21-A Plan

1K 79 0
                                    

Don't forget to vote and comment guys:)

—————

Chan dan Sana kini sedang duduk bersampingan di teras dekat kolam renang. Menatap bulan yang entah kenapa bisa terang sekali malam ini.

"Sana?" Chan membuka suaranya membuat Sana menoleh berdehem saat satu sendok eskrim masuk kedalam mulutnya.

"Bisa aku tahu sesuatu?"

Sana menelan eskrim nya terlebih dahulu sebelum berbicara. "Kau ingin tahu soal apa?" Tanyanya.

"Apa kau-"

"Susu panas datang!" Jisoo datang dengan memotong ucapan Chan. Membawa nampan berisi 3 gelas minuman dan 1 piring cemilan.

"Terimakasih oppa"

Joshua mengangguk. "Minum susumu sesudah makan eskrim, mengerti?" Dan Sana mengangguk patuh. "Kau juga, Chan. Minum susumu" lanjutnya.

Dan Chan mengangguk lalu mengambil segelas susu coklat yang disediakan oleh Jisoo. Meneguknya setengah gelas.

"Bulan nya bersinar sangat terang malam ini" Ucap Jisoo dengan memandang kearah langit.

Sana mengangguk, "Ya, kau benar oppa." Celetuknya.

"Sana?"

Sana menoleh, "Ya?"

"Bisa aku bertanya sesuatu?"

Sana mengernyit, "Woah, ada apa ini? Kenapa kalian ingin bertanya padaku, huh?" Kekehnya.

Jisoo mengernyit, "Tidak boleh, ya?"

Sana menggeleng. "Bukan begitu. Tadi juga Chan ingin bertanya padaku, dengan kalimat yang sama. Jadi, apa yang ingin kalian ketahui tentang aku?"

Chan menghela, kembali meneguk susu nya sedikit sebelum berujar. "Apa kau mempunyai hubungan khusus dengan Seungchoel hyeong?"

"Maaf jika itu lancang" lanjut Chan canggung.

Sana menggeleng, "Tidak. Tak apa-apa. Dan, hey! Jangan gila, Chan. Aku tidak mempunyai suatu hubungan apapun dengannya"

"Serius?" Sana mengangguk membenarkan pertanyaan Chan.

"Lalu..." Sana menoleh kearah Jisoo. "Kenapa kau bisa sekhawatir itu saat Seungchoel demam?"

Sana diam. Dan Jisoo cepat-cepat mengoreksi kalimatnya. "Tidak, maksudku aku hanya bingung. Kau bisa sekhawatir begitu dengannya. Kau harus tahu, dia itu orang yang mudah terkena demam". Lanjutnya.

"Ah maaf, kau tak perlu menjawab pertanyaan-"

"Tidak" potong Sana cepat. "Aku hanya memiliki sedikit trauma" lirihnya.

Jisoo dan Chan mengerutkan keningnya samar. "Trauma?" Ulang Chan.

Sana mengangguk. Menaruh mangkok eskrim nya diatas meja lalu mengadahkan kepalanya menatap langit malam.

"Dulu sekali, saat aku berumur 8 tahun Kakek meninggal. Dia terkena hipotermia. Aku kurang mengerti saat itu. Aku juga tak tahu asal mula bagaimana Kakek bisa terkena hipotermia seperti itu. Yang jelas, saat itu aku sedang berdua di villa Iljoon oppa menunggu kedatangan yang lain untuk acara makan malam yang diinginkan oleh Kakek. Kami berangkat kesana lebih dulu. Dan Kakek mengendarai mobil nya sendiri tanpa supir"

Sana menghela nafas sejenak. Mengingat kembali kenangannya bersama sang Kakek.

"Tiba disana, hujan begitu deras. Sangat deras, bahkan langit pun berubah warna menjadi abu-abu gelap. Kakek menyuruhku untuk masuk dan tidur. Aku tentu saja menurutinya. Satu jam aku terlelap, aku tak menemukan Kakek yang sebelumnya menemaniku tidur. Mencarinya keseluruh penjuru villa tapi tetap saja aku tak menemukannya. Sampai saat ingin keluar, aku melihat Kakek yang masuk dengan keadaan basah kuyup, padahal dia membawa payung"

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang