35-Incident (2)

992 82 14
                                    

Kakak minta vote nya dong .. hehehehe

Untuk yang sudah vote dan nunggu cerita aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk yang sudah vote dan nunggu cerita aku

Terimakasih banyak.
❤️❤️❤️

Jangan lupa buat baca ff aku yang lain nya yaaaa hehehe.

——————

"Terimakasih untuk hari ini. Terimakasih juga untuk telaktiran nya."

Seungcheol tersenyum lalu mengangguk.

Hari ini Sana bisa sedikit melupakan masalahnya. Karena Seungcheol mengajaknya makan eskrim dan mengajaknya berjalan di sekitar sungai Han. Ya, walaupun dengan pakaian yang sangat-sangat tertutup.

Tapi, Sana menikmatinya.

Ini memang bukan kencan, tapi mereka tetap menghabiskan waktu bersama. Berdua.

"Aku juga senang mengajakmu pergi. Kau terlihat murung akhir-akhir ini. Apa ada sesuatu?"

Sana tersenyum kecil. "Tidak. Hanya saja, mungkin sebentar lagi aku akan pergi. Lusa, adalah acara keluarga. Kakak-kakak ku pulang."

"Jadi... Kau akan pergi?"

Sana mengangguk. "Mau tak mau. Aku kan hanya menumpang disini." Ujarnya terkekeh.

"Datanglah kapanpun. Pintu rumah kami selalu terbuka untukmu."

Sana memaksakan tawanya untuk meredakan debaran yang tiba-tiba muncul. "Dasar pembual."

"Aku serius."

"..."

"Datanglah kapanpun. Entah apa itu situasinya. Sedih atau senang, datanglah jika memang tidak ada tempat tujuan."

Rona merah mulai terlihat dipipi Sana. Ia menggigit bibir dalamnya. Tapi, tetap saja, rasa hangat terasa dipipinya.

"Jangan menunjukan ronamu untuk sembarang orang." Ujar Seungcheol dengan mengusap pipi Sana yang berujung semakin membuatnya memerah.

Sana hanya tersenyum gugup.

"Masuklah. Disini dingin." Titah Seungcheol.

"Kau tidak masuk?"

"Sebentar lagi, aku akan kedepan sebentar."

Sana mengangguk. "Baiklah. Kalau begitu aku masuk."

Seungcheol mengangguk.

"Sana?"

Sana berhenti dan membalikan badannya. "Ya?"

Seungcheol terlihat menyunggingkan senyum nya lantas menghampiri Sana dengan langkah besar dan secepat kilat ia merengkuh tubuh Sana membuat Sana menghangat.

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang