyak menggunakan tenaga. Hanya menggerakan tubuhnya dengan perlahan.
Sampai tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya. Sohye tersenyum melihat siapa yang menelfon nya.
"Ayah!"
"Hello, princess. Ayah udah di venue nih. Udah duduk juga"
"Kok bisa masuk acara nya masih satu jam lagi"
"Apa sih yang ayah ga bisa. Jeno sama Hyunjin bareng yang lain juga bentar lagi nyusul"
Sohye tersenyum lebar.
"Tampil yang bagus ya?"
"Siap, big bosseu"
Dari sini Sohye bisa mendengar suara tawa Suho di ujung sana. Suara nya berat khas bapak-bapak.
"Yaudah, siap-siap sana"
Lantas panggilan ponsel itu selesai. Sohye kemudian duduk di kursi yang ada di depan ruang tunggu.
Ponselnya Ia taruh tepat di sebelahnya.
Sohye ingin beristirahat sejenak tapi tiba-tiba Joo An yang entah darimana datang nya menunjuk ponsel Sohye.
"Ada pesan tuh"katanya.
Sohye mengernyit bingung. Ia kemudian mengambil ponselnya lagi, Ia jarang menerima pesan seperti ini.
Unknown
Wanna play with me?Dahi Sohye mengernyit bingung. Nomor tidak dikenal. Baru Sohye akan membalas pesan itu. Tiba-tiba sudah muncul pesan baru lagi.
Unknown
I have your friend right now.
Sent picture!Sohye menatap foto yang baru saja dikirim padanya dengan pandangan tidak percaya, tangannya menutupi mulutnya.
Tangan Sohye mulai bergetar. Dengan panik Sohye men screenshot pesan dari seseorang itu dan mengirim line pada Yoojung.
Sohye ketakutan. Sangat. Apalagi setelah melihat foto—
"Park Xiyeon"
Sohye dengan sendu kembali melihat foto itu, berusaha memastikan kalau itu benar-benar Xiyeon.
Wajahnya sudah memar dan sudut bibirnya berdarah. Rambutnya acak-acakan dan dirinya diikat di sebuah kursi.
Mata Sohye seketika memanas. Ia tidak bisa membayangkan keadaan Xiyeon sekarang, gadis itu pasti ketakutan.
Dengan panik Sohye berusaha menghubungi nomor itu tapi tidak tersambung.
Unknown
How about kill her? Sounds good for me.You
No! I'll come. Send me your location.Sohye dengan panik masuk ke dalam ruang tunggu dan mengambil jaketnya lantas memakainya dengan terburu-buru.
"Mau kemana?"tanya Cheng xiao.
"Keluar sebentar"jawab Sohye.
"Bentar lagi— "
Sohye tidak mendengarkan apapun perkataan Cheng xiao. Ia buru-buru melangkah pergi keluar setelah mengambil dompetnya.
Tanpa peduli dengan dirinya yang masih menggunakan kostumnya dan full makeup juga sepatu yang baru Jeno belikan, Sohye berlarian keluar dari venue menuju bagian depan gedung.
Sohye bahkan beberapa kali menabrak orang-orang. Tapi tidak ia pedulikan.
Saking paniknya Sohye bahkan langsung menyerobot taksi yang baru saja akan dinaiki orang lain.
Dengan panik Sohye menunjukkan alamat yang dikirim si pengirim pesan.
"Tolong cepet pak. Saya bayar dua kali lipat"sahut Sohye.
Sohye berkali-kali meremas tangannya sendiri. Ia bahkan keringat dingin.
Saat ini satu hal yang Sohye bisa hanyalah berdoa untuk Xiyeon.
Dan juga berdoa untuk dirinya sendiri.
Tbc
Eaaaaa:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan | Lee Jeno X Kim Sohye
RandomBlack Swan. Satu kata yang terlintas adalah sempurna. Tapi bagaimana kalau dibalik sikap sempurna nya ada begitu banyak rahasia yang rumit? Disclaimer: mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan cerita entah sifat tokoh,latar tempat,visualis...