"Apa? Jerman?"
"Tidak"
"Tidak akan kubiarkan kau keluar Seoul barang sejengkal pun"
"Meninggalkan Seoul dan tinggal di Jerman? Bermimpi saja sana gadis nakal"
"Berhentilah merengek atau akan ku kirim kau ke LA"
"Jerman bukan negara yang pantas kau d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alunan lagu klasik terdengar begitu kaki jenjangnya melangkah lebih dekat pada ballroom hotel. Kakinya terus melangkah guna mencari presensi seseorang yang akan ia temui.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sana! Oh my God! You beautiful, so much."
Gadis itu—Sana—menoleh dan tersenyum manis, "Oh, hai Jack."
Jackson memeluk Sana sekelas sebelum kembali memuji gadis itu.
"Aku bersumpah sampai tak mengenalimu dari sana. Kau sangat cantik."
Sana tersenyum tipis, "Kau berlebihan."
"No, sweetheart. This is the reality." Ujarnya, "How long has it been?"
Sana terdiam sejenak, "One year? Two years?" Ia terkekeh.
"You're really full of surprises, Sana. Mungkin—tiga atau empat tahun, maybe?"
Sana mengangguk ragu, "Terimakasih karena masih mau mengenaliku diacara super padat ini."
Jack tersenyum, mengangkat gelas berisi champagne nya. "Sulit untuk mengabaikan gadis secantik dirimu, honey."
Mereka tertawa bersama.
"Berhenti menggodanya, Jack brengsek!"
Sontak mereka terdiam dan memutar tubuh mereka mendapati sang ratu dari acara ini, yang tentu saja didampingi oleh rajanya.
"Hey! Selamat untuk pernikahan mu, Stella." Ujar Sana berbinar dan memeluk Stella sekilas. "Kau cantik sekali." Pujinya.
"Terimakasih, Sana."
"Selamat, Mark. Jaga temanku ya." Sana beralih pada lelaki tinggi disamping Stella, suami Stella—Mark.
Mark mengangguk, "Tentu, terimakasih sudah datang."
Sana mengangguk. "Pasti. Aku tidak akan melewatkan hari bahagia kalian." Ujar Sana tersenyum lembut.
Stella memeluk Sana dan berbisik pelan, "Kini, saatnya waktumu untuk bahagia, Sana."