20. Cerita Devano

3.6K 496 57
                                    

Instagram

Iqbaal.e

Iqbaal.e Throwback

Like : 2.018

Komentar di nonaktifkan.

(Namakamu) menghela nafas panjang seraya me-logout akun instagramnya. Postingan Iqbaal membuatnya jadi tidak berniat lagi untuk menelusuri banyak hal di akunnya itu. Seketika ingatannya tentang kejadian di kafe tadi membuatnya berpikir keras dan berakhir dengan melamun.

Flasback

(Namakamu) berlari menyusul Zidny yang memang memasuki toilet. Langkahnya berhenti di ambang pintu toilet. Dengan langkah pelan, ia melangkah memasuki toilet. Tampak Zidny sedang berpegangan pada westafel dengan air mata yang sudah mengalir membasahi kedua pipinya.

"Zid... maafin Iqbaal, ya? Dia nggak ada maksud buat bentak lo, kok. Mungkin dia cuma lagi ada masalah atau capek gitu." Ucapnya berusaha untuk menenangkan gadis di hadapannya itu.

Zidny menghentikan isakannya. Ia menoleh dan menatap (Namakamu) yang sedang mengusap bahunya. Dengan gerakan cepat, ia menepis tangan (Namakamu), membuat (Namakamu) cukup terkejut.

"Nggak usah sok baik, (Namakamu). Padahal aku yang milikin, tapi kenapa kamu yang beruntung?!"

Flashback end

Ucapan Zidny masih terputar jelas di ingatannya. Bagaimana gadis itu mengatakan bahwa ia adalah gadis yang beruntung walau tidak memiliki apa yang Zidny miliki. Tapi bukan hal itu yang membuatnya bingung. Yang memiliki Zidny, tapi ia yang beruntung itu maksudnya apa?

Lamunan (Namakamu) buyar saat pintu kamarnya terbuka. Ia menoleh dan menatap seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki kamarnya. Ia hampir saja lupa bahwa malam ini ia tidak sendiri. Orang tuanya pulang. Katanya sampai minggu depan, tapi (Namakamu) tidak yakin dengan hal itu.

Mamanya duduk di sampingnya. Sedangkan (Namakamu) beralih memainkan ponselnya. Ia sebenarnya sedang menunggu Devano. Katanya pria itu akan datang ke rumahnya untuk belajar bersama. Padahal hujan masih cukup deras.

"Kamu siap-siap, gih. Kita makan malem bareng di rumahnya Iqbaal."

(Namakamu) menghela nafas. "Bukannya bunda sama ayahnya Iqbaal lagi ada di Bandung, ya?"

"Udah pulang tadi pagi. Neneknya Iqbaal udah sembuh. Jadi tante sama om pulang."

(Namakamu) hanya beroh ria, kemudian kembali membuka suara. "Terus... mama sama papa kenapa pulang? Bukannya... kalian sibuk banget, ya?" Tanya (Namakamu) tanpa melirik sedikit pun wanita paruh baya di sampingnya.

"(Namakamu), jangan buat kita bertengkar, ya. Mama sama papa pulang karena kita kangen sama kamu." Ucap mama (Namakamu) seraya berusaha mengontrol nada bicaranya.

𝐊𝐈𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐊𝐄𝐂𝐈𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang