1.5

15.4K 854 10
                                    

Sesuai janjiku tadi niih yaaa, ak up lagi. Baik kan???:v

Iya emang baik kok:)
Udah dabel update nih vomentnya dong...

Tapi gk maksa kok, kalo mau jadi siders juga gpp:)

Happy reading gaaiiss
.
.
09.00 PM

Hari ini tepat seminggu gue di Jogja. Setiap hari berangkat pagi pulang sore. Dan, tentunya tiap hari gue barengan sama Pak Lay.

Gue lagi diruang tengah ngerjain laporan yang harus Pak Lay buat. Meja kaca depan tv Pak Lay udah penuh sama kertas-kertas dan dua laptop yang sedang di isi batrainya.

Gue merasa mata gue mulai lelah dan perih karena terus-terusan berada di depan layar laptop.

"Istirahat aja dulu. Lanjut besok atau nanti juga bisa." Kata Pak Lay sambil memberikan segelas teh hangat.

"Kalo ditunda terus, dua minggu pun gak akan selesai." Kata gue sambil menatap Pak Lay sedang duduk di sisi lain meja.

"Ya, udah kalo gitu selesaiin aja." Kata Pak Lay sambil mulai berkutat dengan laptopnya.

2 jam kemudian...

Author POV

"Wen?" Panggil Lay sambil tetap fokus dengan layar laptopnya. "Wendy?" Panggil Lay lagi. Namun, Wendy masih tetap tidak menjawab.

Lay sedikit menurunkan layar laptopnya. Setelah itu ia melihat Wendy yang sedang tertidur dengan tangan kiri sebagai bantalan kepalanya.

Ia menghela napasnya kemudian tersenyum melihat Wendy. Setelah itu ia berdiri menuju kamarnya dan mengambil selimut.

Saat ia akan kembali ke ruang tengah ia berpapasan dengan Ryan yang entah dari mana.

"Kamu belom tidur, Yan?" Tanya Lay.

"Belom, mas, habis ngegame. Itu, selimutnya mau buat siapa?" Kata Ryan.

"Wendy."

"Ooh. Mas, aku mau nanya."

"Apa?"

"Mas sekarang beda."

"Beda gimana maksudnya?"

"Ya, beda. Gak kayak dulu. Judes, dingin, tertutup, dan lain sebagainya. Terutama kalo sama cewek."

"Ya terus kenapa?"

"Mas ada rasa ya, sama mbak Wendy? Kok aku ngerasa mas gini gara-gara mbak Wendy."

"Gak juga. Mungkin cuman perasaan kamu aja." Kata Lay. Kemudian ia meninggal Ryan yang otaknya masih dipenuhi dengan banyak sekali pertanyaan.

Lay kembali ke ruang tengah. Kemudian mengangkat Wendy ke sofa dan menyelimutinya dengan selimut yang tadi ia bawa.

Kemudian Lay melanjutkan menyelesaikan laporannya hingga beberapa jam.

06.00 AM

Wendy terbangun dari tidurnya sambil merenggangkan tubuhnya dan mengucek matanya. Ia juga sedikit menguap.

"Kok gue bisa disini?" Tanya Wendy. Kemudian ia menoleh ke kanan. Dan melihat Lay yang tertidur dengan posisi duduk dan kepala ia taruh di atas kedua lipatan tangannya.

Wendy berdiri kemudian berjongkok di samping Lay. "Pak, tidurnya lanjut di kamar aja. Ini hari minggu bapak bisa santai." Kata Wendy sambil mengelus punggung Lay.

"Kamu udah bangun?"

"He.em."

"Kamu mandi aja. Saya mau buat sarapan." Kata Lay sambil mengucek matanya. "Gak usah, hari ini saya aja yang nyiapin." Kata Wendy.

"Emang bisa?" Tanya Lay.

"Kalo gak nyoba gak akan tau." jawab Wendy. Kemudian ia pergi meninggalkan Lay.

***

Wendy POV

Gue jalan ke dapur sambil masih menebak nebak apa yang udah terjadi.

Kalo Pak Lay masih disitu. Kemungkinan yang ngangkat gue ke sofa, ya Pak Lay. Kalo Ryan ya gak mungkin lah. Tapi.... Ash sudahlah pusing gue.

Gue buka kulkas. Yang isinya begitu lengkap. "Yah, yah kalo gini gue jadi bingung mau nyiapin apa." kata gue sambil garuk garu kepala.

"Buah, aja kali ya? Sama jus juga."

Kemudian gue mengambil beberapa buah-buahan yang ada di kulkas Pak Lay.

Setelah gue cuci, sebagian ada yang gue potong terus taruh di piring. Dan sebagian lagi ada yang gue siapin buat di blender.

"Ettt, gue kan gak tau blendernya dimana."

Gak lama kemudian seseorang menaruh blender di samping gue. Saat gue liat orangnya ternyata Pak Lay.

"Kalo udah selesai, langsung mandi. Kita ke UII jam delapan." kata Pak Lay yang gue jawab dengan anggukan.

***

07.00 PM

Gue lagi nunggu Pak Lay di salah satu minimarket. Karena kursi yang disediakan mini market tersebut sudah penuh, gue duduk di anak tangga depan minimarket sambil minum soda kalengan yang gue beli barusan.

"Pak Lay lama amat sih?" kata gue sambil nengok kanan kiri.

Gak diduga dan gak dikira tiba-tiba hujan turun. "Wah wah wah... Hujan!!! Nah loh kan... tayiii tiba-tiba langsung deres aja."

Gue langsung bersiap berdiri. Pas gue berdiri tiba-tiba Pak Lay udah nongol aja di depan muka sambil mayungin gue.

Karena gue berdiri di satu anak tangga lebih tinggi jadi, mata gue pas bertatapan dengan mata Pak Lay.

Gue cuman diem sambil ngeliatin Pak Lay. Hidup gue lama-lama beneran ke drama korea aja ya.

Ini orang kalo nongol suka ngagetin kek kuntilanak aja.

"Ayo, pulang." Kata Pak Lay. "E-eh, i-iya."

TBC

Gaje lagi?
Maaf yaa, ak lagi buntu konflik, habis ini bakal ada konflik2 lainnya kok...

Oyaaa btw, kemaren ak iseng nih cari moment wenlay
Ternyata adaa🤣🤣🤣
Terjungkal aku tuh😂
Gak nyangka😂
Yaaa walupun minim banget, tapi ada, gila aja ya😂

Padahal aku cuman iseng aja masangin mereka😂
Soalnya ak ngefans sama mereka. Gitu aja sih ehe😂

Vomentnya jangan lupaaa
Makasih😊

My Killer LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang