Hari ini adalah hari libur ke-3 untuk Seventeen. Dan tentu saja mereka belum ada yang bangun dari alam tidurnya. Mengingat ini masih jam 04.45 subuh.Tapi tidak dengan si bayi tua ini-Choi Seungchoel- yang sudah duduk manis dimeja makan dengan laptop yang berada didepannya dan secangkir latte yang ada disamping kirinya.
"Aku mengantuk tapi tak bisa tidur" gumamnya dengan mata yang masih fokus pada laptopnya.
Saat hendak berbalik untuk membuat latte lagi, matanya mendapatkan Sana yang keluar dari kamarnya dengan rambut yang acak-acakan, wajah yang kusut, dan mata masih terpejam. Apa dia sedang tidur sambil berjalan?
Sana mengucek matanya dan membukanya hanya sedikit, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.
"Tenggorokanku sakit sekali" gumamnya dengan meneguk setengah gelas yang berisi air tersebut.
Sedang kan Seungchoel masih betah memandangi Sana tanpa mengalihkan pandangannya dari Sana.
Entah sadar atau tidak kini Sana berjalan kearah meja makan dengan membawa gelasnya tersebut, menarik kursi tepat disamping Seungchoel dan tiba-tiba saja menidurkan kepalanya diatas meja dengan sebelah tangan yang ia jadikan bantal.
Seungchoel yang melihat itu menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah Sana yang luar biasa diluar ekspektasi.
Tanpa sadar Seungchoel juga ikut membaringkan kepalanya dengan bantalan sebelah tangannya yang menghadap ke arah Sana. Setelah menyampingkan laptop dan cangkir nya tadi.
Perlahan tangan Seungchoel yang bebas terulur memindahkan helaian rambut Sana yang menutupi wajahnya, "Kau itu sangat manis"
Sana menggeliat, "Itupun jika aku boleh jujur" ujarnya dengan menyelipkan rambut Sana kebelakang telinganya agar Seungchoel bebas memandangi wajah Sana.
Entah dorongan apa Seungchoel mengantuk dan akhirnya tertidur dengan posisi berhadapan dengan Sana.
---
"Hyeong bisa ambilkan minum untukku? Aku haus. Tenggorokan ku sakit" ujar Seungkwan pada Seokmin yang berada disampingnya.
Mereka itu masih diatas ranjang. Dan baru saja bangun. Seungkwan yang bangun karena tenggorokan nya kering. Dan Seokmin yang bangun karena baru saja menyelesaikan panggilan alam dikamar mandi.
"Ambil sendiri bodoh. Enak sekali bicaramu" jawab Seokmin dengan mata masih terpejam dan menarik selimut kembali.
"Aku takut hyeong. Ayolah, jebal hm?" Paksa Seungkwan yang akhirnya mendudukkan dirinya diatas ranjang dan mengguncang tubuh Seokmin.
"Aish. Aku mengantuk Seungkwan-ah" ujar nya dengan menarik selimut kembali. Kali ini lebih atas.
Seungkwan diam dan menarik nafas dalam-dalam, dan-
"HYEONG!"
"YAK! HYE -Mphhhhh"
"Diam atau tidak ku antar" ujarnya dengan masih menutup mulut Seungkwan dengan tangannya.
Seungkwan mengangguk patuh, dan Seokmin melepaskan tangannya dari mulut Seungkwan.
"Kajja. Aku benar-benar mengantuk astaga" ujarnya dengan menyibakan selimut yang ia pakai dan turun dari ranjang.
"Lihat. Apa kataku? Gelap kan? Siapa yang tidak takut" gerutu Seungkwan saat menuruni tangga.
Seokmin menghela nafasnya, "Orang buta juga tahu ini gelap. Lagi pula ini masih subuh Seungkwan-ah. Berhentilah berbicara. Aku sedang tidak dalam mood mendengarkan ocehan mu" jelas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protect Brother
Genç Kurgu"Apa? Jerman?" "Tidak" "Tidak akan kubiarkan kau keluar Seoul barang sejengkal pun" "Meninggalkan Seoul dan tinggal di Jerman? Bermimpi saja sana gadis nakal" "Berhentilah merengek atau akan ku kirim kau ke LA" "Jerman bukan negara yang pantas kau d...