Selama menunggu acara wisudanya Wendy sudah mencicil mencari info untuk melanjutkan S2nya.
Ia mengambil S2 karena umurnya masih terlalu muda untuk menjadi advokat. Daripada ia harus menganggur lama. Lebih baik ia mencari aktifitas lain.
Hari ini Wendy menyiapkan semua pakaian yang akan ia gunakan saat Wisuda. Wisuda Wendy akan diadakan lusa dan ia sudah menyiapkan semuanya H-2 acara tersebut.
Setelah seharian ia lelah kesana kemari menyiapkan segala sesuatunya sendiri akhirnya ia sampai di apartemennya dan menaruh tas belanjanya asal kemudian merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya.
"Capek juga. Besok Bang Rey sama Kak Jes jadi dateng gak ya? Mama jadi dateng gak ya? Pasrah aku tu. Gapapa kalo sampek pada gak jadi dateng, waktu SMA aku juga sendiri kok di upacara kelulusan." ucap Wendy.
Berarti, gue gak bakalan punya foto wisuda bareng mama papa sama bang rey? Padahal gue pengen banget bisa majang foto wisuda gue.
"Mending mandi aja. Pake air anget, hihi. Mari kita metime." sebelum Wendy beranjak dari posisinya. Ponselnya berdering.
Disana menampilkan nama Lay. Dan itu membuat Wendy melonjak kegirangan dan langsung mengangkatnya.
"Laayyyy, aku kangen. Kapan pulang siih, ih bosen tauk gak ada yang aku jailin. Bang Rey mentang mentang udah nikah gak pernah jengukin adeknya yang dirumah sendiri kan kampret."
"Haha, iyalah. Kan dia udah punya keluarga."
"Ya, tapi jangan lupa juga sama adeknya."
"Gapapa kan aku gak lupa sama kamu."
"Gombal!"
"Emang mau aku lupain?"
"Coba aja!"
"Yakin? Oke ya udah b..."
"Jangan! Ih aku bercanda tauk."
"Iya, Wen aku tau kok."
"Oya, Lay?"
"Apa, sayang?"
"Lusa aku wisuda loh."
"Aaacieee yang bentar lagi nama belakangnya dapet gelar sarjana."
"Hehe, iya nih seneng banget aku tu. Oya, makasih ya Lay."
"Buat ucapannya? Alah cuman ucapan gitu doang lebay kamu, ih."
"Bukan."
"Terus buat apa?"
"Semua."
"Semua?"
"Iya, semua. Dari ilmu yang kamu bagi ke aku sampek rasa sayang kamu yang selalu kamu kasih ke aku selama ini. Makasih udah pilih aku diantara banyak wanita yang mungkin lebih baik dari aku."
"Kamu sukanya merendah gitu. Jadi kangen pengen peluk kamu. Biar aku tebak. Pasti sekarang kamu lagi duduk dikamar sendirian matanya berbinar binar otw nangis gitu."
Wendy mengelap ujung matanya yang hendak mengeluarkan air mata.
"Tau aja kamu kalo aku otw nangis."
"Cup cup. Ga usah nangis sayang. Ada aku kok."
"Lay aku kangen."
"Sabar, Wen. Biar gak sedih lagi gimana kalo aku nyanyiin?"
"Kamu mulu yang nyanyi. Gimana kalo gantian aku?"
"Oke lah."
"Aku ambil gitar dulu bentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Killer Lecturer
Fanfiction[COMPLETE] Maheswari Wendy Aubertha mahasiswi yang sering membuat dosennya, Aldebaran Chistian Adlay si pemiliki notabene dosen muda tampan nan killer naik pitam dengan tingkah dan kelakuannya yang bandel, cukup susah diatur, dan suka membantah. Tap...