09-Say Goodbye

1.5K 102 0
                                    


Malam sudah berganti pagi. Dan Sana kini sudah siap dengan pakaian dress hitam yang melekat pada tubuhnya. Yang hanya sampai selutut. Dengan rambut yang ia kuncir satu rendah.

Manis dan cantik.

Begitulah saat terlihat dicermin.

Hari ini Haegi dan juga sepupunya yang lain sudah berjanji untuk membawa Sana ke makan Kakek dari Ayahnya.

Ini sudah pukul 07:40. Tapi Haegi belum menjemputnya. Dan Sana sudah siap sejak pukul 06:30 pagi. Menyebalkan.

Suara ketukan Sana membuat nya menoleh kearah pintu, "Sudah bangun Sana?" Ujar seseorang diluar pintu.

"Sudah" teriak Sana dari dalam kamar.

"Mari sarapan bersama" ujarnya lagi.

Sana membuka pintu menampilkan penampilan nya, "Sepertinya aku akan sarapan diluar saja oppa" ujar Sana menunduk.

"Kau Sa- Sana?" Sana mendongkakan kepalanya melihat orang yang ada didepannya aneh.

"Oppa wae? Apa aku terlihat aneh?" Tanya Sana bingung.

Pria itu menggeleng cepat, "Ti- tidak. Kau sangat cantik Sana" ujarnya

Sana tersipu, "Matamu hilang Soonyoung oppa" ujar Sana dengan terkekeh dan Soonyoung hanya mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"Soonyoung-ah bisa bantu aku-" perkataannya terputus saat melihat penampilan Sana. Cantik.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Sana menatap Seungchoel yang masih memandangi Sana.

Seungchoel berdehem dan memalingkan wajahnya kearah lain dan hanya mengangguk menjawab pertanyaan Sana.

"Sungguh? Apa tak apa?" Tanya Sana hawatir. Jelas sekali kentara diwajahnya.

Seungchoel menoleh pada Sana, "Hm-"

Detik selanjutnya ia menatap Soonyoung, "Bisa bantu aku untuk memindahkan sofa ruang tv?" Tanyanya menoleh pada Soonyoung

Soonyoung heran, "Dipindahkan kemana hyeong?"

"Kepojokan"

"Kenapa?"

"Agar lebih luas saja dan terasa nyaman. Ini juga usul Jeonghan"

Soonyoung mengangguk, "Baiklah. Sana cepat kemeja makan. Nanti aku menyusul ne?" Ujar Soonyoung mengusak surai Sana gemas. Sana hanya mengangguk menurut ucapan Soonyoung.

---

"Bukan seperti itu hyeong! Kau malah merusaknya. Aish" amuk Mingyu pada Wonwoo yang kini tengah didapur.

"Kalian ini berisik sekali. Aku sudah lapar" ujar Seokmin yang mengusap-usap perut ratanya itu.

"Kita tidak akan kenyang jika hanya disuguhkan oleh pertengkaran kalian tahu" dengus Chan menggerutu.

"Itu benar. Cepat selesaikan. Aku lapar huwaaaaaaaaa" ujar Seungkwan meronta diatas tempat duduk meja makan. Ugh. Menggemaskan.

"Lalu bagaimana? Kan aku ingin belajar Gyu. Jangan memarahiku" ujar Wonwoo kesal, "Kalian juga, diamlah. Mengganggu saja" lanjutnya.

"Kau yang mengganggu. Dan lain kali saja aku mengajarimu. Jangan membuat dapurku berantakan hyeong!" Dengus Mingyu gemas.

"Tidak mau. Aku mau hari ini" kukuh Wonwoo pada Mingyu.

Mingyu menghela nafasnya lelah, "Baiklah. Asalkan jangan pagi ini. Lihat adik-adik mu. Mereka sedang kelaparan hyeong!" Ujar Mingyu menunjuk orang-orang yang ada dimeja makan.

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang