Haeee maaf nih ak telat up...
Gak juga sih, ak mah kalo up sesuka udel ak sendiri:v
Gak kasian readers yg nunggu:vMaapkeun gaisss membuat kalian menunggu:')
Udah, udah gk usah banyak basa basi lagi langsung aja ya...
Happy reading....08.00 PM
Akhirnya, tadi sore gue pulang bareng Pak Lay. Kita jalan ke parkiran dengan satu payung berdua, banyak mahasiswa dan mahasiswi yang ngeliatin gue sama Pak Lay. Tapi, gue gak meduliin mereka.
Sekarang hujan udah berhenti, gue lagi di balkon apartemen. Ngerasain angin malam yang menerpa wajah gue.
Kamu kemana sih, Vit? Kenapa gak ada kabar?
Gue melihat gemerlap lampu kota dari balkon apartemen gue. Setidaknya itu bisa membuat gue mengurangi rasa pusing yang gue rasakan ketika memikirkan Vito.
Gue memejamkan mata gue. Merasakan angin malam yang menerpa wajah gue, dan membuat poni gue terbang.
"Di luar dingin. Gak mau masuk?" suara Pak Lay kali ini gak membuat gue bergerak dari posisi terakhir gue.
Gak lama setelah itu gue membuka mata gue secara perlahan. "Kalo bapak merasa dingin, masuk aja. Saya masih mau disini." kata gue sambil menatap lampu-lampu kota.
Tak lama setelah itu Pak Lay menyodorkan secangkir teh yang masih cukup panas. "Makasih." kata gue sambil nerima piring kecil yang diatasnya ada cangkir teh.
"Gak biasanya kamu diam terus menyendiri seperti ini. Setau saya kamu diam cuman waktu tidur dikelas." kata Pak Lay.
Gue menoleh ke Pak Lay juga melihat ke arah kota sambil membawa cangkir yang kemudian ia minum.
Gue menghela napas. "Cuman ada sedikit masalah aja kok, Pak." kata gue dan kemudian mulai menyeruput teh yang Pak Lay buat.
"Kamu bertengkar sama Rey?"
"Enggak kok."
"Bertengkar dengan salah satu temanmu?"
"Enggak juga."
"Marahan sama pacar kamu?"
"Bukan marahan sih, Pak. Dia gak ngasih saya kabar selama empat hari ini." kata gue.
"Kenapa kamu gak mencoba menanyakan kabarnya dulu?" tanya Pak Lay.
"Saya takut mengganggu kesibukannya."
"Kalo dia sayang sama kamu, dia gak akan merasa terganggu dengan keberadaan kamu." kata Pak Lay.
Iya juga ya?
"Oya, omong-omong sebentar lagi saya ada study banding ke Jogja. Kamu ikut buat dampingi saya sebagai asdos saya."
"Terus jadwal SKS saya yang lain gimana?"
"Kamu itu asdos gak usah khawatir. Saya yang urus semuanya."
"Terserah bapak deh. Yang penting semester tujuh saya bisa ikut skripsi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Killer Lecturer
Fanfic[COMPLETE] Maheswari Wendy Aubertha mahasiswi yang sering membuat dosennya, Aldebaran Chistian Adlay si pemiliki notabene dosen muda tampan nan killer naik pitam dengan tingkah dan kelakuannya yang bandel, cukup susah diatur, dan suka membantah. Tap...