Kediaman keluarga Park terdengar begitu sunyi hingga sebuah suara mengganggu tidur si anak tertua keluarga Park ini. Chanyeol, pria berusia 35 tahun yang berprofesi sebagai CEO dari Victory Corp itu terbangun karena suara berisik sang adik, Joy . Chanyeol menutup telinganya rapat-rapat sampai akhirnya dia mendengar suara lembut khas pemuda dengan seragam SMA yang menepuk pelan tangan yang ia gunakan untuk memegang bantal agar tidak mendengar suara berisik . Chanyeol yang baru saja ingin mengamuk langsung terdiam dan menatap tajam ke arah pemuda itu. Pemuda itu hanya dapat menundukkan kepalanya dan mengatakan bahwa sarapannya sudah siap dan meminta Chanyeol untuk segera turun. Setelahnya ia berjalan keluar dari kamar itu.
"Ah padahal masih pagi, kenapa harus melihat anak sialan itu sih?" gumam Chanyeol sambil tetap berbaring di atas kasurnya.
"OPPAAAAAAAA!!"
"IYA IYA IYA!!!" ucap Chanyeol sambil mendudukkan tubuhnya ia berjalan memasuki kamar mandi dan mencuci mukanya.
Pria dewasa itu melangkah kakinya turun dari tangga. Pemuda yang tadi membangunkannya terkejut melihat Ethan datang, ia langsung mengambil tasnya dan berpamitan berangkat ke sekolah dan meninggalkan sarapan serta bekal untuk Chanyeol. Seperti biasa yang ia lakukan selalu saja begitu. Ia juga meninggalkan sarapan yang baru sedikit ia makan. Padahal hari ini adalah jam olahraga.
"Hei, kebiasaan sekali anak itu" ucap Joy sambil melihat pemuda yang baru saja pergi berangkat ke sekolahnya itu.
"eoh, Sudah turun toh. Pantas saja dia langsung pergi tanpa makan" ujarnya lagi sambil menatap sang kakak.
"Aku bahkan berharap ia tak pernah kembali lagi ke rumah ini" perkataan Chanyeol sontak membuat sang adik berhenti makan untuk sementara dan menatap kakaknya dengan tatapan tak percaya miliknya itu. Namun, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat kakaknya makan tanpa beban pikiran sedikit pun.
"Oppa, jangan lupa bekal makan siangnya dibawa itu"
"Buatanmu?" tanya Chanyeol pada sang adik.
"Tentu saja aku membuatkannya untukmu, oppa" 'Dan tentu saja aku berbohong lagi kali ini agar bisa melihat senyum senang dari wajah anak itu lagi kali ini. Kuharap kau bisa melupakan masa lalu itu' batin Joy setelah berkata kepada sang kakak.
Di sisi lain, pemuda dengan seragam SMA terus melangkahkan kakinya menuju sekolahnya itu. Jarak yang cukup jauh dari rumahnya menuju halte bus membuatnya harus berangkat sepagi mungkin agar tidak terlambat. Dia berlari ketika ia melihat bus mendekat ke arah halte saat ia sudah berada di dekat halte. Ia langsung menaikinya dan memasang earphone di kedua telinganya. Tak memakan waktu yang cukup panjang hingga ia sampa ke sekolah karena jalanan di pagi hari tidak terlalu padat. Ia melangkahkan kakinya melewati gerbang sekolahnya, Victory Reguler and Music High School. Sekolah yang merupakan pergabungan antara sekolah reguler dengan sekolah musik yang mendidik muridnya dalam bidang akademik dan di bidang musik yang ia miliki. Sekolah ini merupakan bagian dari Victory Corp di bidang pendidikan. Terdiri atas satu lingkungan besar sekolah. Dari sekolah dasar hingga universitas. Pemuda itu mengenakan seragam yang menandakan bahwa ia merupakan anak tingkat akhir di SMA tersebut. Sebelum memasuki kelasnya, ia mendengar suara cempreng yang sangat ia kenali.
"TAEHYUUUUUUNG" teriak seseorang pada dirinya dari jauh dan menubruk punggung pemuda yang diketahui bernama Taehyung itu. Taehyung pun membalikkan badan dan menatap sahabatnya yang tubuhnya lebih bantet darinya.
"Apa?" Tanya Taehyung dengan santai
"Kenapa sejutek itu sih? Aku kan hanya ingin menyapamu saja" ucapnya dengan kesal. Taehyung hanya tersenyum tipis dan merangkul leher anak itu dan menariknya masuk ke dalam kelas sambil bercanda gurau.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Chanyeol sedang disibukkan dengan berkas-berkas yang harus ia tanda tangani. Sangat banyak. Ditambah lagi hari ini ia harus datang rapat bersama klien yang sekaligus temannya sejak kecil. Teman dari Hopely Corp yang sangat ia percaya. Oh Sehun namanya. Sehun masuk ke dalam ruangan Chanyeol tanpa mengetuk pintu sedikit pun. Sekretaris pribadi Chanyeol pun langsung pergi sambil setelah membungkukkan badannya. Sehun langsung duduk di hadapan Chanyeol dan menarik berkas yang sedang dilihat olehnya.
Chanyeol menatap Sehun dengan tatapan datar miliknya yang begitu khas itu. Mereka membahas apa yang sudah seharusnya mereka bahas. Yah, tidak jauh dari masalah perusahaan dan tentang anak-anak mereka. Tunggu, anak? Siapa? Sepertinya aku lupa mengatakan kalau Chanyeol bukanlah pria lajang lagi. Memang sudah menikah dan memiliki seorang putra tetapi tidak ada yang tahu siapa anaknya itu.
"Chanyeol hyung, bagaimana kabar anakmu?" tanya Sehun sambil memainkan rubik yang terletak di meja Chanyeol.
"Aku tidak punya anak" jawab Chanyeol dengan intonasi yang terkesan tak ingin menjawabnya. Bisa dikatakan setengah hati.
"Lalu pemuda yang tinggal di rumahmu itu siapa kalau bukan Anakmu? Pembantumu?" ujar Sehun sambil menatap tak percaya wajah sahabatnya itu.
"Ya, dia hanya kuanggap pembantuku. Tak lebih. Aku hanya bertanggung jawab atas pendidikannya. Aku tidak bertanggung jawab atas hal lain" dengan acuh, Chanyeol menjawab pertanyaan Sehun sambil membaca berkas-berkas yang tidak terlalu penting menurut Sehun.
"Kau ini. Ayolah sudah 11 tahun berlalu, hyung. Tak seharusnya kau seperti ini. Mau sampai kapan kau mengatakan bahwa ia hanya pembantumu? Dia itu anakmu hyung, anakmu" ujar Sehun dengan penekanan di akhir kalimatnya.
"Aku tidak punya anak seperti dia. Anakku sudah mati bersama dengan ibunya. Jadi dia bukanlah anakku lagi" ucapnya sambil berdiri dan meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Sehun yang berpikir keras bagaimana caranya agar sahabatnya itu mengerti dan berusaha memaafkan anaknya sendiri, dan menyayangi anaknya itu dengan setulus hatinya.
'Mau sampai kapan kau begini Chanyeol hyung? Kau akan menyesal bila terus begini. Anak itu, ia terluka secara fisik dengan kau yang memukulinya ketika kau butuh pelampiasan, tetapi ia juga terluka secara batin karena kau tak pernah menganggapnya sebagai anakmu' batin Sehun sambil menatap Chanyeol yang semakin menjauh dari pintu.
KRINGGGGGGG KRINGGGGGG
Ponsel Sehun berdering menandakan bahwa telefon masuk. Ia melihatnya dan terkejut bahwa anaknyalah yang menelefon. 'Untuk apa Jimin menelefon? Ini kan masih jam pelajaran' batinnya Sehun. Ia menjawab telefon anaknya itu. Ia terkejut mendengar sesuatu yang dikatakan oleh anaknya. Raut wajahnya berubah menjadi sangat panik dan segera bergegas keluar dari kantor Chanyeol.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tbc
Hai guys, sorry pendek banget. Balik lagi nih aku dgn work baru aku hehehe moga2 suka yak sama chap 1nya ini hehehe diusahakan untuk cepet2 update lagi yak hehehe
Jangan lupa votement ya guys
Next or delete?
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGING [END]
Fanfiction"𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎, 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚖𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚂𝚒𝚛" . . . . . . Perubahan selalu terjadi di dalam kehidupan ini. Ada perubahan yang diinginkan mau pun tidak. Perubahan dan kesempatan beriringan, seiring dengan berjalannya wak...