43-The Fact (2)

897 70 5
                                    

Guys, jangan lupa buat baca ff aku yang lain nya juga dong hehehe. Bantu vote hehehe. Makasih yaa❤️❤️

Jangan lupa baca yang;
—The CEO And Me ( Choi Seungcheol )
—The Doctor And Me ( Yoon Jeonghan )

Jangan lupa vote yaaaa...

Selamat membaca :)

—————

Dua jam sudah ia duduk dengan tatapan kosong. Tak mampu berkata apapun atau mengeluarkan apapun. Air mata, misalnya.

"Sana, aku disini."

Lucas akhirnya membuka suaranya membuat Sana menoleh dan tersenyum tipis. Sangat tipis. Matanya sayu seperti orang kelelahan.

"Kau bisa ceritakan apapun padaku. Aku disini Sana-untukmu."

Sana kembali menolehkan kepalanya memandang sungai Han. Matahari semakin naik, orang yang berlalu lalang juga semakin menambah.

"Lu, sebaiknya kau kembali kedorm. Disini semakin banyak orang." Ujarnya dengan mengedarkan pandangannya melihat banyaknya orang yang disekitar.

Lucas menghela nafas. "Sana, ayolah. Jangan mengalihkan pembicaraan seperti ini. Peluk aku jika merasa berat, pukul aku jika kau marah, jangan jadi seperti ini, kau-benar-benar menyakitkan melihatmu seperti ini." Ujarnya dengan lirih.

Sana kembali menolehkan kepalanya dan tersenyum pada Lucas. Ia berusaha keras memberikan senyuman terbaiknya.

"Percaya padaku, Lu. Aku baik-baik saja, sungguh. Aku-"

"Jangan berbohong padaku, Sana. Kau bisa menjadi Sana yang sesungguhnya saat bersamaku. Kau bisa menjadi dirimu sendiri saat denganku. Menangis dipelukan ku-"

Sana menggenggam tangan Lucas membuatnya berhenti berbicara. "Aku tahu, Lu. Sangat tahu, tapi-untuk kali ini aku ingin belajar agar menghadapi nya dengan caraku. Bukan dengan cara kakak-kakak ku. Jujur saja, aku memang terkejut, marah, kecewa, sedih-semua bercampur. Karena semua juga terlalu tiba-tiba. Bukankah begitu?" Ujarnya dan tertawa kecil-meremehkan dirinya sendiri.

Lucas menatap Sana dengan prihatin. Benar, Sana sekarang bukan lagi yang dulu. Sekarang ia lebih tertutup melebihi apapun. Lihatlah, betapa sok tegar nya ia saat mengetahui semuanya?

Lucas bersumpah demi langit dan bumi, bahwa ia akan membantu apapun untuk meringankan beban Sana. Sana itu benar-benar permata untuk dirinya.

"Aku tahu kau sudah besar dan bisa melewatinya. Jadi, semangat lah. Apapun yang terjadi-" Lucas menepuk pundaknya dengan manly, "Menangislah disini, kembali padaku jika kau tak tahu tujuanmu." Ia tersenyum dibalik maskernya.

Sana tentu saja tersenyum dan mengangguk.

"Jadi-apa rencanamu, Sana-ya?"

------

"Semua berjalan sempurna ternyata, ya."

Lelaki itu mengetuk jari telunjuknya pada meja dengan sebelah tangannya yang mengusap dagunya halus. Senyum iblis nya tak hilang sejak tadi.

Ia senang, teramat senang hingga seperti orang gila yang tersenyum sendiri.

"Tuan, Nona Soora, sepertinya dia sudah mulai curiga pada mereka."

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang