"Aku pulang!""Lucas dimana? Tidak bersamanya?" Tanya Haejin yang keluar dari dapur.
Sana menggeleng sembari menerima suapan buah apel dari Haejin. "Tidak. Aku diantar sampai depan saja, dia buru-buru katanya. Manager nya mengganggu acara kencan ku." Jawab Sana dengan raut wajah menunjukkan bahwa ia kesal.
Haejin terkekeh dan mengusak surai Sana. "Kau berkencan dengan orang yang salah, baby."
Sana mengerucutkan bibirnya tanpa berniat menjawab.
"Sana? Pulang kapan?"
Sana tersentak saat mendengar suara itu. Ia menggigit bibirnya dengan remasan tangan pada kaos yang dipakainya.
"Bisa bicara sebentar?"
Sana menelan salivanya. Membicarakan apa? Soal semalam atau-
"Soal semalam."
Sana mengangguk dan menyeret tungkainya menuju ruang tengah dimana Haegi sudah duduk dengan elegannya.
"Sana-ya"
"Oppa" Sana menyela sebentar. Menghela nafas sebelum berujar. "Aku minta maaf."
Haegi mengernyit. "Untuk apa, hm? Kau tidak salah, Sayang. Kau berhak untuk menentukan pilihanmu. Tapi-"
Sana mengangguk. "Aku tahu. Tapi, kurasa aku akan mengurungkan niatku untuk kuliah di Jerman. Kurasa, Korea akan cocok untukku."
Haegi tersenyum lembut. "Sungguh? Aku bisa menguliahkan mu di Jerman. Tapi, aku tidak bisa janji dengan kebebasan mu."
Sana menatap Haegi dengan penuh minat. Pikirannya kembali ke awal pagi tadi saat ia pulang. Oh astaga! Kakaknya membunuh orang? Sana benar-benar tak bisa percaya. Sungguh.
"Tidak, oppa. Mungkin aku terlalu merindukan Nenek sampai berpikir untuk berkuliah disana."
Haegi menurunkan kakinya yang berada diatas paha dan sedikit mencondongkan tubuhnya pada Sana, menggenggam tangan mungil Sana dengan lembut.
"Jika kau rindu Nenek, kita bisa berangkat ke Jerman detik ini juga, Sayang."
Sana tersenyum simpul lalu menggeleng. "Tidak perlu, lain kali saja."
Haegi menaikan alisnya tak yakin dengan kalimat Sana.
Sana mengangguk. "Lain kali, aku ingin mengunjungi Nenek bersama kalian."
"Pasti. Aku janji." Haegi mengelus rambut Sana lembut.
Sana tersenyum senang. "Terimakasih, oppa."
"SANA?! SUDAH PULANG?!"
Taeyoon berlari dari lantai atas dengan masih memakai bathrobe dan handuk kecil yang masih menggantung dilehernya. Habis mandi.
"Berisik, Jung." Ujar Hawoon mendudukkan dirinya disamping Sana dan memberikan susu pisang padanya.
Sana menerimanya tanpa mau meminumnya. Ia sedikit canggung berada disana setelah kejadian tadi pagi. Sungguh.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Protect Brother
Novela Juvenil"Apa? Jerman?" "Tidak" "Tidak akan kubiarkan kau keluar Seoul barang sejengkal pun" "Meninggalkan Seoul dan tinggal di Jerman? Bermimpi saja sana gadis nakal" "Berhentilah merengek atau akan ku kirim kau ke LA" "Jerman bukan negara yang pantas kau d...