"Wen." Panggil Airin.
"Apalagi, Rin? Diem, ih orang udah gue jajanin es krim masih ngedumel aja."
"Itu cowok lo kan? Kok dia jalan sama cewek lain sih?" Kata Airin. Yang membuat gue sontak menoleh ke pandangan Airin.
Kayaknya tadi pagi gue papasan sama itu cewek di kampus.
"Temennya mungkin." Kata gue sambil kembali fokus dengan hp gue.
"Hih, lo tuh ya, cowoknya sendiri jalan sama cewek lain malah cuek-cuek aja." Kata Airin.
"Kalo dia temennya gimana? Jangan negatif thinking dulu, lah. Kan gak tau faktanya dia siapa." Jelas gue.
"Serah lo, Wen. Kalo sampek itu selingkuhannya gue gak mau nerima tangisan lo."
"Mulut kalo ngomong, ya!" Kata gue sambil nonyor kepalanya Airin.
Kampret si Bagas bikin Airin jadi sensi gini. Awas, aja kalo ketemu gue. Gue tendang dari rooftop tau rasa tuh anak.
Gue memutar bola mata gue. Kemudian beranjak berdiri daru tempat duduk gue. "Mau ngelabrak, Wen?" Tanya Airin.
"Ngelabrak pantat lo! Gue mau pesen burger."
"Gue juga, ya?" Gue menjawabnya hanya dengan berdeham. Setelah itu pergi ke kasir untuk memesan makanan.
Gue memperhatikan Lay dari kejauhan. Sepertinya Lay tidak menyadari kehadiran gue disini.
Lay, bukan tipe cowok bad boy kayak yang Airin bilang. Gue yakin kok.
Setelah selesai memesan burger gue kembali ke meja gue. Saat gue akan duduk gue melihat Bang Rey masuk ke restoran dan menghampiri Lay. Mereka pun duduk bersama.
"Liat apa, Wen?" Tanya Airin.
"Ngeliatin Lay sama abang gue."
"Apa? Abang lo?" Kemudian Airin menoleh. Setelah itu dia ber oh ria.
"Ini niiih, yang bikin gue kesel. Setiap lo marahan sama Bagas sikap lo jadi childish, sensi, nyebelin tau gak?!?!" Kata gue sambil menonyor kepala Airin lagi.
"Mana yang sabar ngadepin lo ya cuman gue." Sambung gue
"Mana ada???"
"Adaaa aja!!!"
"Enggak juga, Joy juga sabar."
"Iya sabar, tapi dia gak bisa ngasih solusi dan malah ikut bingung kan?"
"Ehe iya."
"Besok kalo curhat sama Lisa aja. Biar lo di diemin bae sama dia."
"Jangan dong, Wen, pleaseee."
"Salah sapa ngomporin gue tadi???"
"Ya, kan mana gue tau kalo ternyata datengnya bertiga."
"Untung gue gak terkompor. Kalo sampek iya bisa gawat, ini hati udah panas malah lo komporin. Meledak jadinya."
"Ya, sorry, Wen. Udah, ya? Makan aja yuk, keburu dingin burgernya." Kemudian kami memakan makanan yang kami baru pesan.
***
Author POV
Wendy dan Airin serang berjalan untuk pergi keluar restoran saat mereka akan melewati meja Lay, mereka dipanggil oleh Rey yang arah duduknya menghadap ke mereka.
"Eh, Wendy?" Saat Rey menyapanya Lay dn Krystal ikut menoleh. Wendy melambaikan tangannya kemudian menghampiri kakak laki-lakinya itu.
"Eh, ada Airin juga." Kata Rey yang dibalas senyuman oleh Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Killer Lecturer
Fanfiction[COMPLETE] Maheswari Wendy Aubertha mahasiswi yang sering membuat dosennya, Aldebaran Chistian Adlay si pemiliki notabene dosen muda tampan nan killer naik pitam dengan tingkah dan kelakuannya yang bandel, cukup susah diatur, dan suka membantah. Tap...