36-Good Call

892 72 5
                                    

Tanpa edit.

Ini part garing bgt kayanya wkwk.

Tapi, smg sukaaaa.

Selamat membaca.

Aku mau tanya, kalian setuju ga kalau 'Me Series' yang Jeonghan di pub? Atau nunggu 'Me Series' yang Seungcheol separuhnya terpublish apa ya? Kasih saran dong.

Terimakasih. Jangan lupa vote.

—————

Seungcheol berkali-kali menghela nafasnya, ia tak tenang memikirkan Sana. Seandainya ia tak pergi untuk lari pagi mungkin ia akan tahu bagaimana kejadiannya terjadi. Sayang, ia ketinggalan sesuatu.

Yang seperti Jeonghan ceritakan, bahwa Sana bangun paling akhir. Oke itu tak masalah, anak itu selalu begitu. Dan kata Jisoo saat ia memperingati Sana untuk membuka matanya disaat berjalan. Dia itu kebiasaan sekali, selalu membuka matanya sedikit dan berjalan mengambil air.

Lalu didapur saat Mingyu menyapanya Sana yang sedang menuangkan air. Kemudian Mingyu yang pergi dari dapur karena Jeonghan memintanya piring.

Setelahnya Sana yang menyelesaikan minumnya berjalan berniat kembali kekamarnya sebelum terpeleset, lalu menimpa Soora dan sup yang dibawa Soora.

Hancur berantakan tak tersisa.

Soonyoung datang yang dengan spontan menolong Soora tanpa memperdulikan Sana. Terakhir, Soonyoung yang membentak Sana. Selebihnya ia tahu.

Seungcheol mengacak rambutnya frustasi. Argh sial! Kwon Soonyoung sialan. Dalam beberapa bulan lagi mereka akan disibukan comeback. Tapi malah ada kejadian seperti ini. Sumpah, kepala Seungcheol rasanya ingin pecah saja.

Sana tolong, maafkan aku. Maafkan aku.

---

Sana baru saja bangun dari alam mimpinya. Dia tertidur cukup lama dan cukup pulas. Karena sejak diperjalanan menuju apartemen ia sudah tertidur dimobil dengan kepala menyender pada bahu Taeyoon.

Sana masih terbaring diatas kasur Taeyoon. Entah mengapa rasa bersalah menyelimuti hatinya karena pergi begitu saja dari sana.

Ia tidak berani berkutik jika Taeyoon ataupun sepupunya yang lain sedang dalam mode marahnya. Akan membahayakan dirinya sendiri jika Sana membuka suara untuk protes atau membantah.

"Sudah lebih baik?" Taeyoon masuk dengan membawa nampan yang berisi bubur dan susu putih. Dan meletakkannya diatas nakas yang berada disamping tempat tidur.

Sana mendudukkan tubuhnya dan dibantu dengan dengan Taeyoon yang meletakan bantal menjadi berdiri dibalik punggung Sana.

"Sudah, terimakasih oppa"

Taeyoon duduk dipinggiran ranjang dan terkekeh, "Kenapa sih kau tidak selalu manis saja seperti ini? Akan lebih mudah jika menjagamu yang manis dan penurut seperti ini" Ujarnya dengan mulai mengambil bubur yang tadi ia bawa.

Sana mengerucutkan bibirnya lucu, "Jadi selama ini aku tak manis?"

Taeyoon terkekeh, "Kau bahkan sangat manis saat marah. Kau menjadi sangat cantik jika sedang menangis, dan kau adalah gadis yang paling luar biasa cantik, manis dan menggemaskan saat tersenyum. Jadi, apapun dirimu kau tetap gadis yang sangat aku sayangi sepenuh hatiku"

Sana menahan senyumnya, Taeyoon itu pembual sekali. Sangat-sangat pembual.

Tapi, tiba-tiba saja pikirannya mengingat kejadian bagaimana Soonyoung yang membentaknya, membuat nafasnya tercekat.

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang