Dari sekian banyak mahasiswa fakultas hukum yang ada. Yang punya nyali dan keberanian buat ngejawab dan nyolot ke dosen killer, ya cuman gue, Maheswari Wendy Aubertha.
Gara-gara itu gue jadi terkenal terutama di lingkungan fakultas. Bukan cuman di kalangan mahasiswa, beberapa dosen pun jadi kenal sama gue.
Gak jarang gue sering disapa dengan sapaan, "Wendy, ya? Yang sering debat sama Pak Lay di kelas, kan?"
Tapi, walaupun sering nyolot. Gue gak pernah ngelupain tugas gue sebagai mahasiswa yang baik kok. Contohnya aja kayak sekarang ini, nih.
"Akhirnya setelah kerja lembur bagai quda. Tugas yang bejibun banyaknya ini selesai juga." Kata gue sambil ngerebahin badan di kasur tercinta gue.
Baru saja gue merebahkan badan setelah duduk berjam-jam. Alarm gue menyala. Dan tentunya itu membuat gue merasa kesal.
"Kampret, udah pagi. Gue belom jadi merem udah harus mandi," ucap gue yang masih enggan untuk bangun.
"Kenapaa?? Kenapa? Kenapa??? Dosen ngeselin satu itu harus selalu ada di jam pagi???"
Gue pun mau gak mau harus pergi mandi. Dan bersiap buat pergi ke kampus.
07.00 AM
LINE
Kodratnya Cantik (4)BirgitAirin : Kebo2ku yg syantik... Buruan bangun! Temenin gw di kampus nih, gw ada jam pagi
Joyanna : Enak aja kebo, gw udah di kampus nih.
WendyA : gw otw
BirgitAirin : lo dimana Joy?
Joyanna : di taman deket lapangan basket
BirgitAirin : tungguin gw, jgn kemana mana!
FredeLisa : OTW km
WendyA : bodo amat ya... mau lo otw km, otw sumur, otw empang pun gw gk peduli-.-
FredeLisa : bct tai_-
di taman
Joy dan Airin sudah berada di taman entah sejak kapan. Gue yang baru saja sampai langsung melempar tas dan kembali merebahkan badan gue di hamparan rumput hijau.
"Buset, mata lo kenapa, Wen?" Tanya Airin yang duduk di samping gue.
"Semalem gue gak tidur gara-gara lembur, ngerjain tugas susulan dari Si ngeselin Lay itu," ucap gue sambil merubah posisi terlentang gue menjadi tengkurap.
"Hush! Mulut lo, Wen!" tegur Airin.
"Wagelaseh baru aja masuk semester baru udah ada tugas aja. Dosennya stres kali ya?" Kata Joy.
"Bukan cuman stres, dia mah udah gila!!!" ungkap gue.
"Perasaan Pak Lay ngasihnya akhir semester lalu deh, Wen," sahut Lisa yang baru saja datang.
"Kalo mau ngibulin gue sekarang. Lo ada di waktu yang salah."
"Lisa bener kok, waktu libur kemaren Lisa sibuk sama tugasnya. Sampek gue ajak dia jalan, dia nya gak mau." Sahut Kai, pacar Lisa.
"Laaah kok gue baru tau kemaren??"
"Kayaknya, waktu Pak Lay ngumumin tugas itu, lo asik gambar, deh, Wen." Kata Lisa.
"Kenapa waktu itu lo juga gak ngasih tau gue peyang???"
"Lah, gue kira lo dengerin dia." Kata Lisa.
"Kalo gini kan, tenaga gue kesannya jadi kebuang sia-sia." Kata gue kesal.
"Ya udah, yang penting kan kamu udah usaha ngerjain dan selesai juga, kan?" Suara itu, suara yang selalu jadi moodbooster gue. Seketika gue langsung berubah posisi jadi duduk dengan manis.
"Vito? Kapan yang dateng?" Tanya gue sambil mencari posisi pewe.
"Baru aja sih." Kata Vito. Danendra Salvito Edward dia pacar gue dari tahun terakhir SMA.
"Oya, Wen lo mau masuk ke kelasnya Pak Lay dengan warna rambut lo yang nyetar kek gitu?" Tanya Bagas, yang dateng bareng Vito.
"Kalo iya, emang ngapa?"
"Lo yakin?" Tanya Lisa.
"Emang kenapa sih???"
"Lo kan tau sendiri Pak Lay kayak gimana." Kata Bagas.
"Bodo amat!"
Jadi gue, Lisa, sama Bagas itu satu fakultas di fakultas hukum.
Sementara Vito sama Kai di fakultas ekonomi dan bisnis tapi beda program studi.
Kalo Airin ambil fakultas kedokteran.
Sementara si Joy dia ambil fakultas ilmu budaya dengan program studinya pariwisata.
Kok kita bisa kenal satu sama lain?
Karena kita temenan dari SMA dan kebetulan bisa satu kampus."Wen, sekarang udah jam delapan kurang lima belas, loh. Kamu gak masuk kelas?" tanya Vito.
"Serius lo?? Gue duluan, ya gaes. Lis, ayok." kata Bagas.
"Sabar, nyet!" kata Lisa mengejar Bagas yang langsung lari.
"Woi!!! Upil anoa yabg diajak Lisa doang, tungguin gue!" teriak gue sambil menyusul Lisa dan Bagas.
***
di kelas...
Duduk di kursi paling belakang membuat gue dapet banyak keuntungan.
Contohnya sekarang. Kali ini gue mau nekat tidur di jamnya dosen terempong se Asia Afrika ini. Soalnya, kali ini mata gue udah gak bisa diajak kompromi.
"Lis, kalo human satu itu mau kesini, gue bangunin ya?" ucap gue sambil mulai mencari posisi pewe untuk tidur.
Setelah Lisa berdeham yang berarti mengiyakan, gue langsung naruh kepala gue di meja dan mulai terlelap.
Author POV
Selang sepuluh menit setelah Wendy menaruh kepalanya Lay datang mendekati kursi Wendy.
"Wen, Wen... Pak Lay woi!" ucap Lisa dengan suara tak begitu keras. Namun, wendy hanya mengubah posisi tidurnya tanpa bangun sedikit pun.
Tak lama kemudian Lay sudah berdiri disamping meja Wendy. Sambil memperhatikan Wendy.
Ia menghela napasnya. "Coba kamu bangunin lagi." ucap Lay pada Lisa.
"Wen,Wendy!" ucap Lisa dengan suara yang lebih keras.
"Apaan sih lis??" ucap Wendy sambil melihat ke Lisa tanpa tau sedikitpun bahwa Lay sudah di samping mejanya.
Lisa melirik ke arah Lay dengan berhati-hati. Kemudian Wendy menengok arah lirikan Lisa.
"Ha-hai Pak Lay, hehe." ucap Wendy.
"Setelah ini temui saya di ruangan saya. Saya tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun." ucap Lay tegas.
"Iya pak." jawab Wendy.
Mampus lo wen, kena masalah sama dosen killer lagi~wendy
Dasar kebo, makanya kalo dibangunin langsung bangun dong~lisa
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Killer Lecturer
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Maheswari Wendy Aubertha mahasiswi yang sering membuat dosennya, Aldebaran Chistian Adlay si pemiliki notabene dosen muda tampan nan killer naik pitam dengan tingkah dan kelakuannya yang bandel, cukup susah diatur, dan suka membantah. Tap...