Sana merasakan pegal dan nyeri pada sekujur tubuhnya. Bagaimana tidak, setelah kejadian Seungchoel yang mengeringkan rambutnya, esok nya ia seperti babu luar biasa.Membereskan dorm, memasak untuk mereka, menyetrika, mengepel dan segala macam. Pokoknya pekerjaan rumah ia kerjakan.
Sungguh keterlaluan!
Sebenarnya Jeonghan dan Jisoo sempat ingin membantu, tetapi mendengar perkataan Wonwoo yang luar biasa membuat Sana emosi akhirnya ia membersihkan semua sendirian.
"Hyeong biarkan saja. Kau kan sudah lelah. Pergi ke kasur mu. Biarkan dia membereskan seorang diri" ujar Wonwoo kemarin begitu.
Dan jadilah sekarang tubuhnya terasa remuk luar biasa. Tapi jika dipikirkan lagi- yah memang sudah seharusnya seperti ini kan? Setidaknya ia berguna untuk menetap disini.
Lamunannya pecah saat mendengar suara ponsel nya menandakan ada panggilan masuk.
Tanpa melihat siapa yang memanggilnya ia langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?" Ujar nya serak khas bangun tidur sekali.
"Baru bangun?"
Sana hanya berdehem menjawab pertanyaan yang entah dari siapa,
"Cepat mandi dan bersiap aku akan menjemputmu. Kita keluar"
Sana mendengus, "Tidak terimakasih. Aku lelah dan akan tidur seharian disini" ujar Sana malas
"Sayang sekali. Aku tak terima penolakan gadis nakal. Sampai nanti oke"
Sambungan terputus. Sana membulat dan melihat siapa yang menelfonnya,
"KIM JONGHYUN SIALAN!" Pekik Sana menendangkan kakinya diudara.
---
"Wah dorm kita serasa lebih nyaman. Aku akan berterimakasih pada Sana karena sudah membersihkan dorm ini" ujar Seungkwan semangat.
"Aku juga. Aku jadi tidak mempunyai pakaian kotor. Sana terbaik" semangat Seokmin memburu, "Akan aku traktir selagi kita masih libur" lanjutnya.
"Kau punya uang memangnya?" Tanya Seungchoel dengan meneguk air yang ia tuangkan.
Seokmin mendengus, "Tentu saja" ujarnya semangat.
Seungchoel hanya menganggukkan kepalanya mengerti, "Baiklah terserahmu"
"Kamarku nyaman sekali, tidur ku sangat nyenyak" celetuk Jeonghan yang memasuki area meja makan.
"Memang kapan kau tidur tidak nyenyak hyeong?" Tanya Hansol malas.
"Kau kan kalau tidur seperti orang mati" celetuk Mingyu asal.
"Sembarang sekali bicaramu Kim" ujar Jeonghan dengan menyentil dahi Mingyu.
"HYEONG! APPO! JINJJA!" Kesal Mingyu mengusap keningnya.
Jeonghan tertawa puas, "Rasakan" ujarnya.
"Dasar malaikat berhati iblis" cibir Mingyu.
Saat Jeonghan ingin membalas perkataan adiknya itu ia urungkan karena mendengar bel dorm mereka berbunyi.
"Aku akan membukanya" ujar Chan dan langsung menuju kepintu utama
"Eoh, hyeong!" Ujar Chan dengan antusias saat melihat siapa yang mendatangi dorm mereka,
"Eoh, Chan! Annyeong" ujarnya mengangkat sebelah tangannya dihadapan Chan,
"Masuk hyeong. Tumben sekali kau kemari" ujar Chan saat mereka masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protect Brother
Teen Fiction"Apa? Jerman?" "Tidak" "Tidak akan kubiarkan kau keluar Seoul barang sejengkal pun" "Meninggalkan Seoul dan tinggal di Jerman? Bermimpi saja sana gadis nakal" "Berhentilah merengek atau akan ku kirim kau ke LA" "Jerman bukan negara yang pantas kau d...