"Hyeong,kau pulang?""Apa kau meninggalkan pekerjaan mu lagi?"
"Kapan kau datang?"
"Gila. Kalian pulang?"
"Apa kalian buta? Aku sudah berada didepan kalian dan kalian masih bertanya?" Jawab pria itu. Song Il Joon.
"Mereka yang gila. Biarkan mereka Iljoon-ah" ucap Kim Do Yoon.
"Tapi kenapa? Bukankah kalian pulang sebulan sekali? Dan ini belum waktunya" ujar Taeyoon heran
"Apakau tidak senang kami dimari Jung Tae Yoon?" Tanya lelaki yang paling tua dengan alis terangkat. Lee Hae Gi.
"Bukan begitu,hyeong! Hanya aneh saja kalian pulang cepat" sergah Taeyoon sebelum ia dimakan habis-habisan oleh ketiga macan berhati iblis ini.
"Sana pulang. Mana mungkin kami berdiam diri dan malah berkencan dengan dokumen menyebalkan itu. Aku bosan" ujar Iljoon beralasan.
Ya. Tentu. Dan sudah pasti untuk Sana. Sana adalah segala-galanya bagi mereka.
"Ya betul. Lagi pula itu perusahaan ku. Apa masalah mu,hah?" Tanya Doyoon heran. Taeyoon yang ditanya malah mengerucutkan bibirnya lucu. Doyoon memang sepupu paling tidak mau kalah.
"Kalian merindukan Sana" ujar Haejin masam.
"Mana mungkin kami tidak merindukan gadis kecil kami" sergah Haegi saat adik laki-lakinya itu berbicara seperti itu.
"Aku bukan gadis kecil lagi,oppa" Sana akhirnya buka suara. Enak saja. Gadis kecil? Dia sudah besar dan bahkan akan memasuki kuliah. Apa masih pantas dibilang gadis kecil? Ah itu benar-benar tidak cocok untuk ia yang sekarang mengingat umurnya.
"Kau tetap gadis kecil kami Park Sa Na"
"Ya. Gadis yang harus kami lindungi"
"Kami jaga"
Sana geram. Bukan. Bukan karena marah. Mereka melakukan ini didepan orang asing. Dasar bodoh.
"Ah,terserah. Aku tak peduli. Bisakah kalian minggir? Aku ingin lewat" ucap Sana sedikit kesal.
"Apa kau akan pulang?"
"Tidak"
"Lalu?"
"Apanya yang lalu?" Tanya Sana balik.
"Lalu kau akan kemana gadis nakal?" Bumzu. Ini dia yang Bumzu takuti. Sekembali diSeoul gadis ini seenaknya. Takut. Hanya takut.
"Terserahku" Sana menjawabnya dengan delikan mata kearah mereka.
"Tidak ingin mengobrol dan menghabiskan waktu bersama kami?" Tawar Doyoon dengan senyum yang mengembang seolah itu bisa membuat Sana luluh.
Cih,aku tak akan luluh padamu Kim Do Yoon. Batin Sana.
"Tidak. Aku malas" jawab Sana malas. Haegi yang mendengar itupun mengangkat alisnya bingung. Malas? Ah,anak ini sedang merajuk. Pikirnya.
"Kau marah?" Tanya Bumzu
"Tidak"
"Kau marah" ucap Iljoon
"Tidak"
"Kau mar-"
"Kau merajuk Sana–ya" ujar Haegi lembut.
Sana menunduk. Haegi selalu mengerti moodnya.
"Wae? Ada yang mengganggumu?" Tanya Doyoon.
Sana menggeleng pelan. "Mana mungkin ada yang menggangguku ketika tujuh ksatria berada tepat didepan,samping,dan belakang ku" ujarnya sedikit bercanda
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protect Brother
Novela Juvenil"Apa? Jerman?" "Tidak" "Tidak akan kubiarkan kau keluar Seoul barang sejengkal pun" "Meninggalkan Seoul dan tinggal di Jerman? Bermimpi saja sana gadis nakal" "Berhentilah merengek atau akan ku kirim kau ke LA" "Jerman bukan negara yang pantas kau d...