33-The Fact

788 78 2
                                    

Aku up sekarang ya.

Kenapa? Karena mungkin aku bakal ganentu minggu2 ini buat up cerita. Lagi sibuk ujian, dan jarang banget pegang hape.

Jadi, mumpung sekarang lg ada waktu aku bak up ceritanya. Hehehe.

Maaf kalau bosen hehehehe.

Selamat membaca.

—————

Setelah satu jam menunggu Seungcheol dan Soonyoung kembali. Akhirnya mereka kembali. Tapi tak bersama. Seungcheol kembali lebih dulu. Dengan wajah yang memerah dan nafas yang tersengal-sengal.

Aneh.

Ting.

+0xxxx
Periksalah paket dirumahmu. Dirumah-mu.

Sana mengerutkan keningnya bingung. Siapa yang mengirimi pesan. Nomornya tak dikenal.

"Ada apa, Sana?" Tanya Hansol yang melihat Sana menatap ponselnya dengan raut bingung.

Sana mendongak dan menggeleng pelan. "Tidak ada apapun, oppa." Ujarnya tersenyum.

Hansol mengangguk mengerti.

"Ah, Minseo–ya, mau ikut bersamaku?"

"Kemana?" Tanya Wonwoo yang tanpa menolehkan pandangannya sedikitpun dari ponselnya.

Apa lagi kalau bukan game?

Sana mendelik malas. Tak menjawab pertanyaan Wonwoo.

"Kemana, Sana?" Tanya Minseo yang terkekeh melihat Sana sebal karena tingkah Wonwoo.

"Kerumahku. Ada sesuatu yang harus aku ambil. Mau ikut atau tetap disini?"

"Lama tidak?" Tanyanya lagi.

Sana berpikir sejenak. "Mungkin tidak. Jika kau ingin disini aku akan kembali kesini lagi setelah mengambil barang dirumahku. Bagaimana?"

"Tak apa jika kau sendiri?" Tanya Minseo pelan. Pasalnya ia sedang malas untuk bepergian. Ingin nya santai-santai seperti ini. Kalau bisa ia ingin santai di pantai. Menyenangkan bukan liburan dipantai pada musim panas begini?

Sana mengangguk cepat. "Tak apa. Baiklah, kalau begitu aku pamit. Agar cepat kembali." Ujarnya terkekeh.

Minseo ikut terkekeh dengan mengangguk menyetujui.

"Mau kemana?" Tanya Seungcheol yang sudah berdiri didekat Sana.

"Pulang kerumahku. Ada urusan. Kau sudah selesai dengan Soonyoung oppa?" Tanya Sana pelan.

Seungcheol memalingkan wajahnya. "Sudah." Jawabnya tanpa menatap Sana.

Sana mengerucutkan bibirnya. "Yasudah. Kalau begitu aku pergi dulu."

"Aku antar ya?"

Sana menoleh dan menggeleng. "Tidak usah. Aku sudah memesan taksi. Kau latihan saja, jangan kabur-kaburan lagi, big baby!" Ujarnya meninggalkan Seungcheol yang sebal sekaligus senang.

Ah, sepertinya jantungku benar-benar akan turun ke perut jika berurusan dengan Sana. Ugh.

——————

"Nona datang?"

Sana tersenyum ramah dan mengangguk. "Hanya mampir, Ahjussi. Ahjussi, apa kabar?" Tanya Sana.

Shin Ahjussi. Lelaki paruh baya yang masih setia bekerja untuk keluarga Park.

"Sangat baik, Nona. Nona, baik-baik saja?" Tanyanya balik.

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang