Play : Aldi Maldini - Kiamat Kecil Hatiku🎵
Dua sepeda dengan jenis yang sama saling melaju beriringan menyusuri jalanan kota Jakarta yang tidak terlalu sepi itu. Sesekali kedua sepeda itu hampir kehilangan keseimbangan karena si pengemudi yang sibuk bercanda.
Gadis dengan rambut di gerai itu tertawa seraya memukul lengan pria yang mengendarai sepeda di sampingnya. Sedangkan pria yang menjadi korban pukulan gadis itu hanya terkekeh seraya terus menggoda gadis di sampingnya itu.
(Namakamu) Anandita, nama itu tertera jelas di badge nama yang ada di bagian kanan atas seragam gadis itu. Gadis berumur enam belas tahun itu terkekeh saat melihat wajah konyol pria di sampingnya.
"Jangan gitu, Baal. Entar kalo lo jelek jangan deket-deket gue, lho." Ucapnya seraya memasang wajah mengancam.
"Lo nggak tau, ya? Muka gue mau di apa-apain juga tetep ganteng, kok."
Iqbaal Dhiafakhri, pria pemilik senyum manis itu terkekeh saat melihat (Namakamu) tertawa geli. Ia memegang pundak gadis itu dan kembali fokus menyetir sepeda.
"Iqbaal, ih! Awas tangan lo, entar gue jat–huuaaa!!"
Refleks Iqbaal segera mengerem sepedanya dan langsung meraih pinggang (Namakamu). Ia menahan tubuh gadis itu dengan kedua tangannya yang melingkar di pinggang gadis itu.
"Sori, sori. Lo nggak papa, kan?" Tanya Iqbaal seraya menarik tubuh (Namakamu) untuk berdiri dengan tegap.
(Namakamu) terdiam. Rasanya jantungnya sudah tidak pada tempatnya lagi. Ia memegang dadanya dan menghela nafas lega.
"(Nam...)? Lo nggak papa, kan?"
"Eh? I-iya, gue nggak papa, kok. Gue cuma kaget, aja."
Iqbaal mengangguk paham. "Masih bisa bawa sepeda, kan?" Tanya Iqbaal masih dengan wajah khawatirnya.
"Bisa, kok."
"Ck! Nggak bisa, kek. Biar lo gue bonceng depan sini, nih. Biar gue bisa modus ke lo." Ucap Iqbaal seraya memukul besi di bagian dekat sadel sepeda.
"Ye... itu mah maunya lo, aja."
"Emang lo nggak mau gue modusin? Kan lumayan, secara gue itu cogan gitu."
"Baal, tolong ya itu tingkat kepedean lo kurangin dikit. Lama-lama lo jadi keliatan alay tau nggak." Ucap (Namakamu) kemudian mulai kembali mengendarai sepedanya mendahului Iqbaal.
"(Namakamu)! Tungguin!"
🍃 🍃 🍃
"Psst!"
"(Namakamu) jelek."
"(Namakamu), sayang~"
"Sayangku~"
"(Nam...)--"
(Namakamu) menoleh dan menatap datar Iqbaal yang sekarang nyengir. Pria itu langsung merubah raut wajahnya menjadi memelas.
"Gue ngantuk." Bisiknya dengan suara yang di buat parau.
"Iqbaal, ini pelajarannya tinggal beberapa menit lagi. Sabar, deh." Bisik (Namakamu) dengan berusaha sabar.
Iqbaal berdecak dan langsung menopang kepalanya dengan wajah sok fokus pada penjelasan seorang wanita berstatus guru biologi itu. Padahal kedua matanya sudah beberapa kali terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐈𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐊𝐄𝐂𝐈𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 ✔
Fanfiction"Love is when the other person's happiness is more important than your own."-H.Jackson Brown, Jr. Iqbaal Dhiafakhri, pria tampan dengan sejuta pesonanya. Zidny Iman, gadis cantik paling beruntung. Dan (Namakamu) Anandita, gadis yang paling mudah ber...