1.8

14.6K 812 12
                                    

Gue sama Pak Lay belanja sampek jam lima sore. Sampek dirumah udah mulai gelap.

"Punya kamu yang mana aja?" Tanya Pak Lay habis ngebuka pintu belakang. "Masa bapak gak inget sih? Orang yang naruh aja bapak sendiri." Kata gue. Pak Lay cuman garuk garuk.

"Ya tuhan." Kata gue, gue muter bola mata gue. Habis itu nyariin belanjaan gue tadi.

Habis selesai milihin gue sama Pak Lay jalan masuk kerumah. "Kamu belanjanya banyak banget." Kata Pak Lay.

"Banyakan bapak kali yang belanja." Saya cuman lima kresek. Punya bapak tiga tapi besar besar tuh!" kata gue.

"Loh kan gara gara saya belinya bakpia sem..."

"Loh Al, dari ma... Ada tamu to tenyata."

"Ibu?" kata Pak Lay.

Hah? Ibu? Laaah jangan bilang dia mamanya Pak Lay.

"Ibu dateng jam berapa?" tanya Pak Lay.

"Tadi jam tigaan. Waah, ngajak pulang cewek nih. Mau dikenalin ke ayah sama ibu ya?"

"E-eh e-enggak. Dia asdosku, bu."

"Yang bener???" goda mamanya Pak Lay.

"Iya, bu..."

"Masak cuman asdos doang sih??? Orang dia cantik begini kok."

Muehehe, dibilang cantik😁

"Iya, bu... Lah, nanti aku tidur dimana kalo bapak sama ibu udah pulang?" kata Pak Lay.

"Kamar kamu lah."

"Kamar aku dipake Wendy."

"Oooh jadi nama kamu Wendy." kata mamanya Pak Lay sambil ngeliat ke arah gue.

"Iya. Saya Wendy."

"Namanya juga cantik kaya orangnya. Oya, gausah formal formal sama tante. Panggil tante aja gapapa."

"Iya deh, tan."

"Kamu nanti tidur sama Ryan aja."

"Aku gak mau tidur sama mas Al." sahut Ryan.

"Kok gitu?" tanya Pak Lay.

"Nanti aku ditendang sampek jatuh, buuu."

"Pelit!" kata Pak Lay.

"Suka-suka aku, lah! Orang itu juga kamarku. Mas Al tidur sama mbak Wendy aja."

Mata gue melebar. "Ngawur!" kata Pak Lay sama mamanya kompak.

"Ya kan habis itu biar di halalin sekalian."

"Kamu jangan ngaco!" kata Pak Lay sambil menaruh barangnya asal.

"Ngaco ngaco mas Al suka juga kan??? Kalo suka ngomong aja mas, keburu keduluan orang nanti!" kata Ryan, kemudian dia lari.

"Ryan!!!" kata Pak Lay yang habis itu ngejar Ryan.

Pak Lay sama Ryan udah kejar-kejaran. Dan gak udah sampek mana. "Kamu udah disini dari kapan sama Al?" tanya Mama Pak Lay.

Nama kecilnya Pak Lay itu Al ya?

"Udah dua mingguan." jawab gue.

"Udah lama ya ternyata."

"Iya, ada study banding dibeberapa univ, tan."

"Ooh, mau ikut bantuin tante siapin makan malem?"

"Waaaah mau banget tan."

"Ya udah, kamu taruh belanjaan kamu dulu ke atas. Tante tunggu di dapur, ya?"

"Siaap tan!"

***

07.00 PM

Gue sama mamanya Pak Lay udah selesai nyiapin makan malem. "Kamu siapin dulu minumnya. Tante mau panggil Ryan sama Al dulu." kata mamanya Pak Lay.

"Oke tan."

Gak lama kemudian Pak Lay dan keluarga dateng ke ruang makan. Berasa jadi babu gue:v

"Loh, ada anggota baru, ya?" tanya papanya Pak Lay sambil duduk di kursinya.

"Iya, Yah. Calon menantu. Pacarnya mas Al." sahut Ryan yang duduk berhadapan dengan gue. Pak Lay langsyng melotot ke Ryan.

"Loh, kamu kok gak bilang-bilang kalo udah punya pacar sih, Al?"

"Dia bukan pacarku, Yah." jawab Pak Lay dengan malas.

"Ngaku ajalah Al." kata mamanya Pak Lay.

"Ibuuu, udah dibilangin bukan ya bukan." kata Pak Lay.

"Ya udah, ya udah. Udah lama kan kita gak kumpul makan malem gini? Oya, nama pacar kamu siapa Al?"

"Ayaaah!"

"Namanya Wendy, Yah." sahut mama Pak Lay.

"Oooh, namanya cantik kayak orangnya." kata papanya Pak Lay.

"Makasih." kata gue sambil tersenyum.

Kapan ya mama, papa, bisa diajak duduk satu meja gini? Seumpama terjadi paling juga sehidup sekali. Kalo gak gitu ya pertamanya lengkap habis itu akhirnya juga tinggal gue sama Bang Rey.

"Ya udah, sekarang cepet dimakan. Nanti keburu dingin."

***

09.00 AM

Sekarang gue sama Pak Lay udah ada di depab pintu keberangkatan. "Nanti kalo udah sampek ibu sama ayah dikabarin ya?" kata mamanya Pak Lay.

"Iyaa." jawab Pak Lay.

"Yang digandeng jangan kopernya mulu mas. Mbak Wendy juga perlu digandeng." kata Ryan.

"Mulaikan mulaaai..."

"Udah udah gak usah ribut! Diliatin orang gak enak. Tapi, kata-kata Ryan juga ada benernya lo Al."

"Ayah...!"

"Udah udaah, ini udah jam berapa kalian gak masuk?" kata mamanya Pak Lay.

"Ya udah, aku pamit ya Bu, Yah."

"Gak pamit sama aku nih?"

"Ngapain pamit sama kamu?! Gak guna!"

"Oooh, oke kalo besok lagi minta jemputtt...."

"Adekku tersayaaang mas pamit duluuu."

Gue, mamanya Pak Lay sama papanya Pak Lay ketawa. "Tapi gak usah alay juga kali mas." kata Ryan.

"Gapapa biar kamu puas," kata Pak Lay. "Ya udah kita masuk dulu. Nanti kalo mau terbang aku kabarin."

"Hati-hati ya. Jangan lupa berdoa!" kata mamanya Pak Lay.

"Iya."

"Kita berasa nganter Al mau bulan madu ya, Bu?" kata papanya Pak Lay.

Aduuuuh ini om satuuuu!!! Becandanya gak lucu!

"Ayaaaah! Gak lucu!"

"Udah udaah. Kalian belom check in lo." kata mamanya Pak Lay. Habis itu gue dan Pak Lay cium tangan sama orang tuanya Pak Lay. Setelah itu masuk check in dan berangkat pulang ke Jakarta.

TBC
Hae haeeee
Balik lagi niiiih

Maaf ku buat kalian menunggu
Makasih udah mau nunggu story ku iniii
Makasih gais:v

Vomentnya jangan lupaaa
Ketemu di chap berikutnyaaa

My Killer LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang