Wendy POV
05.00 PMSekarang, gue jadi sering dianter jemput sama Lay. Gue juga sering main dirumah barunya. Gak cuman itu, sekarang kemana mana gue juga sama dia.
"Wendy!!!" Suara Joy, membuat gue menoleh saat gue lagi makan sama Bagas dan Airin di kantin kampus.
"Yang diteriakin Wendy doang nih?" Tanya Airin.
"Soalnya ini bersangkutan sama Wendy." Kata Joy. Gak lama kemudian Lisa dateng dia langsung duduk di sisi kiri gue.
"Ada hot news." Kata Lisa.
"Btw, lo gak ngajak Kai?" Tanya Bagas.
"Lagi otw sama Vito." Kata Lisa.
Sekarang gue udah mulai biasa aja denger nama dia. Gak kayak dulu lagi.
"Hot newsnya apa sih? Bikin kepo." Kata Airin.
"Wendy, dikabarin ada apa apa sama Pak Lay!" Kata Joy dengan antusias. Saat mendengar itu gue yang lagi minum langsung terbatuk karena terkejut.
"Udah rame aja." Kata Kai yang baru aja dateng.
"Kenapa, Wen kok batuk?" Tanya Vito yang dateng barengan sama Kai. Gue masih berusaha menghilangkan batuk gue.
"Habis kaget dia." Kata Lisa.
"Kenapa?" Tanya Vito.
"Gara gara gue ngomong kalo dia lagi jadi bahan gosipan gara gara deket sama Pak Lay. Tau lah siapa Pak Lay dosen paling tenar, paling ganteng, paling muda di kampus." Jelas Joy.
Batuk gue udah berhenti. "Halah, cuman gosip." Kata Airin.
"Tapi, katanya Wendy sering pulang berangkat bareng sama dosen satu itu." Kata Lisa.
"Kan lo gak liat. Kalo lo liat gue lagi percaya." Kata Bagas.
Airin sama Bagas berusaha belaiin gue. Makin sayang deh sama mereka, huhu:')
"Gue juga gak percaya sih. Orang Wendy aja modelannya pecicilan kayak gini, ya kan?" Kata Vito sambil memegang kepala gue.
Terus apa hubungannya???
"Awas clbk! Inget minggu depan udah mau kawin!" Kata Joy.
"Kawin kawin, lo kira gue bebek apa?!?!" Kata Vito tak terima.
Setelah itu pembicaraannya jadi, melenceng jauh dan gak ngebahas gue dan Lay lagi.
Di mobil...
Udah dari lima menit lalu gue udah sampek di depan apartemen tapi, gue belom juga turun.
"Lay." Panggil gue.
"Apa?"
"Kayaknya udah banyak yang tau deh kalo kita deket."
"Ya terus kenapa?"
"Aku gak masalahin sama kampusnya. Kampus mah pasti ya bodo amat yang penting gak ngeganggu kerjaan kamu, ya kan?"
"Ya terus yang bikin kamu khawatir itu apa?" tanya Lay sambil memiringkan duduknya supaya menghadap ke gue.
"Fans kamu."
"Wen, aku kan udah bilang. Kamu gak usah khawatirin itu. Kalo ada yang berani macem-macem sama kamu biar urusan mereka sama aku."
"Bukan cuman itu yang aku khawatirin."
"Terus apa lagi?" tanya Lay sambil menyelipkan rambut gue ke belakang telinga.
"Banyak dari mereka yang lebih cantik dari aku. Aku... takut kalo sampek kamu..."
"Sssttt jangan bilang gitu, ya? Kamu gak usah khawatir juga masalah itu. Aku nunggu kamu itu lama, dapetin kamu juga susah, masa iya aku mau pergi ninggalin kamu?" kata Lay. Seenggaknya habis denger itu gue jadi lebih tenang.
"Ya sapa tau? Namanya aja manusia."
"Dasar, kamu tu ya. Mau turun gak?" kata Lay. Gue menggeleng, "dirumah sendiri males. Mana tugas juga banyak."
"Mau dibantu?" tanya Lay. Gue mengangguk dengan cepat. "Ya udah kamu turun ambil semua tugasnya. Kita ngerjainnya dirumah aku aja, oke?"
"Oke. Oya, btw minggu depan Vito kan nikah aku boleh dateng gak?"
"Kenapa pake tanya ke aku?"
"Ya, kan itu sebagai tanda aku ngehargai kamu."
"Oooh, boleh aja. Tapi kamu mau dateng sama sapa?"
"Nah itu. Masa iya aku dateng sendiri ke nikahan mantan?"
"To the point apa susahnya sih, Wen?" kata Lay sambil menekan ujung hidup gue.
"Hehe, mau kan?"
"Mau apa coba?"
"Nemenin aku dateng ke nikahannya Vito."
"Mau aja. Tapi, resikonya semua orang bakal tau tentang kita loh. Gimana?"
Gue pun berpikir sejenak.
Iya juga, pasti bakal banyak anak kampus yang diundang. Bodo amat lah! Orang dia juga tetep bakal milih gue dari pada fans fansnya.
"Biar ah. Sekalian aja biar pada tau." kata gue.
"Yakin?"
"Yakin."
"Yaudah tugasnya buruan diambil."
"Oya, gimana kalo malem ini aku sekalian nginep rumah kamu aja? Kan gak mungkin juga ngerjain tugas bakal selesai satu dua jam."
"Gapapa sih. Aku juga jadi gak usah nganterin kamu pulang malem malem."
"Yeeeay, tunggu ya aku ambil baju ganti sama tugas dulu."
***
Keesokan harinya...
Gue baru aja sampek kampus sama Lay. "Kamu yakin gak mau sarapan dulu?"
"Enggak. Aku itu kebiasaan gak sarapan. Jadi, tenang aja. Aku juga gak punya riwayat maag kok." jelas gue.
"Yaudah, turun yuk." ajak Lay, gue mengangguk dan kemudian membuka pintu bersamaan dengan Lay.
Gue menunggu Lay sebentar kemudian kami jalan bareng.
"Wendy?!?!"
TBC
Hayo sapa tuh yang manggil Wendy?:v
Oya, habis ini aku enaknya bikin cerita apa lagi ya???
Enaknya cerita anak SMA apa cerita kehidupan orang dewasa kayak gini ya?
Sarannya dong🙏🏻
MakasiiihVoment jangan lupaaa yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Killer Lecturer
Fanfiction[COMPLETE] Maheswari Wendy Aubertha mahasiswi yang sering membuat dosennya, Aldebaran Chistian Adlay si pemiliki notabene dosen muda tampan nan killer naik pitam dengan tingkah dan kelakuannya yang bandel, cukup susah diatur, dan suka membantah. Tap...