Hari ini, hari Sabtu.
Otomatis, semua sekolah full day menyambut hari ini dengan senang. Termasuk (Namakamu) dan Iqbaal yang mempunyai rencana untuk jogging bersama. Sebenarnya (Namakamu) tidak setuju, tapi dengan pemaksaan yang Iqbaal lakukan, mau tidak mau (Namakamu) akhirnya ikut jogging bersama Iqbaal.
(Namakamu) menatap gadis di hadapannya yang sedang tersenyum ke arahnya. Ia menghela nafas dan beralih menatap Iqbaal yang baru saja menutup pagar rumahnya.
"Udah siap?" Tanya Iqbaal seraya menatap Zidny dan (Namakamu) bergantian.
Zidny mengangguk cepat, berbeda dengan (Namakamu) yang malah mengalihkan pandangan ke arah lain. Iqbaal yang sadar akan hal itu langsung meraih tangan (Namakamu) dan menggenggamnya.
"Ayo, jogging barengan sama gue." Ucap Iqbaal yang setelah itu menggandeng Zidny.
(Namakamu) sontak melepas genggaman Iqbaal dan berlari santai beriringan dengan Iqbaal. "Ya udah, ayo." Ucapnya. Setelah itu ia mempercepat sedikit larinya mendahului Iqbaal dan Zidny.
🍃 🍃 🍃
Setelah berlari mengelilingi taman komplek sekitar lima putaran, Iqbaal menghentikan langkahnya karena Zidny yang mengeluh lelah. Sedangkan (Namakamu) hanya mampu berdecak malas dan mengikuti langkah Iqbaal dan Zidny yang melangkah santai menuju salah satu bangku taman yang berada di bawah pohon rindang.
Ketiganya duduk bersamaan dan kemudian menghela nafas. Iqbaal melirik Zidny, kemudian melirik (Namakamu) yang tampak badmood. Jujur, entah mengapa ia merasa kebingungan. Ia merasa, ia harus memperbaiki mood (Namakamu). Namun, ia takut membuat Zidny cemburu.
"Ada yang bawa minum, nggak?" Tanya Iqbaal untuk basa-basi.
"Aku bawa." Ucap Zidny, kemudian mengeluarkan sebotol air mineral dari dalam tas kecilnya.
Iqbaal tersenyum tipis. Kemudian ia meraih air mineral yang Zidny sodorkan padanya. Ia melirik (Namakamu) sekilas, sebelum akhirnya meneguk air mineral tersebut.
Sedangkan kini (Namakamu) melirik Iqbaal yang baru saja selesai minum. Ia melihat Iqbaal mengembalikan minuman Zidny dan kini terkekeh karena Zidny yang tumpah saat minum.
"Jangan di goyang makanya." Suara protesan Zidny membuat (Namakamu) menghela nafas.
(Namakamu) bangkit dengan tiba-tiba, membuat Iqbaal dan Zidny langsung menatapnya. Ia menoleh dan tersenyum ke arah Iqbaal dan Zidny.
"Gue pulang duluan, ya? Gue capek banget. Have fun!" Pamit (Namakamu), kemudian melangkah pergi meninggalkan keduanya.
Namun dengan cepat, Iqbaal menahan tangan (Namakamu), membuat (Namakamu) mau tidak mau memutar tubuhnya dan menatap Iqbaal malas. Pria itu meraih tangan (Namakamu) dan menggenggamnya.
"Gue anter pulang, yuk." Ucap Iqbaal.
(Namakamu) menarik tangannya dari genggaman Iqbaal dan tersenyum walau terpaksa. "Nggak usah. Kasian Zidny sendirian. Gue pulang sendiri, aja. Duluan, Zid."
"Iya."
Setelah itu, (Namakamu) benar-benar melangkah dengan cepat meninggalkan kedua manusia itu di taman. Iqbaal menatap punggung gadis itu lekat, berusaha mencari letak kesalahannya.
🍃 🍃 🍃
Malam pun tiba.
(Namakamu) keluar dari kamar mandi setelah mencuci muka, gosok gigi, dan melakukan segala hal sebelum tidur. Walaupun ini masih menunjukkan pukul tujuh malam, namun seperti itulah kebiasaan (Namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐈𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐊𝐄𝐂𝐈𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 ✔
Fanfiction"Love is when the other person's happiness is more important than your own."-H.Jackson Brown, Jr. Iqbaal Dhiafakhri, pria tampan dengan sejuta pesonanya. Zidny Iman, gadis cantik paling beruntung. Dan (Namakamu) Anandita, gadis yang paling mudah ber...