1.6

15.4K 823 15
                                    

Maaf, lama-lama aku yang ngasih judul perbabnya ngasal fan ngaco:v
Soalnya ak benerean gak ada inspirasi kalo buat judul:v

Maaf yaa
Happy reading semwaaa...
10.00 PM

"Akhirnya selesai... Tinggal diprint aja." kata gue sambil merenggangkan tubuh gue yang terasa pegal.

"Makasih udah bantuin saya." kata Pak Lay sambil mulai menutup laptopnya.

"Sama-sama, Pak."

"Oya, nanti pulang dari Jogja kamu bakal dapet honor buat tambah-tambah uang jajan." Kata Pak Lay.

"Yang bener, Pak?"

"Benerlah. Kamu pikir jadi asdos gak dibayar?"

"Ya, kan saya gak tau." Kata gue. Kemudian gue mempoutkan bibir gur sambil mulai membereskan buku dan kertas-kertas yang ada di atas meja.

"Besok bangun pagi, ikut saya cari angin." Kata Pak Lay.

"Cari angin disini juga banyak kali, Pak." Kata gue.

"Udah nurut aja." Kata Pak Lay sambil mengemasi barangnya dan kemudian ia pergi.

"Sabar, Wen. Sabar..."

Tiba-tiba HP gue yang gue taruh di samping gue bunyi. Tanpa liat nama yang tertera gue langsung ngangkat panggil itu.

"Hallo?"

"Wendy?"
Kalian tau? Suara siapa yang nyaut di telpon? Suara Vito njiirr!!!! Gue yang tadinya lesu langsung gembregah semangat.

"Vito??? Kamu dari mana aja sih? Ngilang gak ada kabar gituu... Aku khawatir tauu!"

"Maaf, ya. Kamu lagi dimana sekarang?"

Dia gak tau kalo gue lagi di Jogja?

"Aku lagi di Jogja nih, nemenin Pak Lay study banding."

"Ooh, ya udah. Padahal aku mau ajak ketemuan."

"Hari sabtu aja. Aku udah pulang kok."

"Ya udah deh. Sabtu ya? Di cafe biasanya ya?"

"Oke. Oya, kamu kemana aja sih? Sampek gak ngasih kabar, sesibuk itukah kamu sekarang?"

"Kamu tau kan aku mau KKN?"

"Heeem?"

"Jadi, aku persiapan buat KKN. Maaf ya?

"Ya udah deh. Tapi, jangan diulang ya?"

"Iya. Kamu gak tidur?"

"Ini aku baru mau cuci muka terus tidur."

"Ya udah gih buruan, keburu larut."

"Iyaa sabar dong. Lagi kangen nih."

"HAHAHAHA, iya deh. Yang kangen..."

"Ehehehe. Oya, Vit."

"Apa sayang?" Suaranya ituuu looo menenangkan jiwa dan raga:v

"Aku takut."

"Takut kenapa?"

"Aku takut kamu ninggalin aku. Aku takut kamu gak sayang lagi sama aku. Aku takut, Vit."

"Aku sayang sama kamu, Wen. Sekarang kamu cuci muka, gosok gigi, habis itu tidur, ya? Udah malem."

"Iya deh."

"Night, olaf."

"Night too."

Vito memutus sambungan telfonnya. Habis itu gue menghela napas lega karena Vito udah nelfon gue.

My Killer LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang