Hai hai....
I'm back....
Makasih buat voment2nya yg selalu mendukung dan memberi semangat.
Ak merasa sangat senang:')Happy reading...
Keesokan harinya...
Wendy masih terlelap dengan tenang ditempat tidurnya. Tak lama kemudian Lay datang, ia sudah bangun dan sudah bersiap untuk pergi ke kampus.
"Dia benaran adik Rey." kata Lay sambil mengamati wajah cantik Wendy yang sedang tertidur.
Lay keluar dari kamar Wendy kemudian kembali lagi sambil membawa segelas air dingin. Ia mencelupkan tangannya pada gelas tersebut, kemudian ia mencipratkan air yang di tangannya ke wajah Wendy.
Lay terus menciprtati Wendy hingga ia bangun. "Ada apa sih, Pak?? Pake acara nyipratin segala." kata Wendy sambil mengucek matanya.
"Apa kamu lupa? Hari ini kelas saya jam delapan pagi."
"Saya inget bapak Lay... Terus kenapa?"
"Sekarang, pergi mandi!"
"Nanti aja, Pak, sekarang masih pagi." kata Wendy sambil mulai menarik selimutnya kembali. Namun, Lay langsung menarik kembali selimut itu. Wendy sempat menatap Lay kesal kemudian ia berbaring sambil menutupi wajahnya dengan bantal.
Lay menghela napasnya. Setelah itu ia manruh gelasnya di nakas Wendy, kemudian ia menarik kedua kaki Wendy hingga Wendy berteriak.
"IYA, SAYA MANDI!!!" Lay menghentikan aksinya dan membiarkan kaki Wendy menggantung diantara kasur dan lantai.
Wendy duduk menatap Lay dengan rasa kesal. "Gak usah manyun-manyun! Kamu udah jelek jadi makin jelek." kata Lay. Wendy mengacak-acak poninya sendiri kemudian bangun dan pergi ke kamar mandi meninggalkan Lay.
Satu jam kemudian...
Wendy POV
Gue keluar dari kamar mandi dengan rambut yang gue gulung tinggi. Pas gue mau masuk kamar naruh bathrobe gue, gue nyium bau wangi masakan.
"Jarang-jarang ada cowok bisa masak. Gue kalah sama dia." kata gue sambil ngeliatin Pak Lay yang masih sibuk berkutat dengan peralatan dapur.
Habis gantung bathrobe di kamar, gue langsung siap-siap dan ganti baju.
(Bayangin aja wendy pake itu tapi rambutnua item okey?😁)
Gue keluar kamar sambil nenteng tas punggung gue. Gue jalan kedepan TV buat ngambil beberapa buku yang gue taruh dilaci bawah TV.
Pak Lay ngambil kunci mobilnya di meja depan TV. "Saya berangkat duluan. Kamu sarapan dulu. Saya udah masak."
Gue cuman berdeham mengiyakan. "Jangan sampai nanti pulang, makanan kamu masih ada di meja."
Gue cuman diem sambil nutup resleting tas. "Saya duluan." Kata Pak Lay sambil mulai melangkahkan kakinya pergi.
"Makasih." Kata gue membuat Pak Lay menghentikan langkahnya. Gue berbalik, Pak Lay pun berbalik.
"Buat apa?" Tanya Pak Lay.
"Sarapannya."
"Oh, itu bukan a..."
"Bukan masalah makanannya. Sejak tahun kedua SMA, udah gak ada orang yang masakin saya sarapan. Itu alasan saya berterimakasih ke bapak." Jelas gue. Pak Lay terlihat berpikir.
"Sama-sama. Saya duluan" Kata Pak Lay.
Gue ngangguk sambil menghela napas. Kemudian Pak Lay pergi meninggalkan gue di apartemen sendiri.
***
05.00 PM
Kelas terakhir hari ini udah selesai. Gue langsung ngecek hp berharap ada notif chat dari Vito. Namun, yang gue dapet cuman notif dari email dan wattpad.
Gue mendenguskan napas gue kasar. Kemudian menaruh kepala gue di atas meja. "Lo kenapa, Wen?" Tanya Lisa.
"Biasanya kalo kelas terakhir selesai lo langsung jingkrak-jingkrak." Kata Bagas.
"Lo tau Vito kemana?" Tanya gue ke Bagas.
"Mana gue tau. Elo kan pacarnya, gimana sih?" Kata Bagas.
"Udah tiga hari dia gak chat gue." Kata gue dengan wajah melas.
"Jangan, jangan dia selingkuh!"kata Bagas.
"Hush!!! Lo tu ya!" Kata Lisa sambil melotot ke Bagas.
"Kali aja." Kata Bagas dengan entengnya.
"Sibuk kali, Wen." Kata Lisa berusaha menenangkan gue.
"Tanya temsek aja, kali aja dia tau." Kata Bagas.
"Pacar gue gak seitem dan sepesek itu sampek lo kasih panggilan temsek😑" kata Lisa.
"Suka-suka gue." Kata Bagas.
"Yodah, Lis, entar malem gue ijin nelfon Kai, ya?"
"Iya... Iya... Pake ijin gue segala." Kata Lisa.
"Oya, gue lupa! Gue harus jemput Airin!!! Gue duluan ya??? Bye..." Kata Bagas sambil langsung berabjak dari kursinya dan pergi meninggalkan kami berdua.
Tak lama setelah Bagas pergi, gue dan Lisa pun akhirnya memutuskan meninggalkan kelas.
Pas kita sampek di depan pintu lift kami berpapasan dengan Kai disana.
"Kai?" kata gue dan Lisa kompak.
"Baru aja mau aku samperin." kata Kai pada Lisa. Gue dan Lisa kemudian masuk kedalam lift bersama Kai.
"Tem, lo tau Vito gak?" tanya gue.
"Gak tuh. Beberapa hari ini dia gak nyamperin gue."
"Ooh."
"Emang dia gak ngabarin lo?"
"Vito gak ngechat Wendy tiga hari terakhir." jelas Lisa.
"Sorry, Wen. Gue beneran gak tau." kata Kai. Gue cuman diem aja. Gak lama setelah itu pintu lift kebuka kita bertiga turun dari lift.
"Lo duluan aja." Kata gue.
"Lo gak bareng nih?" Tanya Lisa.
"Gak usah. Gue gak mau jadi nyamuknya lo berdua."
"Gak biasanya deh lo,Wen." Kata Kai.
Duuuh gue harus alesan apa nih?!?!
"Lagian gue juga ada urusan sama Pak Lay." Kata gue bohong.
Maafkan mahasiswamu ini, Pak...
"Yodah kalo gitu kita duluan, ya?" Kata Kai.
"Oke." Kita berpisah di depan lift. Sejujurnya gue bohong karena cuman pengen ke kamar mandi buat basuh muka.
Pas selesai basuh muka, gue langsung jalan ke pintu utama gedung. Pas sampek disana hujan malah turun.
"Hujan? Terus gue pulangnya gimana anjir....!!!" Gerutu gue. Pas gue lagi nggerutu ada orang yang ngebuka payungnya dari arah belakang gue.
"Ayo, pulang." Kata orang itu sambil memayungi badan dia dan badan gue.
Karena gak asing sama suara itu gue noleh."Pak Lay?"
TBC
Jangan lupa voment:))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Killer Lecturer
Fanfiction[COMPLETE] Maheswari Wendy Aubertha mahasiswi yang sering membuat dosennya, Aldebaran Chistian Adlay si pemiliki notabene dosen muda tampan nan killer naik pitam dengan tingkah dan kelakuannya yang bandel, cukup susah diatur, dan suka membantah. Tap...