5. Pingsan

4.5K 561 10
                                    

Semalam hujan.

(Namakamu) meregangkan tubuhnya seraya melirik ke arah tumpukan buku tugasnya. Semalam setelah Iqbaal pulang, (Namakamu) tidak bisa tidur dan akhirnya memilih mengerjakan tugas. Bahkan ia baru sadar bahwa ia baru tidur pagi tadi pukul empat sangking fokusnya. Dan akhirnya ia tertidur pukul setengah lima setelah menunaikan ibadah.

'Tok! Tok! Tok!'

(Namakamu) menatap pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Dari celah pintu, ia bisa melihat seorang wanita paruh baya berdiri di depan kamarnya seraya mengintip ke dalam.

"Oh? Udah bangun?"

(Namakamu) menegakkan tubuhnya dan beranjak dari duduknya. Ia meringis sejenak merasakan rasa sakit di punggungnya. Namun segera ia tahan saat pintu kamarnya di buka semakin lebar.

"Siap-siap yang cepet, ya, sayang. Mama udah masakin sarapan spesial buat kamu. Mama tunggu di bawah, ya." Ucap wanita itu kemudian melangkah pergi.

Namun baru beberapa langkah, ucapan (Namakamu) menghentikan langkahnya.

"Tumben... mama masih di rumah pagi-pagi? Biasanya aku belum bangun juga udah berangkat. Nggak ada kerjaan? Papa mana?" Tanya (Namakamu) tanpa menghadap kepada sang ibu.

"Mama ambil cuti tiga hari. Jadi mama bakal di rumah terus selama tiga hari ke depan. Soal papa kamu, dia belum bisa pulang. Ada kerjaan yang harus di urus di Surabaya. Nanti kalo udah selesai urusannya pasti pulang, kok."

"Oh, ya?" (Namakamu) memutar tubuhnya dan menatap penuh tanya sang ibu yang menatapnya santai.

"Kita taruhan, deh. Nggak sampe tiga hari, mama juga bakal pergi lagi karena kerjaan. Udah kayak gitu, kan, biasanya? Jadi mama nggak perlu repot-repot ambil cuti cuma buat nemenin aku." Ucap (Namakamu) yang kemudian mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandinya.

Sedangkan sang ibu hanya terdiam seraya terus mengingat setiap kata yang diucapkan anak sematawayangnya itu.

🍃🍃🍃

Iqbaal💜

» (Nam...)
» Cepetan keluar!! Gue udah nunggu lo dari tadi. Kalo lo kagak keluar gue tinggal!

"Ih! Dasar Baale! Dari tadi kek ngomongnya. Tau gini gue nggak nyantai." Dumel (Namakamu) seraya menyisir rambut panjangnya dengan cepat.

Walau sakit ia harus tahan. Daripada di tinggal Iqbaal.

Setelah siap-siap dengan kekuatan flashnya, (Namakamu) segera turun dan berlari ke arah pintu utama rumahnya. Ia tidak menghiraukan tatapan bingung sang ibu yang sudah menunggunya di meja makan.

"Sayang!! Kamu nggak sarapan?!"

"Nggak! Kalo emang mama bener-bener cuti buat aku, nanti siang masakin makanan kesukaanku! Assalamualaikum!"

"Walaikusalam."

(Namakamu) segera berlari ke arah garasi untuk mengambil sepedanya. Namun suara familiar Iqbaal menghentikan (Namakamu).

"Woy, (Namakamu)!"

(Namakamu) menghentikan langkahnya. Ia memutar tubuhnya dan menatap Iqbaal yang sedang berdiri di depan pagar rumahnya seraya melambaikan tangan. Dengan segera, (Namakamu) beralih berlari menghampiri Iqbaal yang tampak sangat senang pagi ini.

𝐊𝐈𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐊𝐄𝐂𝐈𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang