20-Back To Dorm

1.1K 90 0
                                    

Selamat pagi.

Happy weekend.

Selamat membaca.

JANGAN LUPA VOTE :)

Maafkan daku yang baru up:')

—————————

"Kau gila, ya?"

Sana memekik tertahan saat Samuel bicara soal apartemen nya. Ia bilang jika orang tuanya akan singgah ke Korea untuk beberapa minggu. Dan Samuel dengan tidak ingatnya Sana yang sedang mendekam disana berbicara;

"Mom, kau bisa tinggal diapartemen ku. Hitung-hitung untuk menghemat pengeluaran"

Dan tentu saja, Ny. Kim itu tidak bisa untuk berkata tidak. Selain hemat, itu menyenangkan.

"Mian, Noona. Aku benar-benar lupa" ringisnya dengan menggaruk belakang kepalanya.

Sana mendesah frustasi. Mengadahkan kepalanya mencoba menghilangkan rasa emosi dan kesal yang melebur. Sialan sekali si anak bongsor ini.

"Kapan Ibumu datang?" Alih-alih memarahinya Sana malah menanyakan kedatangan Ny. Kim.

Samuel terlihat tak yakin. "Kenapa? Katakan saja" ujar Sana yang membuat Samuel menatap dengan—

Entahlah. Sana tak mengerti tatapan nya itu.

"Janji tak akan marah?" Sana mengangguk.

Samuel menghela nafasnya. "Setelah mengatakan ini, aku langsung pergi, ya? Masih ada jadwal yang harus aku hadiri, noona". Dan lagi-lagi Sana mengangguk penuh keyakinan tanpa memandang curiga.

"Jadi kapan?" Tanya Sana santai.

Samuel sudah berdiri dari kursinya dan bersiap melesat membuat Sana mengerutkan dahinya.

"Malam ini"

Dan setelahnya? Ia melesat masuk kedalam mobil Van yang sudah menjemput nya.

Sana? Ia masih termenung. Mencerna kata-kata Samuel. Dua kata kan tadi?

1 detik.

2 detik.

3 detik.

4 det-

"Sialan!" Desis nya dan dengan cepat berlari menuju apartemen Samuel.

Lihat saja nanti. Habis kau bongsor sialan!

———

Adakah orang gila yang menyeret koper disiang bolong seperti ini?

Sepertinya Sana memang gila. Ia menyeret kopernya dan sekarang malah berdiri dihadapan bangunan perusahaan Entertainment Ayahnya.

Tak luput dari orang-orang yang sekitar sesekali menatap Sana dengan tatapan aneh dan itu benar-benar membuat Sana muak bukan kepalang. Sialan sekali!

"Halo, oppa?" Sana menempelkan ponselnya tepat ditelinganya.

"Eoh, why baby?"

Sana menghela. "Apa kau sedang diagensi?"

Ia menyeret kopernya kedalam dan menuju ruang practice salah satu anak asuh Ayahnya. Mengabaikan tatapan aneh dari beberapa staff. Dan juga sesekali tersenyum ramah pada beberapa staff dan keamanan yang mengetahui bahwa ia adalah putri dari seorang yang memiliki gedung tersebut.

"Ah matta! Aku lupa memberitahumu, Sana. Aku sedang ada di Jepang untuk pemotretan majalah. Juga berlibur sebentar"

Sana dengan memberhentikan langkahnya saat mendengar penjelasan dari sebrang sana. Oh! Sialan sekali hidupnya bukan? Sana yang malang.

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang