Hai epibadeh, kangen ngga? Hehehe
Ketemu lagi kita, ya.
Maaf karena telat up. Otakku kehabisan ide. Sorry😭
Jangan lupa untuk baca cerita aku yang series juga plis. Kasih dukungan yaaa, biar aku semangat nulisnya hehehehe.
Don't forget to vote, baby❤️❤️❤️😄😄😄
------
"Seungcheol?"
Jun menggelengkan kepalanya tidak tahu setelah menutup pintu kulkas.
Jisoo sedang menghitung ada berapa orang yang sedang ada di asrama, tapi entah bagaimana ceritanya Seungcheol menghilang begitu saja. Aneh. Seungcheol yang menghilang atau Jisoo saja yang tak tahu?
"Dia tak ada?" Tanya Jisoo meyakinkan.
Jun mengedikkan bahunya tak tahu sembari meneguk kembali botol minumnya.
"Baiklah. Kita pesan 12 porsi saja berarti?"
"Chan biar makan bubur dulu, suruh Mingyu untuk membuatnya. Aku tak bisa." Ujar Jun dan Jisoo mengangguk.
Ia bergegas keluar dapur dan mendapati Mingyu sedang duduk di karpet ruang tv dengan Seokmin yang berada disebelahnya menggenggam ponsel masing-masing.
"Gyu-"
Mingyu menoleh. "Ya, hyeong?" Jawabnya dan kembali menatap ponselnya. Jisoo hanya memaklumi saja, adiknya sedang bermain game.
"Bisa aku minta tolong?"
"Ke-YAK LEE SEOKMIN! KENAPA KAU MEMBUNUHKU?!" Mingyu berteriak sebal karena kalah dalam game yang ia mainkan bersama Seokmin.
Seokmin hanya tertawa senang hingga menggulingkan tubuhnya diatas karpet tersebut.
Sedangkan Jisoo hanya menggelenkan kepalanya. Mingyu selalu seperti itu jika kalah bermain game.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protect Brother
Подростковая литература"Apa? Jerman?" "Tidak" "Tidak akan kubiarkan kau keluar Seoul barang sejengkal pun" "Meninggalkan Seoul dan tinggal di Jerman? Bermimpi saja sana gadis nakal" "Berhentilah merengek atau akan ku kirim kau ke LA" "Jerman bukan negara yang pantas kau d...