10. Midnight Talk

4.4K 557 23
                                    

Play : Caitlin Halderman - Cinta Salah

Suara langkah santai Devano dan (Namakamu) yang saling beradu sedikit memecah keheningan yang tercipta antara keduanya. Bahkan di antara keduanya tidak ada yang berniat untuk membuka pembicaraan lebih dulu. Masing-masing masih sibuk berpikir topik apa yang akan mereka bicarakan.

Hingga akhirnya Devano membuka suara. "Tadi sama Iqbaal ngapain?" Tanya Devano yang sebenarnya ragu.

Devano sadar, ini terlalu dini untuk menanyakan hal pribadi orang yang baru ia kenal. Tapi apa salahnya jika bertanya? Ia hanya berniat untuk menerima sedikit beban yang (Namakamu) pikul.

"Kalo belum mau cerita nggak papa." Ucap Devano lagi, karena ia merasa terlalu lancang.

Tidak ada jawaban. Devano melirik (Namakamu) yang ternyata sedang menunduk dengan senyuman tipisnya. Bahkan orang yang tidak memfokuskan pandangan pada (Namakamu) pasti tidak akan tahu jika gadis itu tersenyum tipis sekarang.

"Nggak papa. Cuma kita lagi ada sedikit masalah, jadi tadi berusaha nyelesaiin." Jawab (Namakamu).

Devano hanya mengangguk. Setidaknya ia mendapat jawaban, walau bukan jawaban seperti itu yang ia harapkan.

Langkah (Namakamu) berhenti, di ikuti dengan Devano. "Nggak pasti, ya, Aldi ada di rumah gue atau nggak." Ucapnya seraya membuka pagar rumahnya.

"Iya. Kan belum di liat." Ucap Devano menanggapi.

(Namakamu) melangkah menuju pintu utama rumahnya dan terbuka. Ia langsung memutar tubuh menghadap Devano yang terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari (Namakamu).

"Aldi ada di rumah. Yuk, masuk."

Devano menghembuskan nafas lega. Gadis itu hampir membuat jantungnya copot. Tanpa basa-basi, Devano segera mengikuti langkah santai (Namakamu).

Untuk rumah yang terbilang besar ini, menurut Devano terlalu sepi. Biasanya rumah besar bertingkat dua ini akan penuh dengan suara dari penghuni rumah. Tapi untuk kali ini berbeda, rumah ini sepi. Bahkan seperti baru memiliki tanda-tanda kehidupan.

(Namakamu) tersenyum, kemudian berlari kecil menghampiri Aldi yang sedang berkutat di dapur, meninggalkan Devano yang hanya diam seraya menatap pergerakannya.

"Halo, sepupu." Sapanya seraya menepuk bahu Aldi pelan.

Aldi hanya berdecak, kemudian kembali melanjutkan kegiatan menghiasnya. Pria itu baru saja menyelesaikan nasi gorengnya.

"Ada Devano, tuh." Ucap (Namakamu) yang sibuk mencari minuman sepulang sekolahnya, jus jeruk.

Sontak Aldi memutar badan dan menatap ragu (Namakamu). "Beneran?"

"Iya, beneran. Buat apa gue boong?"

Aldi mendengus. "Ya udah, itu makanan lo. Habisin."

"Iya. Bawel!"

Aldi hanya melotot, kemudian berlari keluar dari dapur. Sedangkan (Namakamu) kini melepas dasinya dan meraih sepiring nasi goreng yang Aldi buat. Kemudian melangkah keluar dapur untuk menuju ke lantai atas, dimana kamarnya berada.

"Jadi habis ini kita ngerjain itu tugas di rumah lo?"

Devano mengacuhkan pertanyaan Aldi. Ia menatap (Namakamu) yang baru saja keluar dari dapur dan kini sedang menaiki tangga. Ia melihat (Namakamu) yang berhenti sejenak sebelum akhirnya menghela nafas panjang dan kembali menaiki tangga.

"Dev? Woy!"

"Eh? Kenapa kenapa?"

Aldi berdecak. Ia menatap kesal Devano. "Jadi dari tadi gue ngomong kagak lu dengerin?"

𝐊𝐈𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐊𝐄𝐂𝐈𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang