12. Di antara Iqbaal Zidny

4.1K 534 19
                                    

Play : Afgan - Cinta dua hati

Sekolah telah berakhir. Seluruh siswa-siswi pun berbondong-bondong keluar dari kelas dengan riang. Ada yang merencanakan untuk pergi bermain, ada juga yang merencanakan untuk langsung pulang karena lelah.

Di sisi lain, Iqbaal dan (Namakamu) masih sibuk membereskan semua barangnya. Keduanya tampak sibuk dengan barang masing-masing. Hingga pada akhirnya Iqbaal menutup resleting tasnya dan menatap (Namakamu) yang masih tampak murung, walau tidak terlalu kentara.

"(Nam...)..." panggil Iqbaal yang seketika membuat (Namakamu) menoleh ke arahnya dengan deheman nada bertanya.

Drtt..drtt..

Iqbaal mengurungkan niatnya untuk membuka suara saat tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia merogoh saku celananya, kemudian menatap sebuah notifikasi chat atas nama Zee. Dengan segera, ia membuka chat tersebut, membacanya, lalu mulai mengetikkan pesan balasan.

Iqbaal kembali mengantongi ponselnya dan menatap (Namakamu) yang masih menatapnya. "Main, yuk! dari pada lo dirumah mulu. Gimana?" Tanya Iqbaal. Pria itu tampak sangat antusias.

Melihat keantusiasan Iqbaal, (Namakamu) berpikir sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan mengangguk setuju. Iqbaal semakin mengembangkan senyumannya. Ia menggendong tasnya dan membawakan tas (Namakamu) seperti biasa saat mereka pulang sekolah. Kemudian ia menggenggam tangan (Namakamu) dan menarik pelan gadis itu untuk keluar dari kelas.

🍃🍃🍃

Sekarang, di sinilah (Namakamu), terjebak di antara Iqbaal dan Zidny yang baru saja bertemu di parkiran sekolah. Keduanya tampak sibuk bercanda sebelum akhirnya mengajak untuk masuk ke dalam mobil Iqbaal. Dengan cepat, Iqbaal menyambar tangan Zidny dan (Namakamu), kemudian menggenggamnya erat. Ketiganya berjalan beriringan dengan santai. Namun belum sampai ke mobil Iqbaal, (Namakamu) menarik tangannya dari genggaman Iqbaal, membuat Iqbaal dan Zidny menghentikan langkah.

"Kenapa?" Tanya Iqbaal seraya melepaskan genggamannya dari tangan Zidny.

Zidny menatap hampa tangannya, kemudian menatap (Namakamu) yang sedang melirik ke arahnya. Iqbaal sendiri menatap penuh tanya (Namakamu).

"Emm... gue nggak ikut main, deh. Tiba-tiba gue ngerasa mager banget. Gue pulang, ya." Ucap (Namakamu), kemudian hendak melangkah pergi, namun Iqbaal menahannya.

"Ayolah~ daripada lo dirumah terus, mending main sama gue sama Zidny, kan? Ya, kan, Zee?"

Zidny menatap (Namakamu) dan Iqbaal bergantian, sebelum akhirnya mengulas senyuman dan mengangguk. "Iya. Kita seru-seruan bareng."

Walau Zidny mengatakannya dengan di iringi senyuman, namun (Namakamu) masih bisa menemukan ketidaksukaan Zidny akan kehadirannya. Ia beralih menatap Iqbaal yang menatapnya penuh harap. Hingga akhirnya ia mengangguk membuat Iqbaal segera menggenggam tangannya dan Zidny menuju mobilnya.

🍃🍃🍃

"

Apa? Orang kamu duluan yang jail."

"Dih? nggak, ya. Kamu tadi tiba-tiba narik rambut aku. Kamu, tuh."

(Namakamu) hanya mampu menatap Iqbaal dan Zidny yang sibuk berdebat seraya sesekali saling tertawa. Keduanya tampak larut dalam perdebatan kecil itu seraya saling menggoda. Bahkan sesekali Iqbaal menjaili Zidny yang membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

Dan pada akhirnya, di sinilah (Namakamu). Duduk di dalam rasa sakit dan bertahan melalui kebohongan di antara Iqbaal Zidny. Ia juga sudah lupa bagaimana rasa sakitnya sangking seringnya ia merasakan. Bahkan ia lupa bagaimana caranya menangis untuk saat ini.

𝐊𝐈𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐊𝐄𝐂𝐈𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang